Bagian 2 - Sorry

3.2K 268 0
                                    

"Baal..." ucap (Nama kamu).

"Hmmm..." Iqbaah hanya berdehem, matanya masih fokus pada novel yang berada ditangannya.

"Oohh, jadi novel itu lebih menarik yaa ketimbang wajah cantik nan kiyutt gue" cibir (Nama kamu) yang mulai kesal karena sedari tadi Iqbaal sibuk sendiri.

'Brak...' (Nama kamu) menggebrak meja lalu berdiri.

"Lo kenapa sih?" tanya Iqbaal bingung.

"Au ahh..." jawab (Nama kamu) asal. Mata (Nama kamu) menelusuri sekitar, hingga dapat menemui orang yang ia kenal.

"Ranz!" pekik (Nama kamu).

Ranz pun menengok. Tak lama senyumnya mengembang. (Nama kamu). Gadis yang ia sukai.

"Kantin bareng yaaa" pinta (Nama kamu).

Ranz hanya mengangguk lalu mengajak (Nama kamu) pergi.

Iqbaal menatap kepergian (Nama kamu) dengan senyum mirisnya.

"Lo gak tau sih seberapa deg-degan nya kalo deket lo. Gak tau kenapa, yang jelas itu yang gue rasain sekarang..." gumam Iqbaal.

***

[Line]

iqbaaldr : (Nama kamu)! [read]

iqbaaldr : jangan cuma di read

(namakamu) : apa

iqbaaldr : masih marah ya?

(namakamu) : menurut lo?

iqbaaldr : jutek banget sih

(namakamu) : lagian gimana sih rasanya di kacangin dari pagi?

iqbaaldr : tengok belakang deh

[Off]

(Nama kamu) menutup Line nya seraya mendengus sebal. (Nama kamu) mengikuti perintah Iqbaal di Line untuk menengok ke belakang.

Di sana. Tepat di belakang (Nama kamu). Iqbaal berdiri dengan boneka teddy bear berukuran besar yang menutupi wajahnya.

"Eneng (Nama kamu) jangan marah atuh sama akang, nanti akang sama siapa?" Iqbaal menggerak gerakan bonekanya, seolah-olah boneka itu lah yang berbicara.

(Nama kamu) masih mematung, tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya.

"Sorry..." ucap Iqbaal, kini ia menurukan boneka yang semula menutupi wajahnya. Wajah yang kini menggambarkan penyesalan.

"Sorry..." lagi-lagi Iqbaal mengeluarkan kata-kata itu.

'Hhh...' (Nama kamu) mendengus kesal. Tak lama kepalanya mulai mengangguk memaafkan Iqbaal.

"Lo kenapa jadi baper gini?" tanya (Nama kamu) dengan intonasi yang lembut.

"Gue baper juga sama lo doang kali..." ucap Iqbaal terang terangan.

(Nama kamu) mengerti. (Nama kamu) paham. (Nama kamu) peka atas rasa yang Iqbaal miliki padanya. Namun (Nama kamu) tak bisa memulai duluan. Maka dari itu ia menunggu. Menunggu. Dan menunggu. (Nama kamu) tersenyum miris membayangkan sampai kapan ia harus menunggu.

"(Nama kamu)..." suara Iqbaal menyadarkan (Nama kamu). "Lo gak papa?" sambung Iqbaal.

"Gak papa" (Nama kamu) tersenyum. "O iyah... mau ngapain?" tanya (Nama kamu) linglung.

"Lo lupa sama konser 1D?" Iqbaal memperlihatkan tiket konser One Direction di GBK.

"Astagaa... gue gak inget!" (Nama kamu) menepuk jidatnya.

"Nih..." Iqbaal menyodorkan boneka teddy bear berwarna pink yang sedari tadi ia pegang.

(Nama kamu) meraihnya dengan tatapan bingung, "Buat gue?".

"Yaiyalah... Masa gue bawa lagi? Itu perjuangan loh buat dapetinnya. Gue harus rebutan sama anak kecil" gerutu Iqbaal. Mengingat perjuangannya mendapatkan boneka itu membuat Iqbaal merasa dongkol.

"Eh apa ini?" tanya (Nama kamu). Ia merasakan tangan nya memegang sesuatu di punggung boneka.

"Baju?" Alis (Nama kamu) mengernyit.

Iqbaal tersenyum kemudian membuka plastik baju dan membuka lipatan baju tersebut. Iqbaal mendekatkan baju yang ia pegang dengan baju yang ia pakai.

Baju Iqbaal terdapat bacaan 'I Love '. Sedangkan (Nama kamu) terdapat bacaan 'One Direction'.

"Aaaa makasih Baal" ucap (Nama kamu) yang tanpa sadar memeluk Iqbaal.

"Ehhh..." akhirnya (Nama kamu) sadar lalu melepaskan pelukannya. (Nama kamu) hanya menundukan kepalanya. Ke dua pipinya bersemu.

Iqbaal tersenyum kecil, "Udah cepet ganti sana" ucap Iqbaal.

(Nama kamu) mengangguk lalu memberikan hormat pada Iqbaal, "Siap boss!" ucapnya yang di susul kekehan mereka berdua.

***

(Nama kamu) menatap pantulan dirinya di cermin. Baju yang Iqbaal beri tadi ia masukan ke dalam celana jeans. Rompi yang menghiasi bajunya. Dan terakhir sepatu Nike berwarna hitam. Sepatu yang sama seperti yang Iqbaal pakai, karena mereka membeli nya bersama ketika jalan-jalan sebulan yang lalu.

(Nama kamu) mengambil SLR dan tas kecil yang sudah ia persiapkan.

'Cklek...'

"Lama banget sih" gerutu Iqbaal dengan wajah cemberut.

(Nama kamu) tertawa kecil, "Baal, ootd yukk" ajak (Nama kamu).

"Boleh deh, buat eneng mah minta hati akang aja akang kasih" ucap Iqbaal lalu menghampiri (Nama kamu) yang sedang berdiri di depan cermin.

'Ckrek...'

Satu potret dengan pose, Iqbaal yang merangkul bahun (Nama kamu) sedangkan (Nama kamu) merangkul pinggang Iqbaal.

"Masukin ig yaaa!---" belum sempat melanjutkan kata katanya, (Nama kamu) sudah di beri pelototan Iqbaal. "--- di crop kok kepalanya" lanjut (Nama kamu) seraya unjuk gigi.

Iqbaal menyubit gemas pipi (Nama kamu). Sedangkan (Nama kamu) meringis.

TO BE CONTINEUD!!!

Copyright ©2015 by "SRMWulanda"

RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang