"apa gue salah? Mencintai dua orang sekaligus?"
- Yudha atuyasanjaya"Jika kamu mencintai nya, maka kejarlah. Jika itu bisa membuat kamu lebih bahagia."
-Yura Andharaniya.Hujan deras mengguyur kota Bandung di sore hari. Yura duduk di bangku halte bus, menunggu bus atau jemputan. Sedari tadi, tidak ada bus satupun yang datang.
Yura mencoba beberapa kali menelpon temannya. jika Yura menelpon kakaknya, pasti bakalan sibuk dengan kerjaannya. Apalagi sekarang banyak pemasukan kerjaan lebih dominan tinggi.
Kesal, itulah yang dirasakan oleh Yura saat menunggu. Salah satu cara dia untuk meminta bantuan, yaitu kepada Yudha.
Yudhaaa~
dha?
Sibk gak?
Boleh jemput aku gak?
Aku dari tadi nunggu bus gak dateng2Tak ada balasan dari Yudha. Seketika Yura teringat sesuatu, lelaki itu bakalan sibuk bersama sang kekasih nya-- Ara.
Rasa takut menghampiri Yura, perempuan itu berpikir untuk pulang jalan kaki. Tetapi, dia takut akan dua hal.
Pertama, kalau jalan kaki itu akan jauh ke rumahnya.
Kedua, disituasi sore dan hujan. Takutnya dijalan ada apa-apa yang membuat dia celaka.
Ting!!
Yudhaaa~
Lo dimana sekarang?
Gue jemputGak jadi dha, pasti kmu sibuk.
Gak sibk gue
Ara lagi ngerjain tugasnya, gue tinggalin.
Pasti Lo di halte kan?
Otw.Tapi dha...
Tak ada balasan dari Yudha, rasa bersalah menghantui Yura. Dia tidak mau mengganggu Yudha sama sekali, andaikan dia tidak menghubungi Yudha pasti tidak akan seperti ini.
Yura tak mau mengacaukan hubungan mereka berdua, ingat. Yudha dan Yura hanya sahabatan.
Apakah Yura memendam perasaan nya?
Jawaban Yura ialah masih bingung antara rasa sahabat dan rasa suka itu bercampur aduk.
Beberapa menit kemudian, mobil hitam BMW datang dihadapan Yura. Perempuan itu menatap kaca mobil.
Tin..tin...
Yura tau, Yudha menyuruh nya untuk masuk kedalam mobil.
Dengan cepat Yura masuk kedalam mobil, dia duduk di bangku belakang. Tak ada percakapan setelah Yura masuk, mobil pun melaju.
Diperjalanan suasana ini sangat canggung. Yudha fokus menyetir mobil, sedangkan Yura berusaha untuk membuka topik.
"Dha?" Sahut Yura.
"Hmm."
"Emmm... Ara gimana?" Tanya Yura pelan, namun masih terdengar oleh Yudha.
"Ara sibuk ngerjain tugas, gue bosen nungguin dan gue main ponsel. Dikacangin, yaudah gue pergi ninggalin dia tanpa pamit." Jawab Yudha, perempuan itu sangat terkejut atas jawaban dari Yudha.
"K-kalau Ara marah gimana?" Tanya Yura.
"Itu urusan gue, bisa gue jelasin." Jawab Yudha.
Oh, udah jadi urusan dia ya?
Tak terasa sudah sampai diperkarangan rumah Yura, dengan cepat Yura turun dan berlari mengitari mobil.
Yura mengetuk kaca mobil Yudha, Yudha menurunkan kaca mobilnya.
"Makasih ya dha, maaf juga kalau ngerepotin. Mau mampir dulu?" Tawar Yura.
"Gak ra, terimakasih. Gue mau jemput Ara. Duluan."
Setelah menolak tawaran Yura, lelaki itu langsung melesat pergi. Yura melihat itu sedikit terkejut tapi itu hal biasa baginya.
Beda banget
Annyeonghaseo!!!!
The first, ini cerita pertama aku.
The second, mutlak dan secara asli dari pemikiran aku sendiri. selama aku tinggal di asrama, aku hampir nulis sebuah cerita di buku tulis. Sampai dua buku aku bikin cerita ini.
And, aku ucapin makasih buat sepupu yang selalu suport dan temen temen di asrama yang selalu menyemangati.
Bye! See you di part selanjutnya!
Salam jiziw💚✨🌹