Mobil melaju dengan kecepatan yang normal, saat berpindah jalur pun sangat baik, bahkan sang penguji sudah mengatakan kalau dia sudah lulus, tetapi lelaki yang baru saja mengikuti tes tersebut menolak untuk menerima simnya, dia berkata "jangan lulusin saya dulu donk, masa cepet banget lulusnya, bikin gagal ya".
Sang penguji memukul papan kertas dengan pulpennya, lalu menghembuskan nafasnya, pengujinya ini sudah sangat sabar menghadapi lelaki yang baru saja legal usianya dan sudah ingin membuat sim namun tidak mau diluluskan, sang penguji dibuat heran oleh lelaki didepanya ini, pasalnya banyak sekali pria dewasa yang ingin cepat-cepat lulus ujian sim, tetapi lelaki didepannya ini malah terus meminta untuk tidak diluluskan.
Tanpa menjawab apapun sang penguji pergi untuk mengambil surat keterangan lulus ujian sim a pemuda itu, namun pemuda itu berlari menahan langkah sang penguji "jangan lulusin gw donk plis"
Penguji itu lagi-lagi menghembuskan nafasnya panjang "kenapa si lo nggak mau lulus hah?!"
Lelaki itu terkikuk mendengar pertanyaan sang penguji, jujur saja dia tidak ingin cepat lulus karena si sang penguji yang memiliki paras yang cantik, dia sangat senang saat dirinya di uji oleh mbak binta ini, nyalinya terlalu kecil untuk meminta nomor telpon dan mengajaknya keluar, dia sadar kalau dirinya dan mbak binta itu terpaut cukup jauh umurnya, belum lagi pasti mbak binta akan risih kalau dirinya mengajak keluar apalagi hanya untuk sekedar makan, ketemu saja saat pengetesan sim.
"Nggak ada alesan kan?, oke biar adil dan biar lo mikir make otak gw kasih tau kenapa gw mau lulusin lo dan lo harus lulus malahan, denger baik-baik pasang kuping lo yang gede, pertama lo udah lulus semuanya dengan nilai yang sempurna, kedua LO UDAH NGULANG TES INI SELAMA 20 KALI ANJING!"
Semua pasang mata menatap keduanya, mbak binta sih santai, tapi kalo juna sudah malu setengah mampus, gimana nggak malu mereka sudah menjadi tontonan publik ditambah tadi mbak binta ngomong kasar, galak memang namun mukanya sangat manis bagi juna, "mbak binta saya malu banget loh" bisik juna di kuping mbak binta.
Seolah tidak mendengar mbak binta malah berteriak lagi "GW BOSEN NGELIAT MUKA LO SAMA MUJI CARA NGENDARAIN LO YA!, ngantuk gw anjing kalo lo nyetir, makanya lo lulus ngerti!" mendengar semua alasan itu juna pun hanya bisa mengangguk dan membiarkan mbak binta pergi menyerahkan kertas ujian simulasi juna.
Setelah mbak binta pergi juna menunggu didepan dan bersiap diri untuk bilang sesungguhnya ke mbak binta, yak dia mau bilang kalau dirinya menyukai mbak binta, dia pikir ini hari terakhir dirinya bertemu mbak binta makanya dia akan menyatakan perasannya dengan modal nekat sih ini.
Tak menunggu lama-lama mbak binta akhirnya keluar untuk memberitahu ke juna untuk segera masuk kedalam untuk proses pembuatan sim, "heh bocah masuk gih sana poto abis itu....." mbak binta menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tiba-tiba saja dirinya lupa "nggak tau deh udah sana masuk nanti dijelasin didalem kok!" ucapnya sambil memukul lengan pemuda itu.
Juna menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka suaranya, mbak binta menatap heran ke juna yang menarik nafas dalam-dalam, setelah menghembuskan nafasnya juna menatap mata mbak binta dengan serius, jantung berdebar lebih kencang dari biasanya, mungkin ini debaran paling kencang yang pernah juna rasakan "mbak gw mau jujur sama lo.....gw suka sama lo" setelah berucap itu juna langsung berlari dari hadapan mbak binta tanpa menunggu jawaban apapun.
Namun mungkin itu keputusan paling baik yang juna pilih karena setelah juna berlari mbak binta meload sebentar perkataan juna lalu "bocah prik".
-The End-
Tokoh
Hwang Sinb
as
Mbak Binta
Park Jeongwoo
as
Juna
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Sim
Fanfictionpemuda yang selalu gagal dalam ujian simnya walau dia sangat baik dalam mengendarai. Kenapa dia tidak lulus? (short story)