"Setidaknya, masih ada bab selanjutnya untuk pertemuan yang akan datang"
Semuanya sudah dipersiapkan, segalanya.
Musim dingin ini akan segera berakhir, dan kau pula harus segara pergi
.
"Apa kau melihat [Name]?"
"Tidak, memangnya ada perlu ada kau dengannya Michael"
"Ada hal yang harus ku urus dengannya, aku duluan"
.
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menikmati sisa waktu yang ada di kota ini, kehidupan ini(?).
Biarkan sang Nabastala menemani hari-hari mu ini dari jerat jaring yang ada
"Aku pikir aku bisa terus bersamamu.."
"Kurasa tidak selamanya"
"Aku juga ingin belajar banyak darimu.."
"Tidak selamanya orang di sekitarmu akan terus berada di sisimu. Seperti musim salju.."
"Musim.. Salju.?"
"Singkat saja, datang dan pergi tanpa diminta, semuanya punya hal baik buruk. Seperti manusia punya sifat baik buruknya.."
Duduk di bangku kayu, tubuh yang mulai tertutupi oleh salju yang mulai menipis
Kenapa setiap pertemuan selalu ada perpisahan?-
"Setidaknya, aku sudah pernah melawan kau Michael. Itu sungguh menyenangkan"
"Aku berharap kita bisa bertanding dilain kesempatan"
"Hey! Aku juga ingin duel denganmu [Name]!"
"Hahaha, tentu. Tidak ada yang melarang"
Banyak obrolan yang diperbincangkan diantara mereka, dari yang serius sampai yang sepele
Kini, Michael dan [Name] kembali menikmati hari yang dingin dimalam hari walau kadang sang rembulan tak pernah tampak di bumantara
"Apa kau akan kembali?"
"Kuusahakan akan kembali"
"Sesibuk itukah dirimu itu [Name]?"
"Ya.. Susah untuk dijelaskan kau tahu? Menjadi bagian dari anggota fourseason itu susah. Kami hanya keluar disaat musim yang telah ditentukan datang"
"Apa kalian tak pernah keluar bersama-sama?"
"Mungkin hanya saat pergantian musim? Jarang kami berkumpul bersama. Kau tahu hampir setiap musim itu indah tapi juga ada yang buruk, seperti musim salju ini mungkin akan ada badai salju atau apa. Jadi disaat giliranku untuk berkenala mencari jawaban dari dunia sangat jarang untuk berinteraksi dengan banyak orang ya.. Anggap saja ikut turnamen itu untuk menenangkan pikiran"
"Ha? Jadi kemarin hanya karena itu?"
"Ya! Dan pertama kalinya aku menemukan orang yang seperti dirimu!"
"A-aku?"
"Ya, agak aneh jika aku dengan bahasaku sendiri tapi pertemuan kita, pertandingan kita, dan segala hal yang kita lakukan saat awal kita bertemu hingga saat ini telah mengisi memori dalam kepingan salju"
-
"Ada yang lihat dimana [Name]?"
"Tidak, coba tanya Michael"
"Hey Michael! Apa kau lihat [Name]? Kau kan biasa bersamanya"
"Pagi ini aku belum lihat, kurasa dia ada di kamarnya. Mau dicek?"
"Tentu, ayo!"
-
"Hey [Name]! Dimana ka–"
"Kamarnya kosong?"
Pinta kamarnya terbuka lebar, menyisakan kasur yang sudah rapi dan tidak ada barang miliknya sama sekali. Yang tersisa hanya surat yang tertutup oleh pin berbentuk kepingan salju
"Ayo buka dan baca"
“ Kepada Jin, Michael, dan yang lainnya
Maaf jika membuat kalian sedikit panik di pagi hari yang sudah disambut sang mentari. Aku harus segera pergi ke arah yang lain atau mungkin aku mencari rumah di dunia ini(?)
Sebenarnya aku akan pergi ditengah malam, dan wow– i did it. Perjalanan kalian masih jauh didepan sana.
Perjalananku dan Skyler juga masih jauh. Sebenarnya aku juga ingin belajar banyak dari kalian semua sih.. Tapi kita akan selalu punya waktu dilain kesempatan!Terimakasih sudah mengisi musim ini dimana ribuan kepingan salju turun dimuka bumi ini. Terimakasih telah ikut serta mengisi warna dalam kehidupanku.
Aku tau kau– kalian mungkin tak akan mengerti apa yang dimaksud dengan perkataan atau tulisan yang ku buat pikir ini, itu bukan masalah besar!Teruslah melangkah! Kita akan bertemu disaat renjana kembali membawa kita bersama
Datang dan pergi, seperti musim yang lain
Tertanda..[Name] & Skyler
㆒᮫ᨗ᪼𖠄 ⋆
.
.
.Wow–
I'm done?
-Rzlin.19 → RizuLin
KAMU SEDANG MEMBACA
First Snowflake [Michael White x Femreader] ♛Limerence Project [√]
FantasySetiap kepingan salju punya rahasia Masing-masing, seperti kau dan aku. Keajaiban di dunia ini akan selalu ada, bahkan dalam keadaan apapun.. Bertemu di hari itu, saat kepingan salju pertama turun. Menyimpan kenangan dua jiwa di tanah ini. -·-·-·...