"tak segalanya kan selalu utuh dalam genggam tangan"
Setiap orang pasti akan dilanda oleh tanda tanya yang besar dalam dirinya
Seperti gadis ini, sekarang saja sedang heran kenapa rombongan yang kemarin ia ajak bicara terus mengikutinya, menguntit?
Percayalah, terkadang jikalau digemari oleh banyak orang itu tidak enak. Apalagi kalo udah kelewatan
Pertandingan kemarin. Bukan pertama kalinya dirimu melihat mereka, apalagi pemuda dengan surai coklat terus. Namanya seperti tenar dimana-mana
-
"Hey [Name]! Kemana kau akan pergi di hari yang dingin ini?"
Ya.. Bagaimana kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan bukan?
Kau tak menggarisbawahi pertanyaan yang terus melontar sampai sebuah tangan menyentuh bahumu
"Aku harap kau tak terus mengacuhkan kami, kemana kau akan pergi?"
Baiknya, sang pemuda yang bahas sebelumnya- Michael menuntut penjelasan darimu
"Apa setiap pertanyaan harus dijawab dalam kehidupan ini? Yang jelas aku ada urusan, terserah mau ikut atau tidak. Bye"
-Terus mengurung diri dalam rumah terkadang tak baik, bahkan sampai tak mengetahui apa yang terjadi di dunia luar
Salju di kasih sirup marjan enak ga sih?
Banyak orang yang menjuluki dirimu sebagai gadis salju
Entahlah, orang bilang gadis yang selalu datang disaat musim dingin tiba. Apalagi selalu memberi kesan dingin
"Sayang sekali, padahal aku masih ingin membuat boneka salju. Heran"
-
"Hey Michael kemana dia pergi?"
"Entahlah, tapi dia seperti memasuki area hutan"
"Bukankah kemarin dikatakan bahwa di sana ada seperti monster?"
"Lebih baik cepat periksa daripada tidak"
Hutan yang tertutupi oleh salju, selimut putih lembut tersebut akan terus menusuk dengan dingin hingga semuanya bagai kabur
'Di mana dia..'
-
"-- .- .- ..-. / -. --- -. .- / -- .- -. .. ... --..-- / -.- ..- / .-. .- ... .- / .... .. -.. ..- .--. -- ..- / .- -.- .- -. / -... . .-. .- -.- .... .. .-. / -.. .. ... .. -. .."
"Diam kau monster sialan"
Api biru dari sang monster yang kini terus bergumam, bahwa akan membunuh sang gadis salju ini
"Sialan kau"
"Lebih baik kabur saja kakak"
"Kau juga, dasar jouska. Kalau aku mati kita gagal melanjutkan perjalanan kita"
"[Name]!"
-
Fokus kini mulai hancur hanya karena seruan dari pemuda tersebut, jangan pernah mengacau jikalau tak ingin kena resiko
"DIAM DI SANA DAN JANGAN MENDEKAT"
"KAU PIKIR KAMI AKAN DIAM JIKALAU KAU SENDIRI DALAM BAHAYA?!"
"AKU TAHU LEBIH SAMPAI MANA BATASKU"
suara dari pedang pada kuku sang monster terdengar keras di atas selimut lembut tersebut
Warnanya mulai tak suci lagi. Tepat disana saat lengah, sang monster terbunuh oleh serangan sebilah pedang dan serangan dari sang partner sejati
-
"Ayo ajarkan aku bermain pedang seperti itu!"
"Maaf, aku tidak membuka kelas Jin."
"Ayolah! Aku yang merupakan ksatria harus tahu cara bermain pedang"
"Itu benar, kami juga ingin"
"..."
"Kak [Name]? Kau kenapa?"
Kau hanya termenung menatap secangkir coklat panas digenggaman tanganmu
Rasanya seperti deja vu
"Kenapa kau tak bisa mengajarkanku?"
-
Faktanya kau kan terus menaruh keraguan terbesar dalam diri sendiri, kenapa semuanya terjadi begitu cepat
Andai ada tombol replay mungkin pen liat jeda adegan kawan nyanyi balon ku ada lima saja
Waktumu tak banyak, hanya sampai musim dingin ini berakhir dan kau harus pergi. Lagi.
"Berhenti mengikutiku"
Sang pelaku yang mengikutimu terus keluar dari persembunyiannya, oh. Jelas. Michael white.
"Ada perlu ada?"
"Tidak ada, mungkin kau bisa ajarkan aku beberapa trik"
"Trik pertama dalam pertandingan adalah percaya pada monkartmu"
"Sudah ku lakukan"
"Lalu usahakan tenang dalam kondisi apapun"
"Sudah ku coba"
"Terakhir..
..buang semua rasa ragumu, biarkan sang alam semesta menjadi saksi atas tindakanmu."
"Ha?"
-
"Tidak setiap alasan bisa dijelaskan"
-Rzlin
KAMU SEDANG MEMBACA
First Snowflake [Michael White x Femreader] ♛Limerence Project [√]
FantasySetiap kepingan salju punya rahasia Masing-masing, seperti kau dan aku. Keajaiban di dunia ini akan selalu ada, bahkan dalam keadaan apapun.. Bertemu di hari itu, saat kepingan salju pertama turun. Menyimpan kenangan dua jiwa di tanah ini. -·-·-·...