***
Sore itu Raditya bersepeda memutari komplek tempat ia tinggal. Berhenti sejenak di taman ketika letih mendera. Duduk menghadap beragam bunga indah yang tertanam. Meminum seperempat botol air mineral yang sempat ia bawa dari rumah.
Menikmati sejuknya angin di sore hari sembari mengitari pandangannya ke penjuru taman. Seketika tatapannya tertuju pada salah satu pembeli di kios yang terletak tak jauh dari tempat ia duduk.
Terlihat seorang gadis sedang mengantri di depan kasir hendak membayar barang belanjaannya. Sibuk memandangi parasnya, Raditya tidak sadar bila objek yang ia pandangi membalas tatapannya.
Di lihatnya gadis itu mengerut kening samar ketika mendapati Raditya memandanginya intens.
Merasa bila itu tidak penting, gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mengabaikan jantung Raditya yang berdetak kencang ketika sadar tatapannya dibalas oleh sang gadis.
Tersenyum kecil, Raditya berucap dengan pelan, "Cantiknya."
***
Sepulang bersepeda, Raditya tersenyum sepanjang jalan mengingat paras cantik gadis yang sempat ia pandangi.
Memarkirkan sepedanya di garasi, Raditya berjalan memasuki rumah. Sebelum bunyi klakson mobil menghentikan langkahnya. Menolehkan kepalanya ke arah pagar yang sedikit terbuka. Ia melihat sang ayah yang mengeluarkan sedikit kepalanya melalui jendela kemudi.
"Bukain pagernya dong ganteng," ujar Ayah.
Mendengus pelan, Raditya berjalan pelan membuka pagar tersebut lebar-lebar. Membiarkan ayahnya memarkirkan mobil disebelah sepedanya.
"Darimana nih Cah ganteng??" Tanya Ayah, sembari berjalan ke arah Raditya setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi. Merangkul pundak anaknya yang sedikit lebih tinggi.
"Sepedahan Yah, muterin komplek," jawab Raditya. Dan hanya dibalas anggukan oleh sang penanya.
Dua orang ayah dan anak tersebut berjalan membuka pintu sembari berteriak, "Bunda!"
Ketika sedang melepas sepatu dan kaos kaki, terlihat sang bunda berjalan kearah keduanya, "Aduhh, kok bisa barengan gitu sih," ujarnya mengambil alih tas ayah.
Bukannya menjawab, ayah justru bergerak untuk mencium kening sang istri dengan lembut.
Raditya yang menyaksikan kejadian tersebut hanya tersenyum maklum sambil mengelus dada, "Sabar Dit, sabar," gumamnya.
"Bun, Adit mau ke atas dulu ya," ucap sang Anak sembari berjalan ke arah tangga, "Mau mandi dulu, gerah abis sepedahan," lanjutnya.
Memasuki kamarnya yang dominan berwarna abu-abu. Raditya berjalan kearah lemari, mengambil sepasang kaus dan celana pendek untuk ia pakai selepas mandi. Dan mengambil handuk yang terletak pada jemuran kecil yang disimpan di depan kamar mandi.
Ia bergegas membersihkan diri selepas bersepeda. Beberapa menit setelahnya, Raditya selesai membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi. Tak lupa mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan hairdryer.
Raditya berjalan keluar kamar menuruni tangga menuju dapur. Dilihatnya bunda dan ayah sudah duduk manis menunggu dirinya yang baru selesai mandi.
Duduk didepan sang ibu, lantas mengambil nasi dan lauk pauk yang tersedia di meja makan. Setelah berdoa bersama, mereka memakan makanan dengan tenang.
Raditya diajarkan untuk tidak berbicara ketika makan. Kata ayah, itu tidak sopan. Lagipula berbicara ketika makan hanya akan berakhir tersedak.
"Bun, Yah, Adit keatas duluan ya," ujar sang Anak setelah menghabiskan makanan di piringnya.
"Iyaa, jangan tidur malem-malem ya, Nak," jawab Bunda dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Raditya yang berjalan kearah kamarnya.
***
Starring;
Raditya Nalendra
23/06/2022
©jaenueen
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Fanfictionser·en·dip·i·ty /ˌserənˈdipədē/ fakta tentang sesuatu yang menarik atau menyenangkan yang terjadi secara kebetulan ----- Raditya tidak pernah tau, bahwa pertemuannya dengan seorang gadis di taman dapat membuat hidupnya berubah drastis. ft. Watanab...