"JOOO!!" teriak ibuku lagi dari lantai bawah sejak 10 menit lalu yang tiada henti hentinya meneriakkiku untuk bangun dan bersiap-siap menghadiri Seminar apa-lah-itu disekolahku. Yang jelas, aku tidak peduli dan aku tidak akan mengangkat bokongku dari tempat tidur sepagi ini, membuka mata saja aku tidak sudi untuk acara sialan itu. Jadi aku sedikit menggerakkan kepalaku mencari-cari posisi ternyaman diatas bantal ini.
Aku menghembuskan nafas panjang dan tersenyum puas telah menemukan kenyamananku.
"JOOOO!!! 2 MENIT ANAKKU SAYANG SEBELUM AIR YANG SEDANG KUREBUS INI MENDIDIH" teriak Ibuku lebih kencang lagi. Oh apa hubungannya bahwa air itu akan mendidih dengan aku?
"JOAAAA" teriak ibuku, lagi. Badanku mengelak untuk bangkit, aku memang tidak mau. Tapi dipikir-pikir aku pasti akan bangkit dari tempat tidurku ini karena pertama, pihak sekolah mewajibkan seluruh murid beserta orang tua atau pendampingnya menghadiri acara itu. Kedua, ibuku pasti tidak akan berhenti merujukku untuk bangkit dari tempat tidurku. Aku juga tidak bisa kembali tidur kalau ibuku terus teriak-teriak seperti itu. Kesimpulannya aku pasti datang keacara itu.
Aku berdiri dan keluar dari kamar sambil menghentak-hentakkan kakiku karna jujur aku belum ikhlas bangun sepagi ini di hari Sabtu.
"Aku sudah bangun." teriakku dari tangga lantai atas dengan sedikit mendongakkan kepalaku kebawah untuk melihat Ibuku. Ibuku berlari kecil mendongakkan kepalanya keatas lalu memamerkan giginya tanpa berhenti mengelap sendok-sendok ditangan kirinya. Aku membalasnya dengan senyuman datar dan berlalu ke kamar mandi.
Oh tidak tidak. Aku tidak akan mandi. Jadi aku menyikat gigiku, mencuci muka, dan tentunya buang air besar.
Aku menggunakan celana panjang dan kaos putih polos."Joaquina" panggil Ibuku sambil mengoleskan roti dengan selai kacang dan menambahkan cornflakes diatasnya. Aku mempercepat langkahku dan duduk di salah satu dari 4 kursi di meja makan. Aku memakan rotinya dan Ibuku meninggalkanku untuk bersiap-siap.
Kenapa ia tidak mandi dan bersiap-siap sebelum membangunkanku saja? Jika iya, berarti kan aku mempunyai waktu lebih untuk tidur, lagi pula aku sangat cepat dalam bersiap-siap karna aku tidak pernah melakukan apa yang disebut mandi pagi.
Satu jam kemudian Ibuku turun dari lantai atas. Kita berangkat, dan aku mengendarai mobilku sementara Ibu duduk disebelahku.
"Yang bener saja Bu?! Jam 7?!!Acaranya mulai jam 12!!" teriakku.
"Aku hanya tidak mau kita terlambat sayang" jawab Ibuku sambil meneguk airnya. Astaga Ibu padahal jarak antara rumah dan sekolahku hanya 15 menit. Aku bisa saja memutar balikkan setir dan balik lagi kerumah tapi aku tahu apa yang akan ia katakan dan aku memilih untuk diam.Begitulah aktivitas di Sabtu pagi, karena tiap Sabtu pagi Ibu dan aku pasti pergi, entah ke mall atau kemana pun itu. Aku tinggal hanya bersama Ibuku. Ayah dan Kakaku hilang, bukan hilang sih lebih tepatnya mereka meninggalkan Aku dan Ibuku saat usiaku dibawah setahun.
Tiba tiba Ibu memegang tanganku dan aku tersadar bahwa aku hampir melamun tadi. Aku membuka jendela kaca mobil, mengeluarkan kepalaku dan melihat sekitar. Aku membuang nafas panjang dan menengok kesebelah kanan menyadari seorang lelaki berambut ikal dengan sepedanya sedang tersenyum memamerkan gigi nya dengan sangat sangat lebar menatap kearahku. Apa-apaan lelaki ini? Dia ini idiot atau apa? Sontak aku langsung memasukkan kepalaku dan menutup jendela mobil, menunggu-nunggu lampu merah itu berubah menjadi hijau. Aku menoleh kesebelah menyadari bahwa lelaki itu masih dengan ekspresinya dengan sedikit mendongakkan dagu nya keatas dan memperlebar senyumannya. Aku takut dan bingung dengan apa yang ia lakukan. Aku menoleh kearah Ibuku mendapati dirinya sedang sibuk memainkan handphonenya.
Untung saja tidak lama kemudian lampu berubah menjadi hijau dan mobilku langsung melaju cepat