"Maka dari itu, sangat penting untuk kalian menentukan pilihan yang tepat dalam memilih jurusan kuliah nanti." blah. Sudah dua jam aku disini mendengarkan orang itu memberi tips-tips kepada kita, murid-murid SMA disini, bagaimana caranya memilih jurusan kuliah yang tepat setelah kami lulus nanti. Aku sangat bosan, maka dari itu aku memilih untuk mendengarkan lagu dari iPodku saja.
"haaii." panggil seseorang, entah darimana datangnya suara itu dan ditujukan kepada siapa, jadi aku memilih untuk tidak mencari tahu darimana suara itu dan melanjutkan untuk mendengar lagu di iPod-ku.
"cantik." panggil orang itu lagi dan aku yakin dia berada tepat disebelah kananku karena suaranya kencang sekali dan berhasil mengalahkan suara lagu dari iPod-ku. Tapi kalau ia disebelah kananku berarti kemana ibuku?
Secara spontan aku menengokkan kepalaku ke sebelah kanan dan yang kudapati adalah lelaki ikal bermata hijau tadi pagi. Dengan senyumannya yang sama.
"kemana orang yang duduk disini tadi? sebelum dirimu?"
"hmm tidak tahu? kenapa kau menengok ke arah diriku setelah ku panggil cantik? apakah itu namamu? atau kau merasa terpanggil karna kau merasa dirimu cantik?" tanya si ikal itu.
Tanpa menanggapi si ikal itu, aku memilih untuk meninggalkan kursiku dan meninggalkan ruangan seminar.
"To: Ibu.
Aku menunggu dimobil, bu.
From: Joa."
Sembari menunggu Ibu dimobil aku memutuskan untuk kembali mendengarkan lagu yang sempat terputus tadi karena si ikal itu. Masa bodoh dengannya, aku tidak peduli. Tapi pertanyaannya, apa yang ia lakukan disini?
- - -
03:10
Sudah 10 menit setelah seminar itu selesai, hampir seluruh orang dari sekolah sudah berhamburan keluar untuk meninggalkan tempat ini. Tapi, Ibuku belum juga muncul. Apakah Ibu belum membaca pesanku tadi ya?
Akhirnya aku memutuskan untuk mencari Ibuku, setelah panggilanku tidak diangkat sebanyak dua kali.
"TOLONG! TOLONG! TO-"
Tunggu-tunggu, apakah itu suara Ibu? Aku menyipitkan mata kearah dua lelaki bertubuh besar dibelakang semak-semak tempatku bersembunyi yang sedang berusaha membekap mulut seorang wanita.Oh tuhan wanita itu benar-benar Ibuku.
Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari kearah dua lelaki itu dan memukul punggung laki-laki yang menggunakan baju bewarna merah. Lelaki itu langsung membalikkan tubuhnya kebelakang untuk mencariku, namun dengan gerakan cepat aku langsung meninju mukanya dari arah kanan dengan kekuatan semaksimal mungkin yang membuatnya meringis kesakitan. Selagi dia memegangi wajahnya yang kupukul tadi, aku memukul kembali punggungnya yang mengakibatkan ia terjatuh. dan untuk sentuhan terakhir, aku menendang kemaluannya dan si merah ini pingsan.
Tinggal satu lagi, lelaki yang berpakaian serba hitam, yang sedari tadi melingkarkan tangannya di leher Ibuku dan berusaha membekap mulutnya. Dengan satu pukulan tepat dibibirnya, lelaki itu jatuh pingsan. dan tepat bersamaan dengan lelaki itu ambruk, aku mendengar seseorang berteriak, kencang.
Aku menoleh kebelakang, dan menemukan si ikal tadi sedang berteriak, sambil menutupi kedua telinganya dengan jari jari tangannya menatap kearah aku dan Ibuku layaknya gadis-gadis yang sedang histeris bertemu idolanya.
Apa-apaan dia ini?
Dengan itu, aku memeluk Ibuku dengan singkat yang masih terlihat ketakutan dan kebingungan dan membawa nya ke mobil.