• Selamat Membaca •
Menjadi siswa kelas 12 membuat Jasmine sibuk bukan kepalang. Jasmine harus menyiapkan diri untuk ujian-ujian mendatang. Biasanya hari-hari yang dilalui hanya bermain handphone dan juga nongkrong. Tapi tidak dengan sekarang, pembelajaran tatap muka akan berlangsung mulai minggu depan. Padahal jiwa santai sudah mulai menyatu dengan raga Jasmine.
Aku Jasmine Anggraini siswi kelas 12 yang bersekolah di SMK 1 Dirgantara, satu sekolah dengan Arka Wijaya. Arka itu sahabatku yang sudah seperti keluarga bagiku. Dia sangat baik padaku yang membuat aku jatuh cinta padanya. Tapi sayang, dia sudah punya pacar. Aku tidak tau kenapa Arka jatuh hati padanya. Sudah ah tidak perlu membahas Arka terlalu detail, takutnya kalian jatuh hati padanya.
Senin kali ini tidak terlalu horor tapi tidak untuk minggu depan. Siswi seperti aku bakalan membenci hari senin, karena harus bangun lebih pagi untuk mengikuti upacara bendera. Sekarang aku sedang menikmati senin terakhir dihari libur sebelum senin yang horor menerorku. Bunyi perut yang sudah tidak tahan minta untuk diisi membuatku harus meninggalkan lautan kapuk yang tidak ada empuk-empuknya. Layaknya zombie yang berjalan seperti tak bernyawa adalah aku. Muka kusut ditambah rambut yang tidak tertata dengan rapi menambah kesan seperti gembel dipagi hari.
"Selamat pagi."sapaku pada semua.
"Pagi sayang."balas mama.
"Mau makan apa hari ini?"
"Nasi goreng?"imbuhnya.
"Boleh."balasku.
Sembari menunggu nasi goreng buatan mama, aku menilik sekilas papa yang sedang terlihat sibuk di meja makan. Aku tidak tau apa yang sedang papa kerjakan sampai aku saja diacuhkan. Terkadang aku berfikir, karyawan biasa seperti papa apakah ada pekerjaan yang sangat penting sampai-sampai papa jarang pulang? Sedikit mencurigakan tapi aku harus tetap bersyukur mempunyai tulang punggung seperti papa. Berfikir positif adalah salah satu caraku untuk mengapresiasi kerja kerasnya.
"Kamu kenapa liatin papa kaya gitu?"sentaknya.
"Ah sial aku terciduk sedang mengamati papa."tutur batinku.
"Tidak, papa terlihat sangat sibuk sekali sampai aku datang saja tidak sadar."keluhku.
"Kamu kan tau papa kerja kantoran, pasti ada aja yang harus papa kerjakan."
"Sampai jarang pulang ke rumah ya pa?"
Hening, tidak ada jawaban dari mulut papa. Apakah aku sudah keterlaluan menanyakan tentang itu? Aku rasa tidak. Wajar bukan seorang anak bertanya seperti itu kepada orang tuanya. Akibat pertanyaan ku keheningan melanda kita beberapa menit sampai akhirnya nasi goreng buatan mama tersaji di meja.
"Kalian kenapa?"heran mama.
"Saya berangkat dulu."ucap papa sembari meninggalkan meja.
"Ini bukan di kantor yang harus menggunakan bahasa baku."ucapku menghentikan langkah papa yang hendak mengambil tas kerja.
"Tidak sopan kamu."gertaknya.
"Tapi kan..."
"Sudahlah Jasmine."potong mama.
Mama menghampiri papa kemudian mengulurkan tangan berniat untuk mencium tangan papa. Papa membalas dengan mencium kening mama.
Angga Saputra dan Rini Wulaningsih nama papa dan mama aku. Dulu, papa begitu romantis ke mama dengan panggilan sayangnya. Tetapi sekarang tidak lagi. Bahkan untuk menunjukkan sikap sayangnya saja sudah tidak terlihat. Mama selalu menunggu papa pulang sampai larut malam tapi brengseknya papa tidak pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalen | On Going
Fanfiction"Arka, bisakah kau lihat aku sesekali?" "Bukankah aku sudah sering melihatmu Jasmine?"tanyanya. "Maksudku bukan itu Arka, tapi..." "Aku tau Jasmine, tapi maaf." "Sudahlah, ayo pulang."lanjutnya. © 2022 - pujaatp - cr. cover