2

12 1 0
                                    

• Selamat Membaca •

Berjalan seorang diri tidak membuatnya takut. Rasa takutnya hilang entah kemana digantikan dengan rasa penasaran. Di seberang sana, Jasmine melihat sosok yang mirip papanya atau itu memang papanya. Senyum itu, senyum yang sangat jarang papa tampilkan di depan aku dan mama. Tapi, papa tersenyum lebar dihadapan wanita itu.

"Ada hubungan apa papa dengan wanita itu."pikirnya.

Jasmine hanya berdiam diri ketika papa dan wanita itu masuk ke mobil lalu pergi. Rasa penasarannya semakin tinggi.

"Apakah harus mengikuti papa?"

"Tapi udah malem juga. Gimana kalau gue ajak Arka."

Merogoh saku celananya yang ternyata kosong. "Sial, gue gak bawa hp."umpatnya.

Terpaksa mengurungkan niatnya untuk mengikuti papa, Jasmine melanjutkan perjalanannya untuk membeli mie goreng.

Jalanan terlihat sepi sehingga menciutkan mental Jasmine. Tidak terlihat motor atau pejalan kaki berlalu lalang. Biasanya ramai, apa karena sudah jam sepuluh lebih orang-orang sudah pada tertidur.

Ditengah perjalanan setelah membeli mie goreng, Jasmine dihadapkan dengan dua orang laki-laki yang terlihat mabok. Jasmine acuh tak acuh walaupun perasaannya sedang gelisah sekarang.

"Kiw cewe, sendirian aja neng."godanya.

Jasmine tetap melanjutkan perjalanannya sembari mencari ide supaya tidak di catcalling.

"Kok berani sih keluar malem sendirian? Sini abang temenin."

"Hahaha bro jual mahal amat dia. Padahal kalo diajak juga mau."

Jasmine menggeram marah mendengar ucapan laki-laki brengsek itu ditambah suara ketawa congaknya.

"Wih kok berhenti neng? Mau ya sama abang?"Jasmine tetap diam tidak membalas.

"Yoi bro, mana ada sih cewe yang gamau sama kita."

"Kalian bisa lihat saya?"tanya Jasmine.

"H-hah? Ahahaha basi amat woy."mereka tertawa terpingkal-pingkal.

"Lo gabisa nipu kita cuy, lo kira gue percaya?"

"Jangan berpikir kalo kita mabok terus percaya sama omongan lo."

"Sial anjing, ini gue harus gimana."

Mereka mendekati Jasmine dengan tersenyum remeh. Jasmine meremang perasaannya mulai takut. Perlahan mundur ke belakang dan meneguk ludahnya kasar.

"Cih kenapa? Takut ya."remehnya.

"Arka, tolongin gue."

"Tadi katanya, kalian bisa lihat saya?"lanjutnya.

"Bibir kamu merah banget ya, enak kayaknya kalau gue cium."sembari mengamati bibir Jasmine.

"Eee kenalan dulu dong cantik, nama gue Reza. Kalau temen gue namanya Riski."

Jabatan tangan mereka tidak dibalas Jasmine, hanya dilihatnya sampai tangan mereka ditarik kembali.

Reza mendekati Jasmine yang membuat Jasmine mundur selangkah. Tangannya mencoba meraih pipi Jasmine tapi berhasil ditangkis olehnya.

"Lo jangan kurang ajar ya."sewotnya.

"Wih wih udah bisa bela diri."tepukan tangan Riski berhasil membuat Jasmine geram.

Ambivalen | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang