Bagian : SATU

47 1 0
                                    

Happy reading..🤗




ABIAN ABRAHAM / bian
GRACIA PUTRI / cia

"Grab grab"
Suara langakah kaki, anggap aja yekan.

Kini netra cia pun tertuju pada seorang pria yang menghampiri arahnya, cia tertegun dengan sosok yang ada dihadapanya sekarang..
Pria dewasa, tanpan, dan terlihat berwibawa menurutnya...cia bersorak senang di dalam hatinya dengan sorot mata berbinar memuji.

"Ehh... bian kemari ada yang ingin kami bicarakan"
cia dan kedua orang tuanya mereka menatap kagum pada pria yang bernama abian.

Bian hanya menganggukan kepala nya saja.

"Wahh... pria tampan, sangat cocok dengan anak kami iya kan pah?"

"Iya mah cocok dengan gracia" ucap ayah cia.

Kedua orangtua bian hanya tersenyum menanggapi ucapan kedua calon besan nya.

Bagaimana dengan cia ? Sudah tentu gadis itu sedang tersenyum senyum yang tak luntur dr wajah dan pipi cuby nya sampai ia tak sadar ada pria yang mengamati wajahnya dengan tajam.

"Baik semuanya sudah lengkap, mari kita mulai pada intinya saja."

"Ayah ingin menjodohkan kamu dengan anak rekan kerja ayah, ayah membicarakan perjodohan kalian cukup lama dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk di bicarakan"

Tentu saja kedua manusia yang sedang dibicarakan tersebut menatap dengan terkejut dengan apa yang ingin orang tuanya biacarakan, apalagi untuk cia sekolah saja ia belum selesai dan sekarang ia dikejutkan untuk dijodohkan dengan pria dewasa dihadapannya saat ini.
Dan begitupun bian, ia sendiri pun terkejut dengan ucapan sang ayah yang sama sekali spontan, dijodohkan ? Dengan anak SMA tidak ada dalam benak nya ayahnya akan menjodohkan nya dengan bocah pikirnya.

"Ta.."
Baru saja bian ingin bicara, ayahnya lasng memotong ucapanya.

"Cukup bian ayah sudah lelah memikirkan mu, sekarang sudah waktunya kamu memiliki kehidupan yang lebih serius, tidak ada bantahan"

Bian menghembuskan nafasnya kasar.

"Khem." Ayah cia memecahkan keheningan.

"Karna sudah jelas, kami putuskan pembicaraan ini selesai, dan kalian akan segera menikah"

"MUTLAK"
ucap mamah bian dan cia.
Cia melotot dengan ucapan kedua wanita tersebut, dengan berbarengan.

"Lucu" batin cia.

Cia emang aneh!!

"Sudah waktunya kami pulang, dan kalian tetap disini untuk lebih mengenal satu sama lain"

"Bian jangan lupa antar gadismu pulang dengan selamat nanti oke"
Ucap mamah bian, bian yang sudah malas hanya mangut mangut saja.

"Kita pulang duluan, ciaa mamah pulang dulu sayang..."
Ucap bunda cia.

Setelah kedua orangtua mereka pergi terjadi keheningan beberapa detik sampai suara cia berbicara, memecahkan keheningan yang baru saja terjadi.

"Em..o-om.." ucapnya gugup

"Shitt, om ? gadis buta"
Ucap bian mengumpat.

"Saya bukan om kamu, gracia!!"

"Ehehe.. maaf om eh maaf maaf"

"Saya abian, panggil saya bian"

"Ha? tapi kan om eh maaf kan lebih tua dari cia, masa cia panggil nama si kan gasopan..."

"Hmm panggil saya kakak saja, itu lebih baik. Dan satu lagi saya bukan om om asal kamu tau umur saya masih 23 tahun paham Gracia?!!"

"E-emm iya iya cia paham kak" ucapnya gugup.

"Bagus."

"Berapa usiamu ?"

"Umur cia 18 tahun, cia sekolah kelas 12 kak"
Ucapnya dengan senyum khasnya.

Tidak terlalu bocah, pikir bian.

"Apa kamu setuju dijodohkan dengan saya?"

Cia berpikir sejenak dengn tangan menopang wajhnya, "sangat imut" batin bian.

"Gatau" ucap cia mengangkat bahunya.

"Baik saya anggap kamu setuju, lalu kita akan mulai pada fase pendekatan"

Yaelah segala fase"an wk

"Boleh boleh kak bian ganteng cia suka"
Ucapnya tertawa ringan.

Bian tersenyum miring.

Hanya dengan perkataan anak gadis yang ia baru kenal itu kini sudah membuat detak jantungnya tidak normal.

Setelah mereka bebincang bincang kini keduanya sedang menikmati makanan yang sudah tersaji dihadapannya.

"Enak" ucap cia yang sedang memakan eskrimnya dengan seluruh wajah penuh dengan bercak eskrim.

"Shitt bocah ingusan"
Ucapnya pelan.

"Ha ? Kak bian tadi bilang apa, cia ga denger"

"Tidak bukan apa apa, lanjutkan makanmu lalu kita akan pulang"
Ucap bian yang hanya di balas gumaman kecil dari cia.

"Dasar bocah"

"Ish cia kan emang bocah kak, buktinya cia masih sekolah terus cia juga baru buat KTP kemarin trus cia juga belum nikah terus cia juga sering dikatain anak kecil sama temen temen cia berarti cia emang masih kecil kak bian..."
Ucap cia tanpa jeda.

Bian menatap jengah dengn perkataan gadis di depan nya ini.

"TERSERAH" balas bian.

"Ck. Kak bian ga seru!!"
Cia merengek bak bocah.

"Bodo!!"

"Cih! Gadis manja"
Ucapnya pada gadis di hadapanya.

"Ihh apaan sih, gasopan banget tau gak"
Ucapnya sambil menghentakan kaki mungilnya.

Pria itupun melirik sinis.
"M A N J A" ia kembali mengulang perkataan nya, melihat arah pandang gadis tersebut.

"Mamahhhh...cia di ledekin om om huaaa..."
Ucapnya berteriak dengan wajah yang mulai sembab.

"Sialan"
"Saya bukan om om GRACIA!!"
Kini mereka sudah berada di luar tempat tsbt ya karena cia berlari akibat ulah bian, dan tetu saja bian mengejarnya. Bisa bisa kepala bian hilang di penggal sang ayah jika membuat gadis itu hilang.

"Menyusahkan!!"
Umpatnya dengan meraup wajahnya kesal.





##

Spoiled girl & arrogant manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang