0.2

887 120 21
                                    

Jaemin terbangun dari tidurnya, lelaki tampan itu sedikit mengerang saat kepalanya terasa pusing.

"Arghh sialan! Berani-beraninya kucing nakal itu mempermainkan ku. Akan ku cari tahu siapa dia, dan akan kuberikan balasan yang setimpal."

Lelaki tampan itu beranjak dari kasur dalam ruangan VIP tersebut. Memeriksa ponselnya yang terdapat beberapa pesan dari sekertarisnya, memintanya untuk segera ke kantor.

Jaemin mengernyit heran. Ia sudah akan membalas pesan tersebut saat ponselya berdering, Pria tampan itu pun langsung mengangkat panggilannya.

"Ya .. ada apa?"

"Maaf mengganggu waktu tuan sepagi ini. Tapi .. ada suatu hal penting yang mengharuskan tuan untuk datang ke kantor sekarang juga."

"Ada apa sebenarnya?" Tanya Jaemin lagi, lelaki tampan itu sudah berjalan keluar dari bar yang didatanginya semalam menuju kearah mobilnya.

"Ada masalah serius yang terjadi dikantor tuan." Jaemin dapat mendengar dengan jelas suara sang Sekretaris yang terdengar sedikit gusar.

"Saya akan segera kesana dalam 30 menit." Jaemin mematikan sambungan telpon lalu bergegas memasuki mobilnya. Pertama, ia akan kembali kerumahnya terlebih dahulu untuk membersihkan diri.

Berusaha tenang, Jaemin memacu mobilnya. Menginjak kuat pedal gas hingga mobil itu melesat kencang, membaur dengan ratusan kendaraan lain yang melintasi jalan raya.

Dalam waktu 30 menit, akhirnya mobil Jaemin berhenti tepat pada parkiran khusus roda empat dikantornya tersebut. Lelaki tampan itu pun langsung bergegas kearah lift untuk menuju kearah ruangan kerja miliknya.

Dalam perjalanan ke arah kantornya tadi, Jaemin bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang terjadi? Dan masalah besar apa yang dimaksud?

Jaemin merasa perusahaan besar nan megah miliknya itu baik-baik saja ditangannya.

Ting!!

Begitu pintu lift terbuka, semua karyawan pada bagian pemasaran tampak berada diseluruh penjuru sudut ruangan. Berdiri tegak mengabaikan pekerjaan mereka, dan lebih memilih memandang ke satu arah tanpa menyadari keberadaannya.

Mengikuti arah pandangan para karyawannya, Jaemin berjalan menyusuri bilik-bilik meja diikuti tatapan terkejut para karyawannya yang baru menyadari keberadaan dirinya disana.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Tanya Jaemin.

Para karyawan tak ada satu pun yang menjawab, mereka semua lebih memilih untuk diam dan menundukkan kepala.

"Jaemin .." Jeno berseru saat melihat Jaemin yang sudah berada dikantor.

"Apa yang terjadi disini?" Tanya Jaemin, meminta penjelasan dari sahabatnya.

"Sebaiknya kita segera ke ruanganmu Jaemin. Kau akan tahu semuanya nanti." Jeno membawa Jaemin kedalam ruang kerja miliknya.

Saat pintu ruangannya terbuka, Jaemin menatap tajam seseorang lelaki bertubuh ramping yang sedang berdiri dengan santai. Lelaki dengan surai hitam legam itu sedang menghadap kearah jendela kaca yang menampilkan pemandangan diluaran sana.

"Kau!! Siapa yang mengijinkan orang asing memasuki ruangan kerjaku?" Jaemin meninggikan suaranya.

Sedetik kemudian Jaemin dapat melihat lelaki itu saat ia membalikkan tubuhnya, menampilkan wajah yang dihiasi senyuman sinis dengan sangat jelas kepadanya.

Lelaki yang terbilang manis menjurus cantik dengan senyuman miring yang terpatri pada wajahnya berjalan mendekati Jaemin.

"Aku tidak akan berbelit-belit, karena itu sangat memuakkan." Ia menatap kearah pintu ruang kerja Jaemin yang masih terbuka lalu kembali tersenyum.

"Apa yang kau maksudkan disini? Dan siapa kau yang dengan lancangnya memasuki ruangan kerja milikku?" Jaemin menatap lelaki dihadapannya itu, dahinya mengernyit saat mengenali aroma parfum yang digunakan lelaki dihadapannya.

Lelaki manis itu, Park Jisung .. menatap Jaemin dengan senyuman mengejeknya sambil bersedekap dada. "Milikmu?" Si manis mengulang perkataan Jaemin, seolah meledek.

"Kau bukan lagi direktur Neo Group, Na Jaemin." Ucapan Jisung membuat para karyawan disana terkejut.

"Apa maksud dari perkataanmu?" Jaemin memandang tajam lelaki dihadapannya itu.

"Haruskah aku menegaskannya sekali lagi?" Jisung mendengus, menatap Jaemin yang menampilkan wajah datarnya. "Kau bukan lagi direktur Neo Group!" Aura kebencian menguar jelas dari perkataan yang dilontarkan Jisung. "Kau seharusnya sadar dimana tempatmu sekarang!"

Jaemin memandang Jisung remeh lalu terkekeh. "Kau pikir aku akan percaya omong kosong yang kau katakan tadi?" Jaemin memincingkan matanya memandang lelaki manis itu.  "Tidak akan!"

Jisung tersenyum sesaat lalu menoleh kearah seseorang didalam ruangan itu. "Kau ingin bukti? Baiklah akan aku berikan buktinya kepadamu, agar kau segera bangun dari mimpi mu itu!"

Jisung mengisyaratkan orang itu untuk mendekat. "Berikan dokumen pengesahan itu Kak Mark .."

Jaemin menatap tak percaya kearah sahabat baiknya itu, orang kepercayaannya selama ini.

"Maafkan aku, Jaemin .." Mark berucap lirih.

"Jangan meminta maaf Kak Mark. Lelaki sepertinya pantas untuk mendapatkan ini semua!"

Rahang Jaemin mengeras. Mata tajam lelaki tampan itu menelusuri setiap tulisan yang telah mengesahkan lelaki berkulit putih itu menjadi direktur Neo Group menggantikannya.

"Kau tidak mempunyai hak atas Neo Group ini lagi setelah tuan Kim memberi wewenang penuh kepadaku sebagai Direktur Neo Group yang baru." Tatapan benci terus saja dilayangkan Jisung kepada Jaemin.

"Kau tidak bisa melanggar apapun yang sudah ditetapkan oleh tuan Kim. Karena kau sendiri juga telah mentandatangani lembar pengesahan itu."

Jaemin menatap lelaki yang memandangnya dengan penuh kebencian itu. Mengeratkan giginya yang bergemelatuk, Jaemin dengan kasar meremas kertas-kertas didalam map itu, menumpuknya menjadi satu.

Srakkk!!

Srakkk!!!

Srakkk!!!

Merobeknya menjadi tiga bagian lalu melemparnya begitu saja dalam ruangan itu.

Jisung tersenyum puas, tak memperdulikan keadaan sekitar ia hendak melangkah kearah tempat duduk yang menjadi miliknya sekarang.

"Park Jisung!"

Langkah kaki Jisung terhenti saat namanya disebut oleh orang yang begitu dibencinya. Dengan cepat, lelaki manis itu berbalik dengan wajah dinginnya.

"Jangan mengucapkan namaku dengan mulut kotormu itu! Kau tidak pantas untuk memanggil namaku!"

Jisung menatap Jaemin tajam saat lelaki tampan itu berjalan mendekatinya.

"Aku hanya berusaha mengingat nama Direktur baru dari Neo Group. Apa salah?"

Sreggg !!!

Tangan Jisung ditarik dengan kuat hingga tubuh semampainya bertubrukan dengan dada bidang Jaemin.

"Lepaskan sialan! Lancang sekali kau!" Jisung meronta, berusaha melepas genggaman tangan Jaemin pada lengannya.

"Kau ingin bermain-main denganku? Silahkan saja, tapi ... akan ada balasan setimpal dari apa yang sudah kau lakukan hari ini!" Jaemin berucap dengan nada dinginnya, menatap mata bulat lelaki manis itu.

"Kau pikir aku takut dengan ancaman lelaki tidak bermoral sepertimu? Tentu saja tidak!" Suara Jisung melengking dalam ruangan itu membuat Jaemin menyeringai.

"Tidak perlu menunjukkan sikap perlawananmu didepanku sekarang. Karena hal itu akan membuatku bertindak liar kepadamu. Tunggu dan nikmati saja nanti, Stripper Andy." Ucap Jaemin dengan suara datarnya lalu meninggalkan ruangan kerja itu.

"Brengsek!!"

Jisung menatap tajam kepergian Jaemin. Lelaki manis itu mengepalkan tangannya kuat, menahan emosinya yang meluap-luap.

TBC.

Make A WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang