4. Fitting Baju

4 2 0
                                    

Elvegara tengah menikmati permainan yang tengah dimainkannya. Tangannya dengan lincah menekan layar handphonenya.

Sesekali Elvegara mengumpat ringan saat musuh di game tersebut membunuh karakternya. Meskipun begitu, beberapa menit kemudian permainan tersebut selesai dengan hasil kemenangan diraih oleh tim Elvegara.

"Mampus!!" Teriak Levi, teman Elvegara. Pemuda tampan tersebut tersenyum lebar kearah Elvegara.

"Gimana?" Levi menaikturunkan alisnya membuat Elvegara menyeringai lalu berdecih.

"Gue emang gak pernah raguin lo" Elvegara menepuk pundak temannya kemudian bangkit dari duduknya.

Bersamaan dengan itu handphone yang digenggamnya berdering. Ternyata panggilan dari Bundanya, dengan sigap Elvegara menjawab panggilan tersebut.

"Assalamualaikum El"

"Waalaikumussalam Bunda, kenapa?"

"Kenapa gak read chat Bunda?"

"Maaf El lagi di basecamp, kenapa Bun?"

"Kemarin kan Bunda udah bilang, hari ini jadwal kamu fitting baju sama Jihan"

Elvegara menepuk dahinya, dirinya benar benar melupakan hal tersebut. Kalau begini dirinya pasti akan di omeli habis habisan oleh Bundanya.

"Yaudah El jemput Jihan sekarang"

"Gak usah, Jihan udah dari tadi nunggu di butik. Mending El cepetan nyusul sana"

"Iya Bun, kalo gitu El tutup yah. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam, hati hati El"

Tut

Elvegara segara mengantongi handphone-nya lalu berlari lari kecil menuju mobilnya. Kemudian dengan kecepatan sedang Elvegara menuju butik yang beritahukan oleh Bundanya kemarin malam .

Beberapa menit kemudian pemuda tersebut telah sampai di lokasi yang diberitahukan oleh Bundanya. Tanpa basa basi lagi Elvegara segera masuk kedalam bangunan bertingkat tersebut.

Benar saja, saat memasuki bangunan tersebut tatapan Elvegara langsung tertuju pada seorang gadis dengan seekor kucing di pangkuannya. Gadis itu tampak tersenyum lebar dengan tangannya yang mengelus pelan bulu kucing tersebut.

"Lo udah lama disini?" Tanya Elvegara. Jihan yang awalnya sibuk dengan kucing kini menatap Elvegara.

"Hah? Enggak kok, gue juga belum lama disini" Ucap Jihan. Semenjak kejadian beberapa waktu yang lalu, Jihan lebih berusaha mengontrol emosinya. Kejadian di dapur Elvegara membuat Jihan tersadar bahwa tidak selamanya emosi di nomor satukan.

"Sorry, gue tadi lupa kalo ada jadwal fitting baju" Kata Elvegara sambil menggaruk tengkuknya tak enak hati.

"It's okay. Yaudah gue langsung milih bajunya sekarang?" Tanya Jihan. Elvegara mengangguk kemudian duduk di sofa samping Jihan.

Jihan segera keruang gaun. Mencoba satu persatu gaun yang sudah dipilih oleh mamahnya serta Bunda Vriya.

"El?"

Dengan gaun yang melekat ditubuhnya, Jihan berjalan ke depan Elvegara. Pemuda tersebut mengerutkan dahinya melihat penampilan Jihan.

"Gak. Terlalu terbuka" Tolak Elvegara. Jihan kembali masuk keruang gaun.

"El?"

"Gak. Masih terlalu terbuka"

"El?"

"Gak. Lo kayak biduan" Tolak Elvegara lagi membuat Jihan mendengus kesal.

Living with Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang