Over/life

2 0 0
                                    

Over/life

Hidup tak lagi sepadan untuk diperjuangkan. Dunia berputar menuntun waktu untuk terus berjalan. Serta tuhan yang memiliki rencana untuk setiap orang. Dan sepertinya ini rencana tuhan untukku.

Aku sudah lelah. Kupikir, ini merupakan titik akhir bagiku. Dan tinggallah aku yang tergantung di langit-langit apartemenku. Aku hanya ingin pergi.

Aku tidak tahan lagi dengan dunia ini.

"Apa kau menyesal dengan apa yang telah kau lakukan, Kichiro? Mengakhiri hidupmu sendiri seperti ini."

Seorang malaikat perlahan muncul di hadapanku layaknya pecahan cahaya yang bersatu. Di terlihat seperti sesosok manusia yang bersinar dengan nada bicara yang lembut.

"Bawa aku pergi, aku sudah muak berada di dunia ini."

Mayatku tergantung tenang di tengah ruangan ini. Tubuhku menanti untuk ditemukan, sehingga dapat dimakamkan secara layak.

Malaikat melangkah mendekat dan berlutut di sebelahku yang terduduk diam.

"Kau masih memiliki beberapa waktu di dunia, jadi akan kuberi satu permintaan sebelum kuantar ke akhirat untuk di reinkarnasi."

Dia menyentuh pundakku dengan lembut. Aku dapat merasakannya karena kami sama-sama makhluk gaib.

Aku melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan waktu kerja. Waktu dimana biasanya aku terpaksa untuk mencari uang untuk bertahan hidup.

"Tidak... Aku tidak punya permintaan apapun."

Aku kembali mengingat kehidupan sehari-hariku dimana tidak ada seorang pun yang membutuhkanku. Tidak ada orang yang mempedulikanku.

Tidak punya keluarga, sahabat, teman, kekasih, apapun itu. Aku tidak punya siapa-siapa.

"Baiklah, kalau memang kau tidak punya permintaan. Akan kuantar kau ke akhirat."

Malaikat tersebut berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Aku meraih tangannya dan segera bangkit.

Jika dipikir lagi, buat apa aku hidup selama 32 tahun ini.

Bekerja sebagai budak di sebuah korporat kecil yang selalu disuruh dan dimarahi. Aku bahkan bekerja di sana sebagai pekerja yang tidak dikontrak layaknya pembantu.

Rekan kerjaku membullyku hanya karena aku tidak bisa berkomunikasi secara normal. Keparat memang mereka.

Mereka kira aku seperti ini karena mauku?

Hidupku sudah kacau sejak aku masih kecil. Orang tuaku sering berkelahi, pada akhirnya mereka bercerai saat aku masih umur 6 tahun.

Aku tinggal bersama ayahku yang tukang mabuk. Tidak ada hari dimana dia tidak memukulku. Setiap hari adalah neraka bagiku.

Aku tumbuh menjadi pribadi yang pengecut dan takut untuk berkomunikasi. Dan hal itu pula yang membuatku menjadi guyonan oleh siswa di sekolahku. Semua orang menjahiliku. Dan tidak ada satupun orang di sana yang peduli denganku.

Kecuali dia, teman masa kecilku. Namun kami sudah terpisah puluhan tahun lalu. Aku bahkan tidak ingat seperti apa dia sekarang.

Si malaikat lalu menggenggam tanganku dan bersiap untuk mengajakku pergi ke akhirat. Namun, tiba-tiba ada suatu hal yang terbesit di kepalaku.

"H-Hei, boleh aku meminta satu permintaan tadi?"

Malaikat itu berhenti lalu melirik ke arahku.

"Aku... Aku ingin melihat respon orang-orang di sekitarku mengenai kepergianku."

Over/lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang