1<

39 3 0
                                    

Rani membereskan buku-bukunya kedalam tas miliknya, setelah semuanya rapih, Rani pergi dari perpustakaan tersebut lalu pulang ke panti asuhan.

Sebelum itu, dia mampir ke toko buah membeli buah-buahan untuk adik-adiknya nanti. Setelah semuanya selesai, Rani kembali perjalanannya menuju halte bus.

"Kakak, aku ingin duduk" ujar seorang bocah kecil kepada Rani.

Nampaknya bocah kecil itu kesulitan karena ukuran tubuhnya yang terlalu pendek.

"Tentu"

Rani mengendong bocah tersebut dan mendudukkannya di samping tubuhnya.

"Terimakasih"

Bocah itu ternyata sedang memangku seekor kucing ukuran sedang, "siapa namamu?"

"Nama Al adalah Al"

Rani terkekeh, "nama kak Rani adalah Rani"

"Kakak mengikuti gaya bicalaku"

"Habisnya kau lucu Al, lalu siapa nama kucingmu?" Tanya Rani.

"El"

"Al dan El memang sangat keren"

"Dimana ibumu Al?"

"Ibu sedang membeli sesuatu di sana, aku di suruh menunggu disini" jawab Al dengan santai.

Setelah beberapa lama mengobrol, entah kenapa kucing itu menjadi tidak bisa diam, saat itu juga tiba-tiba kucing itu melompat ke tengah jalan bertepatan dengan sebuah truk datang melaju ke arah si kucingnya.

Rani berlari ke tengah jalan untuk menyelamatkan kucing kecil tersebut, lalu mengambil si kucing dan tak sengaja melemparnya ketepian. Rani sendiri belum sempat lari, alhasil dialan yang jadi korban.

Brak!!

Tubuhnya terpental beberapa meter dari halte, jangan tanyakan lagi bagaimana keadaannya, Rani sudah terbaring berlumuran darah di jalan raya, napasnya sudah tidak teratur sampai akhirnya kegelapan menyambutnya.

....

"Euhhhh sakit sekali kepalaku, gara-gara ingatan itu kepalaku hampir pecah" ucap seorang wanita bernama...

Keyna Alicia, yang mana jiwa di dalamnya bukanlah jiwa asli milik keyna, melainkan Rania Arlinda, gadis yang meninggal karena kecelakaan saat menyelamatkan seekor kucing.

Rani telah mengetahuinya, termasuk anak dan suami dari pemilik tubuh asli. Dia hanya mendapatkan beberapa memori dari pemilik asli tubuh ini sebelum dirinya terbangun, dan itu hanya mengenai kenapa dirinya dan suaminya cerai.

"Keyna, aku harus terbiasa dengan nama ini"

Keyna mengambil sebuah cermin yang ada di atas nakas, dia menatap kagum pada wajah pemilik tubuh asli. Hidung macung, kulit putih, buku mata lentik dan bibir tipis pink alami.

"Cantik, dia sangat cantik. Tak akan sulit baginya untuk mencari pria lain setelah cerai dengan suaminya, kan?"

Keyna berjalan keluar kamarnya, disepanjang jalan dia tak henti-hentinya mengagumi interior rumah yang dia tempati ini. Tapi apa ini pantas di sebut rumah? Ini tampak seperti istana, pikirnya.

"Kenapa disini sangat sepi?"

"Apa rumah sebesar ini tidak memiliki pelayan?" Keyna berbicara pada dirinya sendiri.

Keyna cukup kesulitan mencari letak dapur, namun tiba-tiba seseorang datang mengejutkannya.

"Nyonya"

"Ahhh ibu!!" Pekik Keyna.

KeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang