3

9 0 0
                                    

Sudah satu bulan Keyna menjalani hidupnya di dunia tipu-tipu ini. Sampai semua orang rumah sudah biasa melihat perubahan Keyna sejak satu bulan yang lalu.

Wanita kepala dua itu sedang sibuk di dapur. Sudah menjadi kebiasaan Keyna yang selalu memasak setiap hari, sampai rasanya para koki disana pun merasa tidak berguna karena nyonya mereka selalu ngotot ingin masak sendiri.

"Nyonya sebaiknya anda duduk saja, biar kami yang melanjutkan"

"Tidak, aku bosan jika hanya duduk menunggu. Lagi pula sebentar lagi selesai, terimakasih" mereka hanya menghela napas pasrah.

Setelah semua hidangan makan malam selesai, barulah keyna pergi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya.

Setelah selesai, keyna turun dengan dress tidur dibawah lutut, berwarna putih, berlengan panjang. Keyna turun bersama Zeyyan yang ada di gendongannya.

"Mika kau sudah makan malam?" Tanya Keyna saat sudah sampai di ruang makan.

"Kali ini saya sudah makan nyonya"

"Ah sayang sekali, malam ini aku makan sendiri"

"saya akan menemani anda disini sambil bermain dengan tuan muda Zeyyan"

Keyna tersenyum. Zeyyan selalu makan lebih cepat darinya karena bayi gempal itu memiliki nafsu makan yang cukup baik yang membuat Keyna merasa senang.

Keyna mengayun-ayunkan kakinya saat makanan tersebut masuk kedalam mulutnya. Bukan tubuhnya yang terlalu pendek, tapi kursinya yang terlalu tinggi, pikir Keyna.

Sementara mika sedang menggendong Zeyyan di dekat jendela sana.

Keyna jadi teringat Surat cerai yang tergeletak di balik laci meja riasnya. Dia menemukan surat tersebut dari dua minggu yang lalu. Dia sempat berpikir, mungkinkah penyebab dari pertengkaran mereka berdua karena Keyna yang menggugat cerai suaminya?

Padahal selama ini Rani pikir keyna yang akan di gugat cerai oleh suaminya karena telah berani berselingkuh.

Dua minggu yang lalu, dia juga sempat bertanya kepada Mika bagaimana hubungan keyna dulu bersama Zergan.

"Hubungan anda dengan tuan memang tidak baik sejak anda di jodohkan dengan tuan. Di tambah saat itu tuan di jebak oleh seseorang sampai....tuan tidak sadar telah berhubungan badan dengan anda hingga anda hamil"

Dugaannya sepertinya benar, Rani memang memiliki niatan untuk meninggalkan Zergan. Dan Rani tebak, Zergan sudah mencintai istrinya saat dirinya tahu jika keyna hamil anak mereka.

"Nyonya..."

"Ah iya, kenapa mika?" Tanya keyna saat sudah sadar dari lamunannya.

"Tuan muda sepertinya mengantuk, apakah anda sudah menyelesaikan makan malam?" Tanya mika dengan hati-hati.

"Sudah, aku sudah menyelesaikannya. Kemari, biar aku yang membawa bayi gembul ini"

Matanya terlihat sedikit sayu, namun mulutnya tetap berceletoh tak jelas.

"Kami duluan mika"

"Baik nyonya"

Keyna berjalan menuju kamarnya, diperjalanan dia tak henti-hentinya tertawa melihat kelakuanku bayi laki-laki di dalam gendongannya ini.

"Zey lagi ngomel apa lagi cerita, sih? lucu banget"

"Mamamamam bububuuuuu!!" Bayi gempal itu sampai berteriak membuat Keyna tertawa.

"Oh gitu, terus gimana lagi?"

"Bwaaahhh!!"

"Inimah bukan ngatuk, tapi ngajak main"

Tanpa sadar, ada dua orang pria sedang memandangi mereka berdua jauh.

"Istri lo lucu banget, gila.."

Aura dingin yang sangat menusuk, membuat Joan langsung terdiam dan membekap mulutnya.

"Sorry sorry"

....

Keyna bangun lalu mengikat rambutnya. Dia menatap bayi yang masih tertidur pulas di sebelahnya, Zeyyan tidak suka jika ditidurkan di dalam box bayi, dia selalu menangis saat tengah malam.

"Bayi...." Bisik Keyna.

"Bayi...." Keyna terkekeh.

Dia mengambil guling dan menyimpan di sisi kiri Zeyyan. Namun saat dia hendak turun dari atas ranjang, dia mendengar suara ketukan pintu.

"Nyonya, sarapan anda sudah siap" ucap mika aga sedikit berteriak.

"Ya, saya akan turun"

Karena suara mika tadi, Zeyyan jadi terganggu. Bayi gembul itu menggeliatkan tubuhnya, lalu membuka matanya.

"Pagi baby boy...."

Zeyyan tersenyum manis membalas sapaan dari ibunya, tangan mungilnya menggosok-gosok matanya, kakinya menendang-nendang diudara.

Keyna mengendong Zeyyan setelah membiarkan bayi tersebut mengumpulkan kesadarannya selama beberapa menit, lalu membawanya ke kamar mandi untuk mencuci wajah.

Setelah selesai merekapun turun dan pergi menuju ruang makan. Betapa terkejutnya Keyna saat melihat sudah ada seseorang yang duduk disana.

"Bwaaabwaaamamam!"

Keyna menormalkan kembali wajah terkejutnya, dia bergerak mendudukkan tubuh mungil Zeyyan di tempat makan khusus bayi. Keyna duduk tepat disebelah Zeyyan, sedangkan Zeyyan duduk di dekat Zergan.

Keyna mengambil mangkuk kecil berwarna biru yang berisikan bubur yang masih hangat, lalu mengaduknya terlebih dahulu. Untung saja ada Zeyyan, jika tidak ada mungkin suasana akan sangat sepi tanpa celetohan Zeyyan.

"Mamamamama"

"Sabar ya, mommy tiup dulu" setelah meniup nya Keyna pun memberikan suapan pertamanya.

Namun ternyata Zeyyan menolak, bayi kecil itu memuntahkan makanannya kembali hingga sliber miliknya kotor.

"Kok malah di lepeh sih, gak suka ya?" Keyna menatap bubur milik Zeyyan, takut ada sesuatu yang salah dengan bubur ini.

Tak lama Zeyyan malah menangis, tangannya melambai-lambai ke arah Keyna. Keyna pun akhirnya menyimpan kembali mangkuk nya lalu membawa Zeyyan kepangkuannya.

"Kenapa sayang?"

Zeyyan terus mendusel-dusel kepalanya pada dada Keyna, sontak Keyna pun langsung mengerti. Keyna menatap Zergan yang ternyata tengah menatap tajam ke arahnya, lalu dia kembali menatap Zeyyan yang terus merengek menarik kerah baju tidurnya.

"Sshh baiklah, mommy mengerti" Keyna hendak berdiri, namun Zergan terlebih dahulu berbicara.

"Lakukan disana" ucap Zergan, lalu memakan sarapannya.

Keyna menjadi gugup, bagaimana bisa dia menyusui Zeyyan dengan tenang jika berada di sekitar pria menyeramkan ini? Keyna memberikan isyarat kepada Mika untuk mengambil sesuatu.

Setelah itu Mika kembali membawa kain berwarna biru. Keyna menutup bagian dadanya dan Zeyyan, lalu mulai menyusui Zeyyan yang sudah menangis karena lapar.

Zergan menganggam erat sendoknya, mencoba untuk tak melirik ke arah Keyna yang sedang menyusui putranya. Zeyyan berdiri, lalu meninggalkan ruang makan.

Keyna menghela nafas. "Kenapa gak pergi dari tadi aja" gumam Keyna.

...

Zergan membanting ponselnya ke atas sofa, merasa sedikit kesal saat melihat istrinya sangat fokus pada putra mereka sampai tak meliriknya sama sekali.

"Shit! Bagaimana bisa kalah dari bayi berusia 17 bulan?!"

"Dia istriku, nak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang