0.5: The tension, it's getting hotter

15 0 0
                                    

WOAHH SHOUT OUT TO KIM TAEHYUNG! He was born to sing "SINGULARITY" 😍😍😍
(Maap heboh:) ) y'all really need to hear singularity while reading this chap😩
it makes you in your feel😫

———
"Sehun?" aku memanggil namanya mencoba menyadarkannya yang sepertinya tenggelam akan sesuatu. Matanya menatap lurus pada mataku.
Ia tidak mengatakan apapun lagi setelah ia memastikan apa aku ingin ia pergi ke paris.
Apa jawabanku terlalu menyinggung perasaaanya?

Aku tidak mendapat petunjuk apapun soal ekspresi yang sedang ia tunjukkan padaku saat ini.
Aku mencoba mengangkat tanganku, memegang pipinya. Dan ia bereaksi, tangannya ikut terangkat memegang tanganku yang bertengger dipipinya.

"Sehun apa aku salah bicara?" tanyaku akhirnya.

"Aku hanya berharap kau akan menahanku. Aku tidak menyangka kau akan dengan semudah ini melepasku setelah 15 tahun kita bersama."

Aku menjadi bingung saat ini. Mulai mempertanyakan sesuatu yang sudah mulai abu-abu. Yaitu hubungan persahabatan kami.
Disatu sisi aku sangat ingin menahan Sehun agar tidak pergi jauh dariku. Paris bukanlah tempat yang mudah bagiku untuk kukunjungi. Dan aku butuh setidaknya sehari sekali bertemu dengan Sehun.
Namun disisi lain aku sangat ingin ia bersinar dalam bidang yang ia minati. Aku dulu bahkan sempat muak mendengar ia yang selalu berkata bahwa impiannya adalah menjadi seorang koki terkenal dan bekerja di paris saking seringnya ia mengatakan hal itu kepadaku. Dan sekarang impian itu tinggal selangkah lagi, namun kenapa hal itu harus terjadi tepat sekali pada saat kami sedang dalam situasi yang seperti ini?

Tanganku mengusap pipinya pelan, "Sehun, jika bisa aku sebenarnya ingin menahanmu untuk tidak pergi ke paris dan tetap berada di korea agar aku bisa dengan mudah menemuimu kapanpun aku mau. Karena paris bukanlah tempat yang bisa dengan mudahnya kukunjungi bahkan saat aku benar-benar sangat merindukanmu. Tapi, aku tidak ingin kau menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini. Bukankah ini impianmu sejak lama?" jelasku.

Ia terdiam sesaat, "Tapi, kau juga adalah impianku Taeri-ya. Kau bahkan lebih penting dibanding impianku untuk pergi ke paris." sahutnya.

"Sehun aku— "

"Shin Taeri." potongnya sebelum aku sempat menyelesaikan kalimatku.

"Apa kau masih belum paham juga?" tanyanya.

Aku mengernyit tidak mengerti maksud dari perkataannya.

"Aku mencintaimu Taeri." ucapnya.

Hening tiba-tiba datang menyelimuti kami tepat setelah Sehun mengungkapkan perasaannya padaku.
Aku kehabisan kata-kata yang ingin kukeluarkan dan Sehun juga sepertinya sedang menunggu tanggapanku akan ungkapan perasaannya itu.

Aku terkejut bukan main. Tidak memercayai fakta bahwa Park Sehun mencintaiku.
Aku? si Shin Taeri? Park Sehun jatuh cinta padaku?
Itu adalah hal yang lebih mustahil dibandingkan rumor bahwa manusia akan membuat peradaban baru di bulan ratusan tahun kedepan. *teori ngasal bye.

"Apa aku sedang terlihat dalam mood untuk bercanda?" sahutku.

"Apa aku terlihat sedang bercanda?" balasnya berhasil membungkamku kembali.

"Sejak kapan?" tanyaku lagi setelah hening beberapa saat.

Aku ingin tahu sejak kapan tepatnya ia memiliki perasaan padaku.

"Sejak awal bertemu denganmu." ia menjawab tanpa ada keraguan sedikitpun.

"Jangan bilang kau sama sekali tidak pernah terpikir bahwa aku memiliki perasaan padamu?"

Aku menggeleng pelan menjawab pertanyaannya. Memang benar faktanya bahwa aku sama sekali tidak terpikir ia memiliki perasaan padaku. Aku pikir kami benar-benar hanya berada di hubungan persahabatan.

Friends should be stay at them zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang