10.

975 122 2
                                    

Udah tiga hari ini Hanma boncengin Toru pas berangkat dan pulang sekolah. Lebay lagian Toru cuma terkilir biasa, dan tangannya udah berangsur pulih.

Tapi siapa sangka, Hanma dan Toru ngerasa kalau ternyata boncengan satu motor itu enak. Jadi, mereka betah setiap hari barengan.

Sekarang hari Jumat dan Hanma baru aja sampe di rumah Toru sorean sepulang sekolah.

Hanma turun bentar dari motornya buat mampir pamitan ke ibunya Toru yang merupakan ibu rumah tangga.

Kalo ayah Toru emang pulang kantornya biasa malem, jadi pas Sabtu Minggu baru berseliweran di rumah karena weekend itu beliau libur kerja.

"Hanma, ngerepotin banget ya Toru ini," kata ibu Toru.

Hanma ketawa, "Enggak Tante. Kan Hanma yang ngajakin barengan. Toru lagi cedera gitu."

"Apa, orang dia kalo malem main game begadang gitu, udah sembuh kayaknya," ibu Toru curiga.

Toru langsung protes, "Ma, siapa yang begadang. Mama berlebihan."

"Berlebihan apa Ru. Ini Hanma tiap hari bareng sama Toru, pacarnya nggak marah?" ibu Toru malah menginterogasi Hanma.

Hanma tersenyum, "Enggak Tante, gaada pacar kok."

"Hm anak Tante cowok semua sih, kalo ada ceweknya gitu biar sama kamu," gumam ibu Toru nggak pake malu.

Hanma cuma tersenyum malah dia jadi sungkan. Sementara Toru yang berdiri dekat ibunya, memperhatikan Hanma. Pas gitu ibu Toru bertanya lagi, "Tapi Hanma suka cowok nggak?"

"Ah---" Hanma mau menjawab tapi disela Toru.

"Hanma emang suka cowok, gasuka cewek dia Ma," kata Toru. Hanma meringis.

Terus ibu Toru mengucapkan kata-kata terbaik, "Ooh, ya siapa tau, Hanma suka sama Toru."

Hening sesaat dan sebelum ada yang buka mulut, ibu Toru udah berbicara lagi, "Tapi Toru nakal anaknya, nanti Hanma jadi repot kalo sama Toru."

"Ma, ngapain Ma," Toru nggak paham lagi sama situasi ini.

Hanma memilih untuk nggak menanggapi apa-apa cuma tersenyum aja. Aslinya dalam hati dia juga geli sendiri. Hanma udah biasa bercanda apa-sih-gajelas sama ibunya Toru. Tapi yang barusan bercandanya naik kelas.

Hanma jadi mikir, apa hubungan dia sama Toru juga perlu naik kelas. Tapi naik ke kelas apa coba. Mereka udah bersahabat deket banget sampe nggak cuma rukun aja tapi juga nikmatin berantem. Apa yang kurang? Gaada.

Tapi anehnya kalo dirasain lagi, emang ada yang kurang, seperti nggak lengkap. Seperti. Nggak saling melengkapi.

Kenapa gue jadi mikir saling melengkapi sama Toru, kenapa gue malah berharap gini, apa yang gue harapkan dari Toru, dari kita? Salah ini salah, batin Hanma.

Akhirnya setelah basa-basi sebentar, selesai juga ibu Toru nimbrung, dan beliau ke dalem, ganti gangguin adiknya si Toru yang kelas enam SD dan lagi nonton Shaun the Sheep.

Sekarang Hanma dan Toru duduk-duduk berdua aja di ruang tamu. Di satu sofa mereka duduk sebelahan dempetan padahal ada banyak tempat di situ.

Hanma bergumam, "Jadi tangan lo udah gapapa."

"Udah mendingan. Senin gausah bareng lagi gapapa," kata Toru.

Hanma mengangguk, "Kalo gitu gue balik Ru."

"Langsung gitu?" gumam Toru.

"Kenapa?" tanya Hanma.

"Ini kan Jumat, biasanya lo di sini sampe malem," Toru nggak menutupi keinginannya.

Tapi Hanma jelasin, "Gue udah janjian sama Yuji."

Seketika Toru terdiam. Selalu pada akhirnya Yuji, Toru membatin. Segera dia pasang muka senang kemudian menggoda Hanma. "Cie pepet terus," kata Toru.

Hanma tersenyum, "Ru, kayaknya gue bakal confess ke Yuji," kata Hanma yang sebenernya setengah hati.

Hening lama karena Toru gabisa berkata-kata lagi. Sampai akhirnya Toru bilang, "Seriusan, jadi lo sesuka itu sama Yuji."

Hanma mengangguk. Aslinya dia mikir, jadian sama Yuji merupakan solusi, biar Hanma berhenti merasa aneh terhadap Toru.

Hanma sadar kalau perasannya ke Toru itu nggak wajar, juga ambigu, ketika Hanma terus berharap hubungan mereka bisa lebih dari teman. Lebih dari sahabat. Hanma gabisa menghentikan keinginannya.

Tapi bukankah confess ke sahabat itu berisiko merusak pertemanan, dan malah bikin kehilangan doi secara pasti. Apalagi kalau doi nggak suka balik sama kita.

Hanma mikirnya, nggak cuma bikin awkward, tapi gue takut Toru bisa-bisa mundur teratur dari persahabatan kita, dan gue malah kehilangan doi selamanya.

Ah, Hanma menghela napas dalam hati.

Soal Yuji, Hanma suka beneran sama Yuji, cuman perasaannya itu seperti kakak ke adik. Holy sh- Hanma ngerasa buruk sebenernya, seakan dia jadiin Yuji pelarian.

Saat Hanma lagi konflik batin, tiba-tiba Toru berkata, "Kalo gue bilang jangan?"

"Maksud lo?" Hanma nggak paham.

Toru bilang, "Jangan jadian, nanti gue gaada temennya."

"Lo bercanda kan?" Hanma tertawa getir.

"Haha iya," jawab Toru.

Iya kan, Hanma mikir, buat apa lo bilang gitu ke gue, Toru, nggak mungkin lo serius menghalangi gue sama Yuji kan. Nggak mungkin.

fallingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang