s e p u l u h

2K 197 32
                                    

"ANJIR SEO LO BARU NGAPAIN??" ucap Gimyung setelah selesai dengan kegiatannya di kamar mandi.

 ia melihat Seo yang sedang terkulai lemas diatas kasur sambil ngos-ngosan. wajahnya memerah sampai telinga serta sprei yang penuh dengan cairan kental berwarna putih dimana mana.

Seo hanya menoleh ke arah Gimyung sebentar, lalu tertiba menutup matanya dan ketiduran. capek di., nyolo tadi keluar 5 kali anjir.. Gimyung cuma dua kali. 

Gimyung hanya menghela napasnya dan menggendong Seo ke sofa depan. mengganti spreinya, lalu membersihkan titid Seo dan selangkangannya yang penuh dengan cairan kental berwarna putih itu dengan tisu basah dan menggendongnya kembali kedalam kamar.

"gila. cakep banget pacar gua kalo lagi tidur gini" Gimyung memandang wajah Seo sambil memeluk Seo yang terlelap dari samping. 

cup

Gimyung memberikan kecupan manis di pipi Seo. habisnya, Gimyung tidak tahan. pacarnya ini cakep. banget. banget banget banget. 

Gimyung lantas mengecup seluruh wajah Seo karena gemes. terakhir, kecupan itu ia daratkan di bibir indah milik Seo. sedikit mengerinyit saat ia merasa bibir Seo terasa aneh, tidak manis seperti biasanya. ini pahit. 

ia terduduk sambil berpikir. kenapa bibir Seo terasa pahit? segera dibongkarnya tas Seo dan... walla!! sebungkus rokok batangan. 

"oh, pantes lo ga mau gue cium tadi ya?" gumam Gimyung sambil menatap tajam ke arah Seo yang sedang terlelap. "hm, mulai nakal" 

Gimyung memang melarang Seo untuk merokok sejak mereka tinggal bersama. karena Gimyung tidak ingin Seo jatuh sakit terus mati karena kebanyakan ngisep rokok. plus, Gimyung tidak suka asap rokok. sekalinya Seo merokok, Gimyung akan marah.

dirematnya sebungkus rokok itu dan ia buang keluar jendela. entah ada angin apa, Seo terbangun. kayanya masuk angin karena tidurnya telanjang. 

"mmh.." Seo terduduk sambil mengucek matanya. dilihatnya Gimyung yang sudah berdiri didepan kasur dan menatapnya serius. sontak Seo takut dan kaget. 

"apa Gim?" 

"kemaren jajan apa?"

Seo terdiam. memangnya kemarin jajan apa? rasanya nggak ada deh?

"nggak ada kok"

"bohong."

"ih beneran gaada"

Gimyung menatapnya agak tajam kali ini. 

Seo berpikir keras, lalu terlintas sesuatu dipikirannya. rokok. kemarin ia beli rokok dan ia hisap 4 batang. 'njing Gimyung emangnya tau? perasaan gua ga ijinin dia deh tadi?' batinnya. 

"jawab. jangan melamun."

"rokok" jawabnya sambil menunduk. 

"kenapa dibeli? gua udah larang lo kan? lo mau gua marah lagi? " Gimyung memberikan sedikit penekanan pada kalimat terakhirnya. 

Seo menggeleng cepat. ia tak mau Gimyung marah padanya seperti yang lalu lagi. Gimyung mendiaminya selama sebulan dan benar benar menganggapnya tak ada. jika Seo berusaha menyentuh tubuh Gimyung maka Gimyung akan memberinya bogeman mentah. dan Gimyung tidak tinggal satu apartemen dengannya hingga sebulan. 

Seo benar benar sedih dan sangat kesepian kala itu. baginya itu menyeramkan. bagi kita itumah ngambek namanya anjir. 

Gimyung menghela napasnya lalu berjalan kearah Seo. tatapannya melembut saat melihat Seo yang ketakutan. sebnarnya Gimyung sadar bahwa Seo hanya tak ingin pisah darinya. cih. 

"kalo takut, kenapa kamu beli, hm?" Tanya Gimyung sambil memeluk tubuh Seo dari depan. badan Seo bergetar, takut Gimyung akan marah padanya.  nangis anak orang wey, gara Gimyung nih. hayolo. 

"lah kok nangis?" Gimyung panik. 

"takut lo ma- hiks rah" 

"gua nggak marah. tadi marahnya" 

Seo mendongak melihat Gimyung. memastikan bahwa orang yang mendekapnya ini memang tak marah. namun, bagi Seo muka Gimyung masih serem. kelihatan marah. 

"tuh.. hiks- lo marah"

"engga sayang,, mana ada marah"

"muka lo- hiks.. masi serem" 

"mukaku memang gini,, ngga marah kok,, jangan nangis ih"

Gimyung menyeka lembut air mata Seongeun. akhirnya Seo berhenti menangis. mereka tengah cuddle sekarang. 

"eh lo belum jawab pertanyaan gua loh"

"yang mana njing"

"kenapa beli rokok?"

"kangen rokok. gaada yang bisa diisep"

Gimyung segera mencium lalu melumat bibir Seo dengan brutal. ciuman tersebut lepas setelah dirasa pasokan udara mereka habis. 

"apa apaan lo anjing"

"tuh bibir gue-



-bisa diisep kapanpun lo mau" 





BLUUUSHHH 0///0

telinga Seongeun memerah. Gimyung tertawa lepas saat melihatnya. "baper kan lo" 

Seongeun memukul dada Gimyung dengan manja (menggebuknya). Gimyung hampir gabisa nafas. 

"eh Seo, nikah yuk"

"palalo anjing ngajak nikah kaya ngajak beli jajan"

Gimyung segera turun dari kasur dan berlutut kearah Seo. 

"Seo Seongeun, maukah kau menikah bersamaku dan menjadi bapak dari anak anakku nanti?" ujar Gimyung sambil membuka kotak cincin berlian. edan. 

Seo membeku. tadi ia kira Gimyung bercanda. taunya beneran? ia segera menoleh ke segala sisi ruangan, mencoba mencari kamera. 

"nggak ada kamera. ini beneran."

Seo menatap Gimyung, mencari keraguan dalam mata Gimyung. namun tak ada. lantas ia mengangguk sebagai jawaban. Gimyung segera memasangkan cincin itu di jari milik Seongeun dan memeluknya erat. 

"makasih.. makasih.." ujarnya berkali kali. 

buset, ngebut bet alurnya. 

Seo balas memeluk Gimyung tak kalah erat. ia juga merasa bahagia. akhinya impiannya terwujud. nikah sama Gimyung.

"oke, nikahnya lusa ya. besok kita fitting baju. semua urusan pernikahan udah gua urus" ucap Gimyung dengan mantap. Seo hanya mengangguk kecil. malu malu anjing. 



TBC...

selamat hari saya idul fitri, mohan maaf lahir dan batin yaaa~

buat kalian yang udah setia baca, dan yang udah setia ngasih bintang, gua mau bilang 

TERIMAKASIH BANYAK!!!! AAAA LOPYU SO MUCH SERATUS JUTA MILIAR TRILIUN!!

pokoknya sayang kalian banyak banyaaakkk <3

(gasempat revisi)

Bapak [GimSeo - Lookism Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang