18. BAYANGAN SEMU

30 8 31
                                    

Selamat malam semuanya!! Sebelumnya author mau ucapin selamat hari raya idul fitri untuk yang merayakan yaaa 😊🙏🏼 author minta maaf juga kalau sejauh ini ada kesalahan 🙏🏼

Kalian pas baca part ini lagi di rumah atau pas mudik, nih? 😁

S e l a m a t  m e m b a c a

***

18. Bayangan Semu

“Dia itu bayangan semu dari masa lalu lo. Bayangan semu pasti bakal hilang seiring berjalannya waktu.”

—Samudra Jovanka

***

“Nadira?” Raskal bergumam begitu melihat Nadira makan bersama seorang cowok yang familier di penglihatannya. Dia menyipitkan kedua matanya, emosi mulai bergejolak di dalam dirinya.

Ratna mengembuskan napasnya. Dia bisa melihat perubahan ekspresi Raskal saat melihat Nadira di dalam restoran ini. Seharusnya dia tak perlu meminta makan di restoran lantai tiga. Ratna salah, jika saja dia mengiyakan untuk makan di restoran lantai dua, pasti Raskal da dirinya tidak akan melihat pemandangan yang membuat kesal.

Perlahan, Ratna menggandeng tangan Raskal. Ratna melihat Raskal menoleh ke arahnya. “Kayaknya gue punya rencana yang seru, Kal.”

Raskal mengernyit, namun setelah Ratna membisikkan rencananya, cowok itu tersenyum smirk. Kemudian, dia dan Ratna melanjutkan langkah yang sempat terhenti ke dalam restoran.

“Halo, Kak, selamat siang. Silahkan duduk, Kak, kakak ingin memesan menu apa di DinFood?”

Seorang waitress menghampiri Raskal dan Ratna yang baru sampai di meja bundar. Keduanya langsung duduk. Tempat mereka berjarak satu meja dengan Nadira dan Samudra. Raskal memegang daftar menu yang diserahkan oleh waitress tersebut.

“Kak, saya pesen nasi goreng seafod satu, ya, sama Ice tea lemon. Kamu mau apa, Rat?” Raskal menyerahkan daftar menu itu dengan senyuman tipis di wajahnya. Dia meninggikan suaranya yang datar agar dapat terdengar oleh Nadira.

Nadira, gadis itu melotot ketika mendengar suara itu. Dia menaruh garpu dan sendoknya di piring berisi nasi bakar jamur kesukaannya. Dia menelan salivanya, dia menoleh ke belakang. Seketika dia membeku karena melihat Raskal dan Ratna di sana.

“Saya mau pesen nasi goreng seafood satu, ya, sama Ice tea lemon, lo mau apa, Nad?”

“Samain aja, Kal.”

“Raskal, gue boleh ikut mesen? Gue mau samain juga menunya.”

Nadira menundukkan kepalanya, dia kembali menghadap ke arah Samudra. Matanya terasa memanas, sangat memanas hingga setitik air jatuh dari kelopak mata bawahnya. Dia jerah-jerih karena teringat bayangan semu dari masa lalunya, saat Ratna baru memasuki hubungannya dengan Raskal.

Samudra menatap Nadira bingung, mengapa Nadira menangis?

“Nadir—” Samudra menggantungkan ucapannya di udara, ketika melihat orang di meja sana menoleh ke arahnya. Samudra menghela napasnya, pasti ini karena Raskal. Lagi pula, kenapa mereka harus ke sini, sih? Bukankah mereka di lantai dua?

Samudra [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang