Haiii
Happy reading cantik<3
---||---
"Amora.., sayang? Ini Bunda nak. Bunda bisa ngomong bentar sama Amora boleh?" Safina berdiri didepan pintu kamar Keysha berharap agar anak gadisnya itu mau membuka pintu kamarnya.
Hari sudah berganti malam, namun Keysha masih mengunci dirinya di dalam kamar sejak pertemuannya dengan Gavin sore tadi. Gavin? Cowok itu bersikeras ingin bertemu Keysha namun hal itu ia urungkan melihat keadaan Keysha yang mungkin terpukul karena telah di keluarkan dari sekolah.
"Amora?" lirih Safina memanggil Keysha, detik itu juga Keysha membuka pintu kamarnya. Gadis itu masih dengan seragam sekolahnya.
"Keysha nggak laper, Bund." ujar Keysha mengira jika Safina memanggilnya untuk makan malam.
Mendengar lontaran Keysha seperti itu, Safina sontak memeluk Keysha begitu erat. Tangisan Safina kembali pecah. Keysha pun sama, ia membalas pelukan Safina tak kalah erat seraya menangis tersedu-sedu di pundak sang Bunda.
"Maafin... Maafin Keysha Bunda. Keysha udah buat Bunda kecewa, Keysha udah buat Bunda sama Ayah malu, Keysha─"
"Udah sayang! Udah ya, Bunda udah Maafin Amora. Maafin Bunda yang udah nyakitin Amora. Bunda nggak dengerin Amora." sela Safina mengelus rambut Keysha diiringi air matanya yang terus mengalir deras.
Gavin telah menjelaskan semuanya yang terjadi di club pada malam itu kepada keluarga Keysha. Meski lagi-lagi ia harus menerima amukan Rakael namun Gavin tetap memilih melanjutkan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Gavin membenarkan bahwa semuanya adalah kesalahannya dan mengakui jika malam itu ia dalam pengaruh alkohol. Meski kesalahan itu melibatkan Keysha yang juga sama-sama mabuk, namun Gavin yakin jika Keysha tidak sepenuhnya sengaja melakukan hal tersebut. Seingatnya, Keysha lebih dulu berada di ruangan tersebut dengan keadaan yang cukup kacau. Mungkin dengan satu fakta itu, Gavin bisa menyimpulkan bahwa Keysha sengaja dijebak oleh seseorang atau ada hal lain?
"Keyaha yang minta maaf sama Bunda, Keysha nggak bisa jaga diri Keysha sendiri. Maafin Keysha Bunda..." lirih Keysha menunduk dalam.
Safina mengelus rambut Keysha, wanita paruh baya itu tak tega melihat keadaan anaknya. Meski rasa kecewanya masih ada, namun Safina akan berusaha menerima kenyataan ini.
"Gavin sudah menjelaskan semuanya." ucap Safina membuat Keysha mengangkat wajahnya.
"Maksud Bunda?"
"Gavin sudah menjelaskan dan mengakui kalau semuanya adalah kesalahannya yang mabuk." ulang Safina, kedua kening Keysha saling mengerut tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | Gavin & Keysha [END]
Teen Fiction[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI, BANYAK KESALAHAN PENULIS DAN ALUR BERBELIT-BELIT! Highest Rank 🥇 #1 teenfiction (09/04/22) #1 garis takdir (17/04/22) #1 romance (17/06/22) #1 menangis (23/06/22) #1 happy (11/08/22) #1 rema...