Awal (1)

26 8 5
                                    

‼️
Disini aku pake visualnya Nct ya. Mohon untuk tidak bawa karakter disini ke kehidupan nyata visual🙏. Terima kasih dan selamat membaca☁️☁️☁️

(1)

Jum'at pagi yang tidak dinantikan oleh Jian. Karena Jum'at ini ada kegiatan di sekolahnya yang mengharuskan Jian untuk pergi lebih awal dan pulang lebih lama. Tapi saat membuka mata dan melihat keluar jendela, dia menjadi senang. Hujan yang tidak terlalu deras membuatnya sangat bersemangat. "Pasti bakal di undur jadi Jum'at depan nih, yessss!" Ucap nya dengan semangat.

"Jian cepet dong mandinya, katanya pigi jam setengah 7!" Teriak abang Jian satu satunya. "IYAAA" Jian menjawab dari kamar mandi. Selesai bersiap Jian dan abangnya (Heri) sarapan bersama sambil menonton TV. "Lo ngapain pigi cepet-cepet dek?" Tanya Heri. "Itu, disekolah ada kegiatan kaya ceramah gitu. Jian dipilih ikut bersih-bersih bang" Jawab Jian.

"Rajin amat lo dek, tapi masa rajin nya di sekolah doang" Kode Heri. "Ter-pak-sa. Gurunya ngancem pake nilai. Masa yang nolak bersih-bersih nilai nya di kurangi 10 di setiap ujian. Trus yang pengurus bersih-bersih nya cuman ada 11 orang dari 18 kelas, kebayang gak tuh capenya". Ucap Jian kesal.

Heri yang mendengar perkataan itu menanggapi nya dengan tawa kecil. "Nih nih makan yang banyak biar nanti bersih-bersih nya semangat". Heri menambahi lagi nasi goreng ke piring Jian.

Beberapa menit makan, Heri bangkit dan mengambil jaketnya di sebalik pintu kamar. Sementara Jian meletakkan piring ke dapur dan memakai sepatu.

"Jian, gue nanti ga jemput ya. Nih uang jajan sekalian uang untuk beli nasi bungkus. Abang kayanya pulang sore". Ucap Heri yang hanya dibalas "iya" oleh Jian.

Saat mau pergi kesekolah, mereka melihat mobil pick-up dengan perlengkapan rumah. Mobil itu menuju ke rumah yang di jual sekitar 2 bulan yang lalu. Letak rumahnya hanya berjarak 2 rumah di seberang rumah Heri. "Pindahan kok pagi amat dah." Ucap Heri. "Ya suka-suka mereka dong bang". Jian menyaut.

"Udah cepetan naik!" Perintah Heri ke Jian. Diperjalanan Jian bertanya ke Heri. "Abang mau kemana? Kok sampe sore?"

"Mau kerumah guru, katanya sih sakit. Makanya Abang sama 5 orang lagi mau jenguk. Rumahnya lumayan jauh, makanya sampe sore. Lo gapapa kan sendiri?"

"Gapapa lah, nanti kalo emang abng soree banget, Jian nunggu di rumah kak Dira ya" Ucap Jian. "Sip deh!"

Sampai disekolah, Heri langsung pergi setelah Jian menyalim tangannya. Jian pun masuk ke sekolah. "Apaan dah, hujan gerimis gini tetep dilanjutin kegiatan nya. Males banget" Ucapnya pelan.

***

Dilain sisi, Heri yang baru saja sampai di kampusnya merasa ada yang belum pas. Dia juga merasa ada tidak benar tapi tidak tau apa. Heri cemas meninggalkan Jian sendiri di rumah sampai sore. Walaupun Jian bilang dia bisa menunggu di rumah Dira, tetap saja dia tidak tenang. Mungkin karena Jian adalah satu-satunya yang dia punya sekarang. Oleh sebab itu, dia merasa harus menjaga adik nya dengan benar.

"Woy!" Bima mengejutkan Heri yang tengah menuliskan pesan chat ke adiknya. "Lo nih ya planet, hobi banget ngejutin orang". Ucapnya.

"Yaelah Lo baru kena sekali aja udah protes".

"Bacot ah, diem" Ucpa Heri lalu melanjutkan pesan chat nya. "Buset ngeri, Cok". Bima menyaut dan megambil duduk di depan Heri.

6 + 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang