LLP - Act7

2.3K 19 1
                                    

Hari-hari nya sekarang sudah mulai sibuk dengan aktifitas perkuliahan, bersosialisasi dengan teman-teman kampusnya, ikut dalam organisasi di kampus, juga dengan persetubuhannya dengan mas Tisno. Hampir setiap malam semenjak nikmatnya digenjot, dientot oleh mas Tisno ini, Fir terus-terusan merasakan kontol yang akhirnya ia tahu, kontol berukuran 21 cm yang membuat dirinya terlena. Kontol yang membuat ya selalu menjadi bulan-bulan pemilik kos baru sementaranya itu. Tak terasa sudah tinggal 3 hari jatah Firiya tinggal di kosan milik mas Tisno karena kosan lamanya sudah hampir jadi. Sebenarnya, Fir sendiri tak ingin pindah dari kosan tersebut karena jarak yang dekat dengan rumah mas Tisno sendiri, namun mas Tisno yang meminta juga jika sebaiknya Fir kembali ke kosan lamanya dan menghindari perselisihan antara mereka dengan pak Aan.

"Tapi nanti gimana mas kalau adek mau ngerasain kontol mas lagi?" Ujar Fir manja sambil mencium dalam-dalam ketiak basah mas Tisno. Mereka baru saja selesai dengan aksi panas bergumul ria berdua di kamar mas Tisno sekarang.

"Bisa diatur lah nanti dek." Jawab mas Tisno santai.

"Mending sekarang kita lanjutin aja malam ini." Senyumnya sambil mendekap tubuh Fir lebih erat.

Fir tahu apa yang dimaksud oleh mas Tisno ini. Kontol mas Tisno sudah kembali tegang sangat keras, berdiri menjulang ke atas menantangnya.

Bergegas Fir mendongakan wajahnya menuju ke arah kontol yang menantang itu. Dimasukan kembali kontol mas Tisno dalam mulutnya.

-

Hari terakhir kini Firiya tinggal di kosan milik mas Tisno. Barang-barangnya telah ia siapkan di dalam koper dan tas. Fir sedang duduk di atas kasurnya, menatap handphone menunggu pesan masuk dari mas Tisno yang akan mengabarinya kembali.

"Siap-siap malam ini mas akan kasih kamu hadiah ya." Kata mas Tisno dalam pesan yang ia terima siang tadi.

Dengan sedikit cemas, Firiya menunggu datangnya hadiah yang akan ia terima. Tak lama, terdengar suara ketukan pada pintu kamar kosannya.

"Yaa." Ujar Firiya dan lalu membukakan pintu.

Di depan sana telah nampak seorang pemuda yang mungkin usianya tak jauh berbeda dari Firiya, sedikit lebih tua. Dengan berpakaian kemeja lusuh dan celana jeans belel, pria memiliki rupa yang cukup tampan menurut Fir. Badannya yang terbalut kemeja yang dipakainya nampak pas, fit dan terkesan membuat badan sang pemuda ini terlihat bagus.

"Mas Firiya?" Tanyanya langsung dengan datar.

"Iya, mas siapa ya?"

"Saya orang suruhan pak Tisno. Saya disuruh jemput mas Firiya." Lanjutnya, kali ini mata pemuda yang tak mengenalkan diri ini menatap Fir dari atas ke bawah.

"Oh, oke. Emang mau kemana kita?" Firiya berpikir, apakah ini hadiah yang akan diberikan oleh mas Tisno?

– – – –

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini. Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di https://karyakarsa.com/rakarsag

Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Laki Laki Perkasa" juga cerita-cerita lain milik Author seperti

"Keluarga Berbeda" - "Para Pejantan I" - "Terapi Kejantanan" - "Ero-Mantica" - "Para Pejantan II" telah tersedia di sana.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati pada platform web karyakarsa.
Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,
Rakarsag

– – – –

*ps : this story is based on what author's wild imagination as per the main character is a persona of author in real life. Though author never had one like author describes in here, but author wish one day author could fulfil these kind of sex ;)

Laki Laki PerkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang