Kamar. Meja belajar. Laptop.
Tiga hal dipikiran Jake sekarang, yang muncul sejak ia keluar dari ruang dosen untuk melakukan bimbingan. Angin yang ikut menemaninya di perjalanan pulang terasa dingin, tapi otak dan kepalanya terlalu panas untuk suhu rendah musim penghujan ini.
Pening yang setia ada sejak tiga hari ini juga menemani perjalanan pulang jake, lengkap dengan kantung mata dan bibir pucat. Ya, Jake sedang tidak baik-baik saja. Ah, semua ini tidak akan terjadi kalau ia tidak bertengkar dengan Jay. Kenapa, sih?
Jake berharap mendapati sepatu Jay nanti saat masuk ke rumah. Atau setidaknya mendapati bungkus sisa makanan yang anak itu tinggalkan, yang artinya Jay sempat pulang.
Bertengkar karena sebungkus rokok bisa sehebat ini ya? Sangat menyebalkan. Seharusnya Jake menurut saja untuk berhenti menghisap benda berisi tembakau itu. Seharusnya Jake menurut saja untuk tidak terus mengepulkan asap, seperti kereta api kalau kata Jay. Seharusnya ia menurut ketika Jay bilang tidur. Tapi siapa yang akan mengerjakan proposalnya? Seharusnya Jake menurut ketika Jay memintanya mengerjakan perlahan, tanpa ambisi berlebihan, namun pasti dan terstruktur.
Ah, seharusnya sudah tinggal seharusnya. Semua sudah terlanjur. Perlahan kejadian tadi terulang di kepala Jake.
"Lo mending diem. Gue udah besar. Bisa urus badan gue sendiri."
"Paling gak, masukin satu roti sobek ke perut lo. Habis itu gue diem."
"Gue ga laper."
"Jake, lo tau kan kalau makan itu kebutuhan? Lo calon dokter tapi kesehatan lo sendiri ga diurus?!"
"Bacot" ucap Jake tanpa melihat Jay, berfokus pada Jurnalnya.
"Lo mau gue pergi, atau makan?"
"Gue gamau makan."
"Lo mau gue pergi?"
Jake terdiam.
"Lo mau gue pergi?"
"Gue gamau makan, sebelum ini di acc"
"Jadi lo mau gue pergi aja?"
Jake tidak menjawab karena terlalu fokus, dan berakhir dengan hilangnya presensi Jay dari apartemen mereka.
✧◝☆◜✧
KAMU SEDANG MEMBACA
the arcane and his haimish | Oneshot Jayke 2J Enhypen ✔️
FanfictionSingkat tentang Jay dan Jake, saudara sepupu yang selalu bersama sejak belajar bicara. Tentang semesta Jake yang terlampau kejam dan Jay yang selalu berusaha ada, setidaknya memastikan Jake bangun tiap paginya. Kelam menenggelamkan Jake, membuatnya...