2.Pernyataan konyol Liam

41 6 10
                                    

2.Pernyataan konyol Liam

Tuhan memang satu, kita yang tak sama.
-Peri cintaku, Ziva Magnolya

ooo

Meisya menatap jam dinding dikamarnya, waktu menunjukkan pukul 14.45.

Sedari tadi gadis itu hanya berguling-guling di ranjangnya sambil sesekali mengecek ponselnya. Bahkan, ia belum mengganti seragam sekolah karena mager.

Papa, mama, dan abangnya tidak berada dirumah, alhasil ia sekarang berada di rumahnya hanya dengan pembantu, dan satpam saja.

Papanya pamit untuk meeting dengan client, mamanya sedang pergi arisan dengan ibu-ibu sosialita, sedangkan abangnya sedang latihan basket di sekolahnya.

Meisya mengambil laptopnya yang ia taruh di dalam laci, ia memutuskan untuk menonton film di netflix. Sebelum menonton film, Meisya berjalan kearah dapur untuk mengambil beberapa camilan yang akan menemaninya sembari menonton.

Setelah mengambil beberapa camilan hingga kedua tangannya penuh, Meisya pun kembali kearah kamarnya yang terletak di lantai dua.

Perempuan itu menaruh camilannya di ranjang, lalu gadis itu menaiki ranjang dan duduk. Ia mulai mencari film yang akan ia tonton.

Setelah lama mencari, akhirnya ia menonton film bergenre remaja yang berjudul Dear Nathan:Thank you Salma. Sebenarnya ia sudah menonton di bioskop beberapa tempo lalu. Tapi, namanya juga Meisya, dia lupa alurnya bagaimana, jadi ia menonton ulang saja.

Ting!

Suara dentingan ponsel Meisya menggema di seluruh ruangan. Dengan mata yang terfokus di film, gadis itu meraba-raba ranjangnya untuk mencari ponselnya.

Ia mempause film yang ditontonnya, lalu membuka aplikasi chatting di ponselnya. Seseorang yang tidak diketahui mengirim pesan kepada Meisya.

+62xxxxxxxxx: Halo!

+62xxxxxxxxx: Lo Meisya kan, yang tadi ke kantin bareng gue sama temen-temen?

+62xxxxxxxxxx: Gue Varo, temen baru lo.

Meisya Aurelia: Hai!

Meisya Aurelia: Iya, gue Meisya. Salam kenal ya, Varo.

Alvaro Gibran Aprilian: Save nomer gue ya.

Meisya Aurelia: Udah kok

Alvaro Gibran Aprilian: Oke, thanks ya.

Read.

Meisya hanya membaca pesan terakhir yang dikirimkan Varo, ia memplay kembali filmnya dan menontonnya kembali.

Tok tok tok

Suara pintu yang diketuk 3 kali membuat Meisya mendengus. 'Bisa gak sih, orang lagi nonton gak usah diganggu.' batinnya dalam hati.

"Masuk aja, pintunya gak dikunci kok." ujar Meisya sedikit mengeraskan suaranya. Karena jarak antara ranjang dan pintu lumayan jauh.

Seorang lelaki dengan hoodie putih yang melekat di tubuhnya berjalan memasuki kamar Meisya. Ia mendekati Meisya yang sedang fokus dengan filmnya.

"Kenapa bang?" tanya Meisya ketika laki-laki itu berada di dekatnya.

"Lo udah makan belum, dek?" tanya Rafa.

EPILOG TANPA PROLOG [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang