05

874 167 8
                                    

"N-noona?" Taehyung tergagap, sedangkan Lisa langsung melepas gelayutan tangannya di lengan Taehyung.

"Taehyung hanya menolong Lisa, Eonnie." Rosie menghampiri Lisa dan berdiri tepat di samping Taehyung. "Kau tidak apa-apa, Lis?"

"I-iya, a-aku baik-baik saja. Terima kasih, Taehyung." Lisa melirik Jisoo sebelum tertunduk. Wajahnya tampak tegang.

"Tadi Lisa hampir jatuh, lalu Taehyung menangkapnya," jelas Rosie berusaha meyakinkan Jisoo. Gadis brunette itu mengaitkan lengannya di lengan Taehyung kemudian mengecup pipinya. "Terima kasih sudah menolong sahabatku, Tae."

Tentunya Taehyung terkejut mendapat kecupan dadakan itu, namun dia tetap menyunggingkan senyum agar Jisoo tidak curiga.

Jisoo menghela napas lega sebelum berujar, "Maaf, Lis, karena terlalu sering menonton drama aku jadi berpikir yang tidak-tidak. Kau mau memaafkan kakak Taehyung yang cantik ini, kan?" ujar Jisoo sambil menyunggingkan heart smile-nya.

"Iya, tentu saja, Eonnie." Lisa tersenyum kikuk.

"Terima kasih. Oh ya, Tae, apa kau memesan sundae?"

"Sundae?" Taehyung balik bertanya. Satu alisnya terangkat kemudian dia mengerling Rosie.

Rosie menggeleng tanda bukan ia yang memesan sundae.

"Ya, tadi ada paket sundae atas nama Kim Taehyung. Bukankah kau tidak suka sosis darah? Apa itu untuk Rosie?" Jisoo yang keheranan memaku pandangannya pada gadis brunette yang masih mengaitkan lengannya pada Taehyung. Diam-diam dia menikmati pemandangan di hadapannya. "Ooh ... mereka manis sekali."

"Emm ... itu aku yang memesannya, Eonnie," celetuk Lisa.

"Ahh ... sudah kuduga. Rosie tidak mungkin memesan sesuatu yang tidak disukai Taehyung." Jisoo menyeringai sebelum melenggang pergi dari dapur.

"Jadi sekarang dia mulai membandingkanku dengan Rosie?" Lisa tersenyum kecut dengan rahang mengeras. Dia melirik Taehyung lalu menghentakkan kakinya, meninggalkan kekasih dan dua sahabatnya yang baru bernapas lega sepeninggalan Jisoo.

"Lisa!" Taehyung meneriakkan nama Lisa namun perempuan itu justru mempercepat langkahnya. "Maaf, Rosie."

Rosie mengangguk paham. "Hmm ... kejarlah." Melepaskan lengan Taehyung, namun manik almondnya masih membuntuti punggung pria ravenette yang pergi menyusul kekasihnya.

"Aku rasa rencana kita tidak akan berjalan mulus selama ada kakak Taehyung di sini." Jungkook yang sedari tadi diam kini bersuara.

"Maaf, Kook, tapi aku tidak mungkin mengusir mereka." Rosie menghela napas.

"Ya, kau benar. Kau tidak mungkin mengusir mereka, atau kau mungkin berharap mereka terus berada di sini?" cibir Jungkook.

"Apa maksudmu, Kook?"

Jungkook tersenyum kecut. "Kau mungkin membuat alibi untuk Taehyung, tapi bagiku, kau terlihat sedang menikmati peranmu sebagai istrinya. Kau bahkan menciumnya dengan sukarela. Chaeng!"

Manik Rosie membulat mendengar penuturan Jungkook. "Kau sadar dengan ucapanmu barusan, Kook?"

"Kau pikir aku sedang mabuk, hah?!" Kini nada suara Jungkook mulai meninggi. Dia mengepalkan tangan, menahan amarah yang mulai menguasai dirinya. "Aku mengatakannya dengan sadar, Chaeng! Seperti kau yang dengan sadar menciumnya di depan mataku." Jungkook mengacungkan telunjuknya pada Rosie.

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang