• halaman utama.

539 47 2
                                    

Kata orang, kalau saling tatap-tatapan begitu bisa membuat kedua orang itu jatuh cinta.

Tapi bagaimana dengan senyuman?

Juga bisa, Ryujin jadi salah satu sebabnya sering tersenyum seperti orang gila memerhatikan pujaan hatinya diam-diam.

Hari ini dirinya tak sengaja bertemu dengan Chaeryeong.

Seorang gadis memiliki senyuman yang mematikan menurutnya.

Tepat dia hampir nyaris mengumpat kalimat kotor sebelum matanya bertemu dengan mata Chaeryeong.

Dia terpaku dan mematung di sana bagaikan sebuah patung didirikan di sana.

Chaeryeong meminta maaf telah melanggarnya sambil senyum lalu beredar dari situ bersama teman-temannya.

“Ryujin lagi asmara, lebih baik kita abaikan dia bentar.”

Gadis berambut sebahu — ah, hampir memanjang lekas mengangkat pandangannya pada dua manusia yang sudah terkekeh di sana.

Ryujin mendengus, “kalian tak tahu karena kalian belum jatuh cinta.”

Yuna memainkan alisnya, “ah, benarkah? Sampai menjadi orang gila terus tersenyum lebar?”

Pertanyaan sindiran dari Yuna, mampu membuat Ryujin berdecak sambil melempar tisu kearah gadis itu sempat terhindar.

“Itu karena kalian tak percaya dengan pandangan cinta pertama, Yunaa!”

“Tch, lebih baik aku jatuh cinta pada hewan daripada manusia.”

Lontaran pedas dari Yuna membungkamnya.

Dia seketika lupa jika Yuna selalu menggunakan kata-kata pedasnya kapan saja.

Dia cuma menunjukkan cengiran nya kemudian menyesap kembali kopinya begitu Yuna hanya menggerutu kesal.

Yeji, yang tertua dari mereka cuma tersenyum senang mendengar perdebatan kecil tadi.

“Lagipula …” Yuna menarik perhatian mereka, sebelum melanjutkannya; “Chaeryeong itu dia tak seperti kita, mengerti ‘kan?”

“Aku cuma ingin berteman dengannya dulu,” ujar Ryujin.

“Lalu kau akan menyatakan perasaanmu begitu setelahnya?”

Ryujin mendengus kesal, “mana mungkinlah.”

Yuna menaikkan sebelah alisnya, “lihat, kau tak ada sedikitpun usaha mendekatinya. Kau benar-benar memalukan marga kita, nona Shin.”

Ryujin berkerut kening, merasakan Yuna tak sepenuhnya bukanlah dirinya sebenar, lekas gadis bertubuh mungil membawa kursinya mendekat pada sang jangkung keheranan dengan tingkahnya.

“Deman?”

“Ih, ada apa?” Yuna menepis tangannya hendak menyentuh dahi gadis jangkung itu sudah mendapatkan penolakan.

“Aku hanya pastikan itu dirimu sebenarnya ... kau benar-benar aneh.”

Yuna hanya mampu memutar bola matanya jengah, dengan sekilas mengenai tentang gadis itu — Chaeryeong, gadis kini menjadi buah hati Ryujin sekarang.

“Apa kau yakin dengan perasaanmu?”

Persoalannya bukanlah sebarang pertanyaan yang sering diajukan olehnya namun itu mengenai soal hati dan perasaan Ryujin.

“Kau ... terlihat tidak menginginkan aku bahagia?” Lirih Ryujin memelan saat matanya menatap muka Yuna yang kini menghela nafasnya.

“Bukan itu maksudku, hanya aku tidak inginkan kau menjadi cengeng.” Yuna terukir senyum simpul, “siapa tahu kau ditolak begitu cepat.”

senyuman mu • ryuryeong [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang