1

29 1 0
                                    

Jam dinding menujukkan pada waktu 1 siang. Memang hari sudah begitu terik dan sangat panas, namun waktu itu bagi remaja laki-laki yang masih setia dengan kasurnya menganggap hari masih pagi. Pagi untuk tertidur kembali, dan bergulat dengan mimpinya kembali.

Rasanya memang hari ini hari dia 'merdeka' dalam arti dia tidak akan sama sekali di ganggu oleh orang-orang, terlebih orangtua nya yang baru tadi pagi pergi ke luar kota untuk mengurusi bisnis mereka di luar kota garut.

Dia adalah ardhan, dengan nama lengkap ardhanta haikal Dhimaran. Remaja laki-laki yang tengah menduduki kelas 12 SMA di sekolah ternama, SMAN 1 GRANADA.

Orangtua ardhan seorang pembisnis dessert terkenal, cabang-cabang toko dessert milik orang tuanya telah tersebar di luar kota garut, mendapatkan hectic bisnis terpaksa kedua orangtua ardhan harus meninggalkan putra sulungnya sendiri di tempaat tinggal mereka selama beberapa bulan.

Remaja laki-laki itu tidak keberatan jika dirinya harus sendirian di rumah besar itu tanpa ada yang mengurusinya, hanya ada kucing peliharaannya dan dirinya saja yang menghuni rumah itu untuk beberapa bulan kedepan. Baginya uang sakunya tetap lancar meskipun di tinggal orangtua.

Ding dong . . . Ding dong . . .


"Arghh! Gangu meditasi gue aja"

Remaja laki-laki itu terbangun. Dengan langkah malas ia berjalan menuju pintu utama untuk menemui orang yang ingin bertamu, pikirnya.

──────────────────


Aylan yang sedang kewalahan mencuci piring sebanyak para beban-beban keluarga yang ada di kediaman pandega. Memang begitukan tugas seorang anak perempuan, mengerjakan semua pekerjaan rumah guna meringankan tugas seorang ibu. Bisa di katakan bahasa gaulnya anak zaman  sekarang itu adalah'ngebabu atau jadi babu mama' ckck memang laknat sekali tapi itu memang benar adanya.

"Ayya! Ponsel lu geter mulu nih"

Aylan segera membasuh dan mengelap tangannya. Baru ia mengambil ponsel ya dari kembarannya. Dengan tatapan bertanya ia melirik kembarannya itu. Seperti bertanya 'siapa?'

"Jodoh lu"

"Hah?! Dewa?"

"Udahlah lu angkat dulu, keburu mati tuh"

Adlano kembaran aylan itu buru-buru ia pergi dari hadapan aylan. Ia tau, pasti setelah ini sosok aylan yang menyeramkan pasti akan keluar beberapa detik lagi.

Aylan melihat layar ponselnya yang masih berdering. Tertulis jelas pada layar itu 'gorilal zimbabwe' si tetangga rusuh, bukan dari Dewangga pacarnya aylan.

Aylan mengerutkan keningnya dalam-dalam mencerna ucapan Adlano sebelumnya. Jodoh? Jodoh dengan dia si tetangga rusuh? Big No !

"ADLANO BREMSEK!"

Sang empu yang di sebut namanya tertawa nyaring hinga terpingkal-pingkal di ruang keluarga. Bagi Adlano menjahili kembarannya itu sangatlah seru bisa jadi untuk asupan harian dirinya.

Sebelumnya lebih baik kita perkenalan dulu dengan pemeran wanita di cerita ini. Dia adalah Aylan Prameshvari Kusumo. Seorang anak perempuan yang kembar tiga. Tiga woy! Gila gak tuh? Kagak? Ya berarti gue yang gila.

Dia anak ke tiga dari sembilan bersaudara, orangtuanya sangat menerapkan sekali selogan 'banyak anak banyak rezeki' hingga saat ini pun bunda alin sedang hamil tua anak ke sepuluh, entah itu akan menjadi anak terakhir atau tidak. Bertambah lagi sepertinya penghuni rumah keluarga bapak pandega.

Sang anak pertama bernama bernama Jullian Van Varrmore. Sering di panggil Mas ian, anak pertama yang sedang melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas ternama, dengan mengambil jurusan arsitek. Selanjutnya anak kedua ialah Adlano Pramandanu Kusumo. Kembarannya yang pertama lahir, hanya selisih lima menit kek upin ipin dah. Kelakuannya bisa bikin aylan buat terus ngelus dada sambil merapalkan kata 'sabar ayya, derajat manusia lebih tinggi dari pada derajat setan' Adlan dan aylan memang kembar namun untuk hal kelas, mereka berdua tak di takdirkan untuk bersatu. Namun jika aylan dan adlan sama-sama satu kelas, mungkin kelas setiap hari akan berisik karena dua orang tersebut.

Lalu anak ke empat, lebih tepatnya kembaran aylan yang satu lagi. Erland Pramudha Kusumo, anak yang tak pernah sama sekali memanggil aylan dan adlan dengan sebutan kakak. Meskipun selisih antara dirinya dengan aylan hanya tujuh menit, tapi yaa karena kembar lahir dari rahim yang sama, di hari yang sama bahkan di lubang yang sama pun erland tak pernah mau memanggil dua kakanya itu dengan embel-embel kakak dan sebagainya.

Lanjut anak ke lima ada Prawira Kartawijaya. Dia kelas tiga SMP, anak yang sangat baik, lembut, dan pengertian kepada semua anggota keluarga. Terlebih pada bunda dan kakak perempuannya aylan. Lalu anak ke enam, si petakilan, pecicilan, kumel, kucel, kusut, layaknya gembel bernama Byakta Earthand Dhinata, yang masih sekolah kelas enam sekolah dasar. Selanjutnya ada tiga bersaudara kembar lagi yaitu Zhen Satiano, Zain raylintino, dan Zayyan Zeckaryan. Yang masih sekolah kelas tiga sekolah dasar, merka bertiga bisa di bilang anak bungsu. Meskipun zayyan yang lebih pantas diberi predikat bungsu tetapi zhen dan zain juga sama-sama karena meeka semua terlahir di hari yang sama hanya waktu saja yang berbeda.


Semua saudaranya laki-laki ? Ya ! Jadi aylan lah anak perempuan satu-satunya. Dan jadi satu-satunya yang membantu bunda, meskipun ada kalanya saudara-saudaranya yang lain ikut serta membantu pekerjaan rumah, tapi tidak setiap hari karena ayah pernah bilang memang itu tugas dari anak perempuan yang ada di keluarga, membantu mengurusi semua pekerjaan rumah untuk meringankan beban bunda.

Tidak ada salahnya aylan belajar menjadi seorang istri atapun ibu untuk kelak di masa mendatang. Menjadi salah satu bekal untuk masa depannya.

Aylan menjawab panggilan yang masih berdering enggan untuk berhenti, tetangga itu benar-benar perusuh jam-jam santai aylan.

"Halo, ada ap-" belum selesai ia berbicara, kalimat aylan telah di terpotong oleh lawan bicara

"Ay, Aylannn ! Ada bayi di rumah gua!!"

"Ouhh, mama tania hamil lagi?"

"BUKANN!!"

"EH ANJR SELOW DONG ! Pengang nih telinga gua" 

Aylan menjauhkan ponselnya dari telinga dan menutupnya. Rasanya sakit mungkin mendengar teriakan gorilal zimbabwe. Sudah dirasa tidak terlalu sakit, aylan mendekatkan kembali ponselnya pada telinga. "Terus apa?" Lanjutnya

"Kayaknya ada orang yang buang bayinya ke rumah gua"

"Ouh ngebuang. . . ."







"HAH?! NGEBUANG??!"















──────────────────

Hai guys ! Gimana ceritanya ? Seru gak sih?
Kasih tanggapannya, kritik dan saranya okay
Sekarang masih 950 words gak tau deh nanti 😁

See u














Salam dari Elbindy 😚💗

Baby Brother !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang