28. 🐼

28.7K 2.7K 543
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Aku cuma mau ngingetin sebelum baca
Firhan sepupu Lova
Bocil boneka kelinci punya Lova diambil sama Kean
Kalian pasti lupa sih sama mereka, sama, aku juga wkwk

Kak Kean
Va, gue kangen sama lo

Lova menatap polos pada ponselnya yang kembali mengeluarkan bunyi.

Kak Kean
Va, lo lagi bernapas kan? Sama, gue juga lagi bernapas. Fix sih, ini kita pasti jodoh

Lova mengunyah mie instan cup-nya dengan sedikit sebal. Tidak ada niatan untuk membalas pesan-pesan itu. Ia masih sakit hati dengan tindakan Kean. Ia benci dipermalukan. Apa lagi mengingat tindakan Kean yang semena-mena selama ini, ia masih tidak bisa terima.

“Mie terus. Masak kek, lo cewek loh, Va.” Firhan datang dan menyerobot mi milik Lova. Dia memakannya dengan hikmat. Sementara Lova menatap tanpa berkedip.

“Aku belum kenyang.” Dia cemberut.

“Oh, kirain udah kenyang chatingan sama Keanjing itu. Dari tadi gue lihatin mata lo melototi hp terus.” Firhan berkata jujur, sedari tadi ia melihat Lova, perempuan itu terus menatap ponselnya, sampai-sampai mie yang mau masuk mulut pun jadi salah alamat ke hidung.

Lova menggembungkan pipi sebal. “Mana ada.” Lova mengelak. Dia membuka mulut dan Firhan yang peka menyuapkan mie instan itu.

“Lo jadian sama dia kan? Ngaku lo! Sumpah sih, kaget gue, Va. Lo yang nembak dia? Serius?” Firhan geleng-geleng kepala. “Gue nggak percaya! Kok bisa sih? Gini ya, Lova cantik bin menggemaskan. Cewek itu takdirnya dikejar, bukan mengejar. Harusnya lo mikir dulu sebelum nembak Kean. Paling nggak lo beli revolver atau bawa pisau, biar kalau ditolak kayak tadi langsung tembak atau tusuk jantungnya.”

Lova berdecak sebal. Dia menenggelamkan wajahnya di meja bar itu. “Aku dijebak. Aku nggak mau pacaran sama dia. Kak Firhan, gimana dong. Aku nggak mau ....” Lova merengek membuat Firhan mengusap lembut rambut sepupunya itu.

“Pindah aja ikut mama.” Firhan memberikan saran yang baik menurutnya, tapi makin buruk untuk Lova.

“Kak Kean punya banyak uang. Kalau dia nyusul aku terus aku dihamili gimana?” Ini adalah ketakutan terbesar Lova. Kean bahkan sudah hendak memperkosanya waktu itu saat tahu dia mau pindah sekolah. Kalau Kean tahu dia mau pindah lagi, apa yakin masa depannya aman.

Aman kok, Va. Lo tinggal ongkang-ongkang kaki di rumah sambil mangku anak. Gue anak tunggal kaya raya kalau lo lupa,” sahut Kean kalau Kean ada di sana. Tapi sayangnya Kean tidak ada di sana, jadi dia tidak bisa menyahut untuk mengusir rasa gusar Lova.

“Laporin polisi. Gampang.” Firhan menjentikkan jarinya. “Tapi palingan yang ada kasus lo nggak ditanggepin, dia kaya soalnya.” Firhan terkekeh. Lova jadi sebal. Dia mengetuk-ngetukkan gelas di meja dengan sedikit kuat.

“Lo nggak mau bakwan? Kalau nggak mau ya udah, gue makan.” Tidak benar-benar berniat menawari. Firhan tidak rela satu bakwan yang tersisa diberikan untuk Lova.

“Nggak!” Lova menggeleng cepat. Bayangan di mana Kean memasukkan bakwan yang sudah berlumur air liur ke dalam mulutnya kini memenuhi kepala Lova. Lova merasa jijik dan mual saat mengingatnya.

“Ya udah. Gue makan.” Firhan makan dengan cepat. “Gue mau nongkrong. Lo mau ikut atau di rumah aja?”

“Ikut,” sahut Lova cepat. “Ke pasar malam ya. Aku pengen.”

Firhan mengelus dada. “Ke kafe, bukan pasar malam. Kalau mau ke pasar malam ajak Kean sana. Btw, jangan lupa porotin uangnya. Gue lihat hp lo baru, bisa kali beli satu lagi buat gue, gue udah bosen nih lihat hp gue," gurau Firhan.

Prince of Devil [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang