Prolog

36 14 2
                                    

𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚊𝚕𝚕|
...
𝙰𝚠𝚊𝚕: 7 𝙼𝚎𝚒 2022
...

Ia menatap kertas hasil ulangan ditangannya dengan raut gelisah, lalu mendongak menatap gerbang yang menjulang tinggi didepannya. Dengan langkah berat, Zehan berjalan masuk melewati gerbang itu. Hingga matanya dapat melihat sebuah mansion mewah dengan warna cream.

'Pasti aku akan mendapatkan hukuman lagi.'

Saat ia sudah masuk, ia bisa melihat kedua orang tuanya sudah duduk menunggunya sembari meminum kopi dengan salah satu kaki diangkat. Entah bagaimana bisa kedua orang tuanya ini bisa tau jika ia tadi baru saja mendapat sebuah ulangan mendadak disekolahnya.

Dengan perlahan, ia meletakkan kertas hasil ulangannya diatas meja agar kedua orang tuanya dapat melihatnya. Sang kepala keluarga melirik Zehan sekilas dengan tatapan datar lalu beralih menatap kearah kertas hasil ulangan tersebut. Ia mengangkatnya lalu membaca setiap bait isi dari kertas itu. Hingga pandangannya menajam saat matanya melihat hasil nilainya. Pria itu menyerahkan kertas itu kepada sang istri di sampingnya yang tanpa babibu tentu saja langsung menerima. Sama seperti pria itu, wanita itu meremas kertas itu lalu melemparkannya tepat kewajah Zehan yang mematung.

Hingga....

Plakk

Dengan cepat, satu tamparan keras melayang ke pipi kiri Zehan hingga sudut bibirnya berdarah juga meninggalkan memar. Sedangkan Zehan hanya menunduk sembari meremas celana abu-abunya dengan kedua tangannya.

"Dasar anak sialan!. Bodoh!. Soal begitu saja tidak bisa! apa yang kau pelajarari selama ini hahh?!, hingga nilaimu menjadi jelek seperti ini!." Bentak pria itu membuat Zehan mengepalkan kedua tangannya

99, ia mendapatkan nilai itu untuk hasil ulangan matematika dadakan tadi. Bahkan nilai itu adalah nilai tertinggi dikelasnya, jika saja ia lebih konsentrasi dan menghiraukan rasa pusingnya, ia pasti sudah mendapatkan nilai sempurna. Hingga Zehan tersadar dari lamunannya saat pergelangan tangannya ditarik dengan kasar oleh wanita yang sialnya menyandang status sebagai ibu yang melahirkan dirinya.

Ia hanya bisa meringis tertahan saat punggungnya berbenturan dengan ujung meja belajar miliknya. Bisa Zehan lihat, ibunya mengambil cambuk dilemari bajunya lalu merobek dengan kasar kaos atasnya hingga menampilkan punggung yang putih tetapi sayangnya terdapat beberapa bekas cambukan dari yang sudah mulai mengering hingga yang masih basah.

Splasss
Splasss
Splasss

Entah mengapa, Zehan merasa jika tubuhnya semakin mati rasa ditambah karena ia mulai tidak merasakan sakit sama sekali saat beberapa kali punggungnya dicambuk dengan keras. Sedangkan wanita itu semakin geram saat melihat jika anaknya tidak memohon² seperti biasanya bahkan tidak meringis dan tidak merespon sedikitpun.

'Apakah aku akan mati?.' Pikirnya. Walaupun begitu, jika hari ini memang hari kematiannya, ia hanya bisa pasrah menerima dan sedikit berharap jika saja ia masih diberi kesempatan untuk hidup, yang ia inginkan hanyalah sebuah keluarga bahagia

Hingga Zehan merasakan jika jiwanya seperti akan ditarik keluar. Tetapi sebelum itu, Zehan berusaha berucap dengan terbata-bata yang entah wanita itu dengar atau tidak.

"M-maaf m-mama." Ucapnya pelan dengan nafas yang semakin tidak beraturan

"Welcome back my king." Itulah sebuah kalimat yang Zehan dengan dari dalam pikirannya sebelum akhirnya ia menutup mata dengan sempurna. Meninggalkan sejuta kenangan didunia bagi orang terdekat.

Sedangkan wanita itu terpaku mendengar sebuah kalimat lirih tetapi mempunyai arti yang dalam, keluar dari mulut sang putra. Ia menatap tubuh putranya yang mulai pucat dan mendingin dilantai putih dengan darah yang terus mengalir dari luka dipunggung dan juga keluar dari mulut juga hidung. Ia hanya belum sadar, jika putra yang selama ini ia siksa sudah meninggalkan dunia ini untuk selamanya.

"Ze-Zehan?. Zehan!. Zehan bagun!!." Ia mengguncang tubuh penuh darah itu dan tersentak saat rasa dingin yang terasa dari tubuh kaku putranya

Wanita itu akhirnya menangis dan merengkuh tubuh pucat nan kaku itu. Ia merasa menyesal, ia menyesal karena telah menyia-nyiakan putra semata wayangnya.

"Maafkan mama sayang. Tidurlah dengan tenang. Maafkan mama karena selama ini telah membuat kamu kesakitan."

...

Tbc

...

Vote and komen

...

𝙰𝚔𝚑𝚒𝚛: 7 𝙼𝚎𝚒 2022

The second life of the chosen oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang