{END} Wanita petani yang menyeberang jalan

36-40

    Keesokan harinya, Li Hehua mengirim Shulin ke sekolah tepat waktu, dan Gu Zhijin secara pribadi menjemputnya di pintu.

    Li Hehua membawa rak buku kecil di bahu Shulin, dan yang kecil hampir sepenuhnya tertutup oleh rak buku yang menonjol. Meskipun rak buku itu tidak memiliki berat, itu tampak seperti rak yang canggung dari belakang. Siput kecil itu terlihat lucu dan menyedihkan.

    Gu Zhijin mengambil alih rak buku.

    Li Hehua membawa makan siang ke Shulin, dan mengisi keranjang penuh makanan. Ada nasi putih untuk dua orang, semangkuk besar daging kelinci rebus dan semangkuk besar jamur dan sayuran. Ini adalah dua yang diberikan Li Hehua kepada Shulin dan Gu Jinzhao Makan siang yang disiapkan oleh anak itu, dan pada saat yang sama, dia juga menyiapkan makanan penutup untuk dua lelaki kecil itu, dua makanan ringan untuk setiap orang, dan semangkuk berbagai macam buah-buahan, yang sangat kaya.

    Keranjang itu penuh, dan sangat berat untuk dibawa. Anak itu pasti tidak akan bisa membawanya. Li Hehua harus merepotkan Gu Zhijin, "Tuan Gu, ini makan siang yang saya siapkan untuk Shulin. Ini cukup berat, jadi anak bisa mengambilnya. Jika tidak bangun, silakan ambil, Guru.” Sekolah menetapkan bahwa orang tua tidak diperbolehkan masuk, mereka hanya dapat mengirim anak-anak mereka ke pintu, dan anak-anak perlu membawa hal-hal yang mereka bawa, tetapi anak-anak lain dapat, hanya Shulin, terlalu kecil Sekarang, jarak antara lengan dan tanah tidak setinggi keranjang.

    Gu Zhijin mengulurkan tangannya untuk mengambil keranjang. Begitu dia memulainya, beratnya benar-benar tidak ringan. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya sambil tersenyum, "Berapa banyak makanan lezat yang telah kamu buat untuk Shulin? Ini sangat berat. , berapa banyak yang bisa dimakan seorang anak?"

    Li Hehua menjelaskan sambil tersenyum: "Ada makanan untuk dua anak, dan bagian Jin Zhao. Saya mendengar bahwa dia suka makan apa yang saya buat. Kemarin, saya berjanji kepadanya bahwa dia akan bawakan dia makanan lezat di masa depan, jadi itu sangat penting. Mendengar kata-

    kata itu, Gu Zhijin merasa malu dan berkata dengan tergesa-gesa: "Bos, ini terlalu merepotkan, anak itu rakus dan tidak bisa terbiasa dengannya. masa depan, bawa saja ke Shulin."

    Li Hehua melambaikan tangannya, "Jika tidak merepotkan, itu hanya lebih insidental." Lakukan sesuatu, dan Shulin tidak baik makan sendiri. Anak-anak hanya makan enak ketika mereka makan bersama, jadi tolong jangan sopan, Tuan. Jika Anda ingin sopan, saya juga sopan. Shulin akan merepotkan di masa depan. Anda yang mengurusnya."

    Gu Zhijin masih merasa malu, tapi dia bukan tipe orang yang cepat bicara. Dia benar-benar tidak bisa melakukannya jika dia menyuruh Li Hehua untuk mengundurkan diri, ditambah keponakannya sangat pilih-pilih, jika dia bisa makan apa yang dibuat bos. pasti enak. Ambil contoh kejadian kemarin, bos membawa sekeranjang makanan, dan keponakannya membunuh sebagian besar tadi malam, dan dia tidak tahan untuk berhenti makan sampai dia cegukan. Dia belum pernah melihat Jin Zhao makan begitu nikmat sebelumnya.

    Memikirkan hal ini, Gu Zhijin akhirnya menerimanya, berpikir bahwa dia akan lebih memperhatikan Shulin di masa depan. Ketika keponakan lain terluka, itu dapat dianggap sebagai pembayaran kepada bos.

    Setelah berbicara dengan Li Hehua, Gu Zhijin hendak membawa Shulin ke sekolah, dan hendak memegang tangannya, tetapi Shulin tiba-tiba melompat ke atas Li Hehua, memeluk pahanya, dan mengusap wajahnya seperti gadis kecil genit. tidak mau masuk sendirian.

    Li Hehua tersenyum meminta maaf pada Gu Zhijin, mengambil pria kecil centil itu ke dalam pelukannya, mencium pipinya, dan membujuk dengan lembut: "Shulin, apakah kamu lupa apa yang ibuku katakan? Kamu di sini untuk belajar dari tuannya. Jika kamu melukis, kamu harus melukis setiap hari dan membawanya pulang untuk ditunjukkan kepada ibumu. Jika kamu tidak masuk, kamu tidak akan bisa melukis untuk ibumu, jadi kamu harus patuh, dan ibuku akan datang untuk memilih. kamu bangun pas pulang sekolah ya?"