Ini aku, maaf (Lee Taeyong ft. Jung Jaehyun)

37 2 0
                                    

Jika boleh aku mengulang waktu, tak akan kubiarkan kau sendirian kala itu.
Ya memang ini adalah kesalahanku, dan aku sangat menyesal.
Kini kemana lagi harus kucari dirimu?

•••

Malam semakin kelam, namun aku masih terjaga. Tubuhku seakan melarang untuk beristirahat, padahal mataku sudah begitu berat. Lelah terasa, tapi tetap tak bisa terpejam.

Tak ada bintang di atas sana. Mungkin karena langit sedang mendung.
Ternyata benar saja, kini rintik hujan mulai turun seakan mengerti perasaanku yang tengah bersedih.
Ia ikut menumpahkan air matanya dengan semakin deras, sampai-sampai telingaku berdengung.

Aku bingung, haruskah aku melanjutkan perjalanan di tengah malam yang dihiasi hujan ini?
Tapi itu hal bodoh yang selalu tidak ingin aku lakukan.
Aku benci hujan, aku tidak suka melihat air yang jatuh dan mengenai tubuhku.
Biasanya ketika hujan datang aku akan berdiam diri di kamar, mengenakan earphone dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut bermotif spongebob kesayanganku.

Hanya saja kali ini tidak.
Aku terjebak di tempat yang aku sendiri tidak tahu dimana.
Tak ada selimut, tak ada bantal dan guling, bahkan tak ada orang satupun.
Aku hanya berdiam di salah satu saung yang berada di pinggir jalan, berharap ada seseorang yang melewat dan melihatku. Jika bisa memberiku bantuan.

Terlihat seperti gelandangan sekali bukan?
Ditambah bajuku yang mulai terlihat lusuh, rambut seperti singa dan tanpa menggunakan alas kaki.
Untungnya aku masih membawa ponselku yang sebenarnya sudah dalam keadaan tidak baik.

Aku hampir gila, atau mungkin sudah.
Ternyata menemukanmu sesulit ini. Harusnya aku tidak mengucapkan kata perpisahan itu dan meninggalkanmu seorang diri.
Ini semua salahku.

Tubuhku mulai menggigil diterpa angin malam, tapi pikiran tentangmu tak kunjung hilang.
Ku eratkan jaket yang ku kenakan, berharap dapat meredakan rasa dingin yang menyelimuti.
Semakin lama mataku semakin memberat.
Sampai pada akhirnya aku tidak bisa menahan rasa kantuk lagi, perlahan lahan mataku pun mulai terpejam, aku terlelap dengan masih memikirkanmu.

Hingga mimpi itu datang lagi.

•••

Aku tersentak ketika menyadari hari sudah berganti. Matahari pagi adalah hal pertama yang menyapa indra penglihatanku, Ia seolah tersenyum menyambut hari baru.

Genangan air sisa semalam terlihat menyebar di jalanan, bahkan wangi pertichor masih tercium saat aku mengedarkan pandangan ke sekitar.

Aku tak mengerti mengapa kota ini terlihat seperti kota mati.
Sejak tadi, tak ada satu pun orang yang berkegiatan atau hanya melintas. Aneh sekali, padahal beberapa meter di depan terdapat rumah-rumah yang kuyakini adalah rumah warga.

Teringat akan tujuanku berada disini, aku mengecek ponsel dan membuka salah satu pesan dari orang yang tak ku kenal.
Tapi pesan yang dikirim orang itu lah yang membuatku berada disini.

Tak banyak gelembung chat yang Ia kirim, hanya peta dan sebuah video yang selalu menjadi mimpi burukku. Dimana kekasihku, bukan, mantan kekasihku terlihat diseret paksa menuju sebuah ruangan yang tak layak huni.

Tentu aku begitu panik, pasalnya sesaat sebelum itu terjadi aku baru saja memutuskan hubunganku dengannya. Dan aku meninggalkan dia sendirian.

Dengan petunjuk seadanya, aku melangkahkan kakiku mengikuti arah peta yang dikirim oleh seseorang yang tak dikenal.
Sejujurnya aku sedikit takut, karena peta ini mengarah pada sebuah hutan lebat disana.
Tapi demi Kamila, apapun akan kulakukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BreveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang