13. Lo dimana ?

4.4K 272 3
                                    

Bukan hanya seminggu lagi tapi sudah satu bulan tidak ada kabar dari Gilang. Sementara itu Dimas juga sangat susah dihubungi, kebetulan yang sangat menyebalkan

"Dimas kemana ya?" Tanya dewa

"Nah itu gue juga tau, terakhir gue liat dia seminggu yang lalu" ucap Radik

"Yaudah gue lanjut kerja dulu ya, kalo mau pesan lagi panggil aja"

"Oke" jawab Dewa

Sementara itu di sebuah mansion.....

"Masih sakit?"

Orang yang ditanya hanya menggeleng pelan

"Syukurlah kalau begitu, nanti mama panggil Tante Elis kesini buat periksa ya"

"Tidak usah, aku baik-baik saja"

"Ya sudah. Mama ke bawah dulu"

Lelaki itu mengangguk, kepalanya sedikit sakit ketika mencoba mengingat sesuatu.

"Bro temenin gue main basket yuk, Lo masih ingat gue kan?"

"Yaudah gue kenalin lagi nih gue Dimas sepupu Lo!"

"Saya tau"

"Bisa ga sih gausah ngomong formal sama gue gue ga terbiasa" ucap Dimas.

"Saya memang bicara seperti ini, kenapa tidak suka?"

"Ih Lo hilang ingatan aja masih nyebelin, gimana kalo Radik tau"

"Radik?"

"Eh..bukan apa-apa kok"

Untuk saat ini Dimas tidak akan memberitahukan soal Radik dulu. Mengingat kondisi Gilang yang masih belum pulih total.

Jadilah mereka bermain basket, Gilang sekarang kehilangan ingatannya, tidak permanen tetapi mungkin penyembuhan nya cukup lama karena benturan keras yang didapatkan nya saat kecelakaan.

Sementara itu Radik semakin merindukan Gilang-nya, sudah berbulan-bulan orang itu tidak ada kabar sama sekali, bagai hilang di telan alam saja.

"Lo dimana sih Gilang, ini sudah 2 bulan loh, Lo ga kangen sama gue" ucap Radik menatap kasur Gilang yang tertata rapi.

"Lo bahkan ga bawa baju, Lo anak orang kaya ya jadi Lo ga perlu bawa?"

"Aaa bisa-bisa nya ninggalin gue, kalo Lo mau pergi putusin gue dulu lah supaya gue ga nunggu"

"Tapi gue ga mau huwaaaa" Radik sedih, rasanya rindu seseorang itu begini ya?

"Apaan sih Lo?" Radik menoleh ke arah pintu ternyata itu Dimas

"Dimas Lo susah banget si dihubungin sekarang, mana Gilang?"

"Lo dengarin gue dulu"

"Jadi Lo tau dimana Gilang?"

"Ya Lo diam dulu bocil"

"Gue bukan bocil"

"Iya udah makanya diam"

Dimas natap Radik kemudian megang bahu teman nya itu. "Gue tau lo mau ketemu Gilang tapi sekarang bukan saat nya"

"Maksud Lo apa?" Tanya gue

"Lo bisa cari pengganti Gilang kalo Lo mau"

"Lo gila, maksud Lo apa!?"

"Gue mau ketemu Gilang! Bawa gue ke Gilang!"

"Radik Lo bisa tenang ga sih, gue udah bilang percuma Lo ketemu dia sekarang!"

"Apanya yang percuma!?" Teriak  Radik

Dimas bahkan meninggikan suaranya, dia tidak pernah seperti itu pada teman-teman apa lagi Radik

"Hiks gue pengen ketemu Gilang!"

Dimas kaget saat melihat Radik menangis, selama berteman dengan Radik baru kali ini dia melihat Radik menangis.

"Ehh jangan nangis, astaga gimana gue bisa rahasian kalo Lo kayak gini"

"Yaudah sekarang Lo ganti baju, nanti gue bawa ke tempat Gilang"

"Serius!"

"Iya cepat sana"

Mau ga mau Dimas harus membawa Radik ke Gilang

Radik udah berhenti nangis dia mulai tersenyum dan dengan cepat mengganti pakaian nya.

"Dim, sebenarnya Lo itu sepupunya atau bukan sih?"

"Siapa?"

"Lo beneran sepupu Gilang?"

"Iya lah! Nyokap gue adek bokap nya Gilang. Emang dia ga mau ngakuin gue aja"

Hampir satu jam mereka berdua akhirnya sampai di sebuah mansion mewah

"Ngapain Lo bawa gue ke istana?"

"Katanya mau ketemu Gilang"

"Gilang di dalem?"

"Iya. Ayo masuk"

Radik masuk mengekori Gilang. "Dimas bawa siapa?"

Mereka berdua menoleh ke arah suara "teman Dimas om"

"Radik om" ucap Radik memperkenalkan diri

Hendrik, ayah Gilang hanya mengangguk. Kemudian lanjut berbicara dengan seorang dokter, mamanya Dimas

"Dia di dalem, Lo masuk aja dan jangan kaget sama dia ya. Dan gue cuma mau bilang buat Lo kalau dia sekarang___

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampilkan seseorang yang sangat ingin dilihat Radik.

"Ada apa?"

"Gilang, Lo kemana aja gue kangen banget sama Lo brengsek, Lo ya ninggalin gue ga bilang-bilang"

"Maaf?"

"Gue ga akan maafin Lo gitu aja, udah 2 bulan Lo gaada kabar Lo buat gue khawatir tau ga"

"Maaf kamu siapa?"

Radik melepaskan pelukannya dan menatap Gilang dan Dimas meminta penjelasan

"Dia hilang ingatan" ucap Dimas

Radik langsung menggeleng tidak percaya, bagaimana bisa Gilang hilang ingatan?

"Gilang Lo ga ingat sama gue?" Tanya Radik pada Gilang yang tampak bingung

"Maaf saya tidak kenal kamu" ucapannya kemudian berjalan meninggalkan mereka berdua disana.

.
.
.
Tbc

Gilang & RadikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang