19. Libur

4.2K 236 6
                                    

Author POV

Tidak terasa semester pun berlalu, sekarang banyak mahasiswa memilih untuk pulang ke kampung halaman mereka karena libur semester, tidak terkecuali Radik.

"Lang lo jadi ikut gue?"

"Iya gue mau ketemu camer"

"Lo yakin?"

"Emang nya kenapa? Orang tua lo bakal ngusir gue kalau gue pacarin anak nya?"

"Ya ga gitu, cuma kampung gue tuh lumayan jauh"

"Ya gapapa, anggap aja kita sambil jalan-jalan"

"Terus kerjaan lo gimana?"

"Itu sih gampang, lo kaya ga tau orang kaya aja"

"Cih, sombong amat"

Mereka berdua mengemasi barang-barang mereka, pakaian Gilang dan Radik hanya berada di satu koper saja, karena pakaian yang dia bawa cuma sedikit.

"Sayang, jangan lupa celana dalam gue masukin" ucap Gilang

"Kok gue aneh ya dengar lo ngomong sayang kayak gitu" ucap Radik yang merasa geli dengan Gilang yang memanggilnya sayang.

"Segala geli lo, kalo gue ewe lo juga nyebut gue sayang"

"Itu beda"

"Beda apa?"

"Beda vibes nya, kalo ngewe kan lagi romantis gitu"

"Ngewe tu buat puasin nafsu bukan buat romantisan" jawab Gilang, dia merebahkan dirinya di atas kasur.

"Btw, ini celana dalam lo mau bawa berapa?"

"Bawa aja yang baru tu 2 kotak"

"Anjir calvin klein semua"

"Biasalah celana dalam orang ganteng"

Oke kita lupakan pembahasan tentang celana dalam itu.

Keesokan harinya mereka berangkat ke kampung Radik memggunakan Bis, sebenarnya Gilang mau saja membawa mobil tapi Radik ga mau, katanya nanti tetangga nya pada kepo lihat mobil bagus ada di depan rumah mereka.

Singkat cerita mereka kini sampai di kampung halaman Radik, dan kedua manusia segender itu sudah berada di depan rumah Radik.

"Gilang" panggil Radik seakan menanyakan dia harus masuk atau tidak.

"Gapapa. Coba panggil" ucap Gilang.

"Ibu" ucap Radik saat melihat ibunya yang baru aja keluar dari rumah sambil membawa sayuran.

"Radik, itu kamu nak?" Tanya ibunya Radik melihat dirinya yang semakin putih, tidak seperti saat dia berangkat dulu.

"Iya lah bu, siapa lagi" jawab nya langsung menyalimi tangan si ibu

Si ibu langsung melepaskan sayuran yang dia bawa dan memeluk anak laki-lakinya dengan sayang

"Radik, maafin ibu ya, kamu baik-baik aja kan di kota?"

"Seperti yang terlihat bu" jawab Radik

"Eh ada teman nya juga" Gilang langsung mencium tangan ibu Radik

"Gilang bu" ucapnya

"Ayo masuk" ajak ibunya

Radik dan Gilang masuk kedalam rumah, dan meletakkan barang-barang di samping sofa

"Radik, langsung bawa ke kamar aja nak, kamar kamu bersih kok, ibu rutin bersihin. Ibu yakin kamu pasti akan pulang ke rumah"

Radik membawa koper nya yang berisi pakaian dia dan Gilang, menatap pintu kamar, kemudian membukanya. Yang Radik lihat tataan nya masih sama sseperti dulu, hanya ada beberapa tanaman hias diatas meja yang sepertinya baru di tambahkan.

Gilang & RadikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang