𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟎𝟏

404 40 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TENTU Chris ingat kapan ia bertemu dengan Hwang Hyunjin untuk yang pertama kalinya.

Tepatnya ketika musim panas, umumnya semua orang akan berada di dalam kamarnya dengan kipas angin dan es krim yang dingin. Tapi tidak dengan Hyunjin yang ikut bermain baseball di lapangan bersama Chris dan teman-temannya. Hyunjin mengajukan diri demi membunuh rasa bosan yang menggerogoti jiwannya di musim panas ini.

Mereka saling berkenalan satu sama lain, menjadi dekat, kemudian pertemanan mereka bertahan sampai sekarang. Sampai Chris dan Hyunjin masuk ke bangku perkuliahan. Dari yang keduanya sama-sama bocah kusam kini berubah menjadi pemuda tampan yang fashionable. Tidak ada yang berubah diantara mereka selain cara berpakaian. Selebihnya mereka masih bertegur sapa dan kadang bermain di lapangan bersama teman-teman yang lain.

Bedanya saat ini Hyunjin adalah primadona kampus, sering masuk majalah, ia bahkan menjadi brand ambassador sebuah produk milik kampus. Hyunjin juga beberapa kali mengikuti kontes modelling dan membawa pulang piala. Selain itu Hyunjin juga sering diincar oleh anak teater yang meminta Hyunjin untuk mengisi pemeran Pangeran. Memang, ia adalah Pangerannya kampus.

Lalu Chris—atau yang sering disapa Bangchan oleh teman-teman sekelasnya. Seorang mahasiswa yang menjalani kehidupannya dengan damai. Bermain musik, menjadi DJ ketika ada event kampus, dan sering sunmori bersama teman-temannya. Ia juga memiliki band kampus bernama 3RACHA yang beranggotakan ia bersama Changbin dan Jisung. Dan sering menjadi incaran wanita-wanita di kampusnya karena Chris rendah hati.

"Chris-Hyung," Hyunjin yang baru saja selesai dari kelasnya dan hendak mendinginkan otak ke café sebelah kampus—menemukan Chris sedang duduk dengan laptop diatas meja. Seulas senyum Hyunjin berikan pada pemuda itu.

"Ah, Hyunjin," Chris melebarkan senyumnya. "Baru selesai kelas?"

Hyunjin mengangguk. Ia merapikan rambutnya dan menguncirnya asal ke belakang membuat Chris tertegun sejenak. "Iya, pusing sekali. Dosennya menyebalkan." katanya dengan nada yang merajuk.

Chris tertawa kecil guna menutup keterdiamannya tadi. Lalu tangan kirinya menepuk kursi disebelahnya. "Duduk disini, pesan minuman, aku yang traktir."

Ekspresi Hyunjin menjadi cerah. "Wah, yang benar, Hyung?!" serunya seperti anak kecil.

Anggukan Chris berikan, tidak lupa dengan cengiran di wajahnya yang terlihat tampan di semua mata siapapun yang melihatnya. "Iya, pesan sesuka hatimu." balas Chris dengan santai.

Tentunya Hyunjin tidak ingin melewatkan traktiran Chris. Ia segera memanggil pelayan dan memesan milkshake strawberry kesukaannya. Hyunjin melihat segelas kopi cappuccino diatas meja, itu pasti pesanan Chris. Lalu disebelahnya ada sebuah kue yang tidak terlalu manis. Hyunjin menatap wajah Chris selagi Chris sibuk dengan laptopnya—entah mengerjakan apa.

"Hyung ... begadang lagi ya?" tidak sadar ia bertanya hal itu, membuat Chris mendongak padanya. Hyunjin lalu terkekeh, mencoba menutupi kebodohannya sendiri. "Hehe, kelihatan dari kantung matamu." Hyunjin menunjuk kantung matanya sendiri alih-alih ingin memberitahu Chris.

Chris terkekeh lagi. Ia menggeleng. "Tidak, tidak. Aku tidak begadang."

"Bohong," Hyunjin merotasikan matanya. "Itu kan kebiasaan Hyung."

Seperti ditangkap basah, lantas yang Chris bisa lakukan hanya menggaruk kepalanya yang tidak benar-benar gatal. Hyunjin sudah tahu luar dalam tentang dirinya, tidak ada untungnya jika berbohong juga. "Baru dua hari ini, Hyunjin-ah," balas Chris dengan menyenderkan punggungnya ke kursi empuk. "Kau tahu bukan band kami diundang ke event kampus? Kami juga sedang membuat lagu debut kami."

"Oh," Hyunjin membulatkan bibirnya—yang tampak lucu menurut Chris. "Hyung memang tidak jadi DJ disana?"

Chris menggeleng dengan senyum yang masih terbit di wajahnya. Seolah bibirnya tidak lelah untuk memberikan senyuman. "Tidak. Kali ini aku mengambil job untuk band. Lebih seru dan asik jika bersama."

Hyunjin mengangguk paham. "Itulah kenapa tadi Han memintaku untuk mencubitnya kalau ia mulai mengantuk."

Chris tidak bisa menahan tawanya. Lantas ia mulai tertawa geli membuat beberapa orang menatapnya dengan atensi yang menyeluruh selama beberapa detik lalu kembali ke kegiatannya masing-masing. "Oh ya? Kasihan sekali, ia juga ikut begadang tadi malam."

Tawa Hyunjin mulai tersisa sedikit ketika ia berusaha melupakan kejadian yang membuatnya ingin tertawa sepanjang kelas dimulai. Jika dihitung sudah sepuluh kali ia mencubit Jisung yang hampir jatuh tertidur. "Iya. Setengah jam sebelum kelas selesai dia izin ke kamar mandi alih-alih ingin buang air kecil, ia hanya ingin mencuci wajah, Hyung." cerita Hyunjin dengan heboh.

Chris tertawa kecil sambil memegang bahu Hyunjin. Sementara yang bercerita tadi hanya tersenyum kecil mendengar tawa yang renyah. Diam-diam Hyunjin ikut tersenyum sebab Chris tadi begitu serius dan terlihat sedikit frustasi, maka dari itu Hyunjin ingin melemaskan wajah tegang itu.

"Syukurlah," ucap Hyunjin pelan.

Chris menoleh. Sebelah alisnya naik dan menatap Hyunjin dengan tanda tanya di kepalanya. "Kenapa?"

Hyunjin mengulum bibirnya lalu tersenyum. "Ekspresi Hyung terlalu tegang. Kau butuh sedikit lelucon agar tidak terlalu tegang."[]

"[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


You Are The Apple of My Eye - Chanjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang