1 - Ratu Anastasia

6 4 4
                                    

REZA & RATU •


nama gue, Ratu Anastasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nama gue, Ratu Anastasia. Terserah gue mau ngapain. Itu urusan gue, bukan urusan lo.





"Eh, pagi pagi udah cakep aja. Mau ngapain?" Tanya Ratu sambil membuka pagar rumahnya.

"Mau jemput adik lo," jawab Dafa.

"Oh mau jemput Kela? Bentar ya, gue panggilin," Respon Ratu.

Dafa menarik tangan Ratu yang hendak membuka pagar lagi.

"Gue bercanda, ayo berangkat," ajak Dafa.

Ratu mengernyit bingung.

"Berangkat? Ke sekolah? Bareng lo?"  Lemot Ratu.

"Iya, Ayo!" Ajak Dafa lagi.

"Ngapain? Ogah ah, ntar banyak berita palsu kalo gue pacaran sama lo," tolak ratu.

"Yaudah, bagus dong, biar saingan gue pada mental breakdown semua." Jelas Dafa.

"Nggak usah Dafa, gue bareng bokap aja, lo berangkat dulu sana!" Usir Ratu.

"Lo nggak kasihan sama gue? Ayo rat! Sekali aja." Mohon Dafa.

Ratu menghembuskan nafasnya pelan.

"Sekali aja ya?" Gumam Ratu.



REZA & RATU •



"Daf, pada ngelihatin ih," bisik Ratu.

"Yaudah bodo amat, biar nggak ada yang ngedeketin lo lagi, itung itung saingan gue berkurang kan?" Jelas Dafa.

"Terserah, gue ke kelas dulu ya, thanks tumpangannya!" Bisik Ratu.

Ratu tersenyum pada Dafa dan berlari kecil ke lorong koridor. Dafa yang masih di parkiran motor, menatap punggung ratu yang semakin menjauh.

"Disenyumin aja seneng. Apalagi dijadiin pacar," gumam Dafa.

Ratu berjalan sambil merapikan rambutnya yang terkibas terkena angin.

"Eh rat, lo udah nge rekap daftar anak yang ikut lomba kan?" Tanya Lidia, wakil ketua OSIS yang tiba tiba berjalan beriringan dengan ratu.

"Lomba sains Minggu depan kan? Udah, gue taruh di laci meja kalau lo mau ambil," jawab ratu.

"Oke, ikut gue yuk, dinas." Ajak Lidia.

"Dinas apaan?" Bingung Ratu.

"Dinas ngoprak monyet monyet dikantin yang belum masuk kelas." Jelas Lidia.

"Oke," jawab ratu.

Itung itung menambah nilai kan?

"Woi semua! Masuk kelas!" Lidia berkacak pinggang dan menatap tajam teman temannya yang asyik nongkrong di kantin.

Serentak semua orang di sana bergegas pergi kecuali dua remaja laki laki yang sedang duduk di atas meja.

Dua lelaki itu menghampiri Lidia, lalu bergeser kedepan Ratu. 

"Lo bukan pengurus nggak usah sok sok an deh," celetuk lelaki itu.

"Daripada ngomong nggak jelas mending lo cabut ke kelas," tuding Ratu.

"Lo punya kaca nggak sih? Jangan mentang mentang lo dikagumi banyak anak, Lo bisa seenaknya ngatur ngatur kita!" Bentak lelaki itu.

Ratu maju selangkah.

"Reza," panggil Ratu.

Ratu mengambil nafas, sebelum akhirnya melanjutkan.

"Nama gue, Ratu Anastasia, terserah gue mau ngapain, itu urusan gue, bukan urusan lo" tajam Ratu.

"Terserah, gue nggak peduli." Tajam Reza.

Reza menarik Afgan—sahabatnya pergi dari situ. Lidia menghembuskan nafas kesal dan tersenyum kecil.

"Nggak usah dengerin kata Reza, makasih udah nemenin gue dinas," sahut Lidia.





• REZA & RATU •






"Za, lo tadi keterlaluan," bisik Afgan.

"Bodo amat, gue males sama tu curut," balas Reza.

"Reza, permisi,"

Suara itu membuat Reza dan Afgan sontak minggir dari situ. Almera tersenyum dan berjalan melewati mereka.

"Mera cantik ya za?" Goda Afgan.

Reza tersenyum.

"Iya, cantik banget gan." Gumam Reza.











/to be continued

REZA & RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang