-2 + 3

24 7 41
                                    

"Nggak! Gue gamau!" Tolak Kencana dengan tegas. Dirinya tidak terima namanya tiba-tiba bertengger di daftar calon wakil ketua osis tanpa sepengetahuannya.

"Na gue mohon lo mau yaa.. pliss sekali iniii aja lo mau ya turutin kemauan sahabat lo yang kiyowo ini." Wajah Rengganis sudah sangat memelas, sudah hampir 1 jam dirinya memohon kepada Kencana, pasalnya kelas mereka harus mengirimkan kandidat untuk menjadi calon wakil ketua osis. "Lo cuma harus ikut pemotoan, debat, sama pencoblosan doang kok Na, sisanya gue yang handle."

Sebenarnya sedari tadi Kencana tidak tega melihat sahabatnya memelas seperti itu, tetapi tetap saja dirinya enggan untuk menjadi wakil ketua osis, menjadi anggota saja dirinya sudah lelah, apalagi menjadi wakil ketua osis.
"Lagian lo juga ngapain sih pake daftarin nama gue tanpa izin ke gue dulu?!"

"Nih ya Na, dari sekian banyaknya cewe yang mencalonkan diri buat jadi wakilnya Aksara, gue rasa cuma lo yang paling cocok." Mendengar nama itu Kencana semakin malas untuk mengiyakan permintaan sahabatnya. "Kencana... gue mohon yaa.. gue janji bakal traktir lo mixue selama 1 bulan."

"Ok! Deal!"

Setelah mendengar jawaban lugas dari temannya, Rengganis mencoba untuk tersenyum, dirinya bingung harus sedih atau bahagia. Di satu sisi temannya mau menuruti permintaannya, disisi lainnya kantongnya akan sangat terkuras. Dirinya terpaksa mengeluarkan jurus andalannya, karena Rengganis sangat tahu kalau sahabatnya ini maniak mixue, kadang dirinya mempunyai keinginan untuk membuat satu cabang dari merek tersebut dan hanya dikhususkan untuk sahabatnya, tapi sayang itu hanya salah satu bagian bagian dari Rengganis.

****

Kringgg!!

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan berakhirnya aktivitas pembelajaran di SMA BAGASKARA. Para penghuni sekolah pun mulai memenuhi parkiran dan pulang ke rumah untuk melepas penat. Tetapi berbeda dengan mereka, saat ini Kencana terjebak berdua dengan Aksara di kelasnya setelah Rengganis meninggalkan dirinya dengan berpesan."Nanti kalian jangan lupa ke studio buat di foto, oke."

"Ekhem."

"Kenapa?" Tanya Kencana to the point karena dirinya merasa tidak nyaman terlalu lama berdua dengan orang yang ada dihadapannya.

"Gue tau kalo lo terpaksa buat jadi wakil gue, di pencalonan ketua dan wakil ketua osis. Tapi gue harap lo bisa nurunin ego lo, dan bisa gue ajak kerjasama buat debat osis nanti dan atau mungkin kalau kita kepilih buat jadi ketua dan wakil."

"Jadi menurut lo gue egois gitu?" Kencana sedikit tersinggung dengan bahasa yang digunakan lawan bicaranya.

"Keterpaksaan bisa bikin orang egois kan?" Aksara balik bertanya dengan raut wajah yang membuat Kencana benci akan hal itu.

"Oh lo tenang aja. Gue profesional kok orang nya, kalo gue udah bilang iya berarti gue bakal berusaha semampunya." Jawab dirinya dengan nada ketus.

"Oke."

Setelah mengucapkan tiga kata Aksara pergi dari ruangan itu dan pergi ke studio untuk sesi pemotoan, meninggalkan dirinya sendirian.

"Brengsek! Ada ya orang modelan kayak begitu?! Harusnya kan dia nungguin gue buat pemotoan bareng. Bisa-bisanya dia jadi most wanted di sekolah ini. Gila sih belum mulai gue udah gakuat, kamera mana kamera, gue mau nyerah aja."

Kencana meremas rambutnya frustasi, dia tidak menyangka jika dirinya harus berurusan lagi dengan Aksara si manusia dingin yang pernah menolongnya saat masa orientasi. Kencana sangat menghindari berurusan dengan siswa-siswi yang menurutnya famous di sekolah, itu sangat merepotkan baginya karena terkadang harus berurusan dengan para fans-fans mereka. Tetapi Kencana tidak sadar kalau dirinya adalah salah satu murid paling terkenal di seluruh angkatan karena kepintarannya.

A'KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang