Auction

1.6K 137 18
                                    

Sehun terbangun karena suara tangisan.

Matanya tersentak terbuka, dan itu seperti jantungnya dihidupkan kembali, berdebar kencang di dadanya. Paru-parunya menangkap udara pengap, merasakan ketakutan di belakang lidahnya.

Ada tubuh di sekelilingnya. Suara isakan dan tangisan. Cahaya hangat menjaga ruangan dari kegelapan total. Lantai marmer yang dingin di bawahnya hampir dia kenali.

"Sehun!"

Dia melihat ke atas. Ruangan itu bergerak. Dan dia menyadari tubuh di sekelilingnya seperti tidak berjiwa. Paru-parunya sesak, dan dia menekan kembali ke dinding tempat dia terbangun.

"Sehun," kata suara yang familiar. Dia berbalik dan Kyungsoo ada di sana, memanjat orang-orang, meraih bahunya, menyelipkannya ke dadanya, dan berkata, "Kamu sudah bangun."

Ruangan itu penuh dengan wajah-wajah yang tak familiar.

"Di mana kamu ditangkap?"

Ditangkap. Itu sampai pada kata itu. Sehun membuka bibirnya, kulitnya pecah-pecah, dan terbatuk karena rasa amplas di tenggorokannya.

"Air! Apakah kamu lapar?" Kyungsoo bertanya.

Sehun mengerutkan kening. Makanan? Air?

Secangkir air memaksa masuk ke bibirnya. Sehun menyesap, dan mendongak untuk berterima kasih kepada orang di sana.

"Sudah berapa lama kita di sini?" Sehun bertanya.

"Empat hari," beberapa suara serempak.

"Kamu tiba kemarin."

Sehun terdiam lalu mengamati lengannya yang biasanya bersih kini ada noda hitam berupa tulisan.

K. J. ITato. Baru. Itu adalah tanda  ditangannya.

Dia merasakan darah mengalir dari kepalanya.

Sehun menelan ludah. "Apakah itu yang memiliki kita sekarang?"
 


"Kami tidak yakin," kata Kyungsoo. "Mereka tidak banyak bicara kepada kami, hanya memberi kami makan dan terus membawa orang masuk kesini" Dia mengambil napas dalam-dalam. "Mungkin saja—"

"Aku sudah memberitahumu orang-orang bodoh," terdengar suara masam dari sudut. Sehun menjulurkan lehernya, dan menemukan satu tubuh yang belum mendekat untuk menyambutnya ketika dia bangun. Duduk di dinding sudut, berlutut di dadanya dengan malas, tidak sehelai rambut pun yang terlihat tidak kusut padahal rambut itu biasanya menjadi kebanggannya.

Krystal Jung melirik mereka semua. Sehun bergidik melihat mata intens yang menatap langsung padanya.

"Ini untuk Lelang."

Kyungsoo memutar bola matanya.

Sehun tidak bisa berpaling dari Krystal. Tidak bisa memahami kehadirannya. Dia anak dari keluarga terpandang dan berkuasa kenapa dia ada disini?.

Mengapa membuat mereka semua tetap hidup? Ruangan berputar saat Sehun menghitung kemungkinan, semuanya mendidih menjadi hanya beberapa kemungkinan skenario yang membuat tulang rusuknya ambruk, berderak dan menggerogoti paru-parunya.

AUCTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang