Suara ombak dari lautan terdengar sangat jelas oleh Akako. Suara burung camar dapat terdengar dari kejauhan. Helaian rambutnya yang lepas berterbangan saat diterpa angin. Sekarang ia sudah pergi ke lautan. Tak ada lagi pilihan untuk kembali.
Kapal mekanik kecil tersebut tetap berlayar entah kemana, ia lagi tidak memiliki log pose, mungkin dia dapat membelinya entah dimana. Rutenya sekarang tak ia ketahui.. Semoga saja akan ada pulau. Apakah dia akan mendapatkan sebuah kru? Atau tidak. Entahlah. Saat ia termenung, Akako dapat melihat suatu kapal besar dari kejauhan.Ia melihat bendera warna putih dengan gambaran burung camar diatasnya. Kapal.. Angkatan laut?! Aduh. Baru aja dah ke lautan lepas.. Dah ada masalah.
“Huft. Menyebaalkaaan. Sudah ada masalah.. Tapi, mungkin mereka memiliki sesuatu yang kuperlukan untuk nantinya! Seperti log pose dan senjata.. Juga makanan lebih!! Tapi.. Emang bisa kapal kecilku ini bawa semuanya? Hmm, seharusnya bisa. Ini kapal katanya cukup untuk 4 orang.. Oh ya! Bensin! Nanti bahaya kalau tak ada bensin.. Yasudah. Ku curi saja barang mereka.”
Gumam Akako. Ia tetap menatap pada kapal perang raksasa tersebut. Tapi lumayan juga kan? Dapat barang. Tapi bahaya kalau ketahuan. Eh! Kan buahnya sama aja dengan mane mane no mi, yaitu meniru kenampakan fisik orang lain. Tapi.. Buah nya itu, emang buah Mane mane no mi. Modelnya aja beda. Maling gak ya? Maling ga ya? Akhirnya, ia memutuskan untuk maling di kapal tersebut. Ia pun berlayar ke kapal tersebut, dan... Untung saja! Tak ketahuan!
Akako mengikat kapalnya di suatu tempat diluar jangkauan marinir. Lalu memanjat keatas dengan hati hati agar tak tertangkap. Sesampainya diatas, satu anggota marinir melihatnya. Oh tidak..
Selama beberapa detik Akako dan marinir tersebut bertatapan.“Jangan tatap tatap nanti cinta. Aku gak suka tau gak?”
Ucap Akako mendadak kepada marinir tersebut dengan menunjuk nunjuknya. Perempatan muncul dikepala marinir itu.
“Jangan bodoh! Ngapain aku jatuh cinta dengan wanita penyusup sepertimu- Tunggu, penyusup?! ”
Marahnya pada Akako, sebelum sadar kalau Akako itu seorang penyusup. Akako yang baru juga sadar ia ketahuan pun dengan cepat memukul pria tersebut di lehernya hingga ia sedikit terhempas dan pingsan. Lalu menghela nafas lega.
“Untung saja. Kalo ketauan gawat, apalagi kalau dia terlalu lama menatapku nanti jatuh cinta. Gitu kan konsepnya?”
Akako lalu berjalan kearah marinir tersebut dan menamparnya. Sebenarnya, tak harus ditampar, biar puas aja. Lalu mengubah tampangnya sendiri agar mirip dengan marinir tersebut. Baru melampisi bajunya dengan pakaian marinir itu. Ia mengambil pedang yang merupakan senjata marinir tersebut lalu pergi untuk menelusuri kapal besar itu.
“Uwah. Besar! Tapi.. Dimana ya ruangan supply mereka? Pasti lah ada bahan makanan disana.”
Ia sudah berkeliling berkali kali tapi tampaknya tak ada apa apa. Ia mendadak keringat dingin saat pundaknya ditepuk oleh seseorang.
“Hey, ngapain saja keliling kapal? Lupa arah lagi? Hahaha.”
Ucap Orang yang menepuk pundak Akako yang sedang menyamar, Akako dengan diam mengambil nafas lalu menghadap orang tersebut. Untung saja, bukan kapten ataupun wakil laksamana. Cuman prajurit biasa. Ia mengangguk dengan canggung sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang sebenarnya tak gatal.
“Kebiasaan emang. Kalau jadi prajurit angkatan laut, harus tau arah. Nanti mengejar bajak lautnya susah lho.”
Ucap prajurit itu lagi dengan kekehan pada akhirnya. Akako masih canggung dan khawatir apakah dia akan ketahuan. Jika dilihat baik baik, Prajurit itu bentuknya beda dengan yang lain. Sudah dipastikan kalau dia itu prajurit biasa, tapi caranya berpakaian.. Kurang rapi kalau tahu maksud ku. Tapi gausah khawatirkan itu.
“I-iya... Maaf..”
Ucap Akako. Untung saja kekuatan mane mane no mi nya itu juga meniru suara orang yang sedang ia gunakan sebagai samaran. Prajurit itu hanya tersenyum kepada Akako. Lalu bertanya bahwa 'pria' itu ingin kemana.
“Jadi.. Kau mau kemana kali ini? Biar kuantar.”
Ucapnya. Akako masih gugup walau ia sedang menyamar, dan mencoba untuk menyusup dengan mudah. Ia tak tahu, ini cobaan atau sebuah keuntungan? Karena ia mungkin sudah ketahuan, ataupun malah tidak dan mendapatkan jalan lurus kearah ruang supply? Entahlah.
“Ke ehm.. Ruang Supply.”
Salah satu alis mata marinir tersebut naik saat Akako mengatakan 'Ruang Supply'. Dia mungkin heran, apa urusannya kesana? Mungkin saja. Rasanya ingin curiga, tapi tak bisa. Ia tahu orang ini, tapi gak kenal kenal juga. Hanya beberapa kali melihatnya dikapal hampir selalu tersesat saat mencari suatu ruangan.
“Hm, Bolehlah. Ayo.”
Si pemuda itu pun berjalan ke arah ruang supply dan Akako yang menyamar hanya mengekori dari belakang. Sesampainya disana, iapun hanya menunduk terimakasih pada marinir muda itu. Lalu berdiri tegak lagi pas saat ia yakin orang itu sudah sepenuhnya menjauh. Untung Saja, ruangannya agak tertutup. Jadi, keluarnya sepertinya tak akan masalah. Beberapa kantung bahan makanan, dua buah pistol flint, beberapa peluru untuk senjata itu, dan pisau kecil ia curi dengan mudahnya. Jangan lupa, bensin untuk kapal mekanik. Kok disini ada ya?
Ia mencoba membawa barang barang tersebut keluar, untung saja cukup kuat. Pastilah, barang barang sebanyak ini itu pasti berat. Baru saja saat ia hampir sampai ke kapalnya... Ia ketahuan.
“Shimatta! Aku ketahuan!”
Akako dengan cepat berlari kearah kapal mekaniknya, tanpa sadar samarannya sudah lepas. Sekarang ia tidak mirip dengan seorang lelaki marinir yang agak jelek, melainkan dirinya sendiri tapi dalam seragam marinir. Sesampainya ia langsung melompat turun, Ia masih mendengar suara seorang marinir yang melihatnya maling meneriakkan bahwa ada penyusup.
Ia dengan mulus mendarat diatas kapal mekaniknya itu lalu memotong tali yang ia ikatkan. Lalu membuka layar, dan menghidupkan mesin, dan berlayar menjauh sambil melambaikan tangannya kepada Marinir yang mencoba menembak kapalnya dengan lidah yang dijulurkan. Pemuda yang tadinya membantunya baru saja sadar.. Dia ditipu. Kasiaaan.
“Makasih Bantuannya Tuan 'Gondrong tolol'! ~ Fufufu~”
Soraknya pada pemuda yang tadinya mengarahkannya ke ruang Supply. Orang yang disebut memerah malu akibat kecerobohannya dan malah mengarahkan seorang Penyusup ke ruang Supply. Keberuntungan berpihak padanya kali ini, dan ia dengan mudah melarikan diri dari kapal perang besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
【Reader x One piece! || Fanfic Indonesia 】
Fanfictiongatau ah baca ae ceritenye:v