FORGET

597 61 13
                                    


••••

"Kak Gibran beneran mau deketin Anggi?" tanya Kyla memastikan cowok didepannya, entah ini sudah pertanyaan yang keberapa kali Kyla tanyakan pada Gibran.

"Enggak tau, Lala Kyla La. Gue masih sering lihat dia jalan sama temen cowoknya, itu pun gue enggak tau temen atau emang cowoknya" jawab Gibran seperti biasanya. "Emang kenapa sih, perasaan lu tanya soal ini mulu sama gue."

Kyla menghelangkan napasnya pelan. Cewek itu milih diam mengamati ponselnya yang sepertinya mati kehabisan baterai.

"Gue pergi dulu ya, La. Udah ditunggu Mira sama Hilmy nih," ucap Gibran berlalu pergi tidak lupa dengan kebiasanya mengacak rambut Kyla sebelum pergi.

Kyla hanya senyum tipis menanggapi Gibran.

Boleh engga sih, kalau Kyla itu baper sama perlakuan dan perhatian Gibran ke dia?

Iya, Kyla suka sama Gibran.

Kyla engga suka Gibran deket-deket sama cewek lain selain dirinya, apalagi kalau Gibran deketnya sama cewek yang namanya Anggi.

Dan Kyla enggak suka Gibran selalu lihat dirinya hanya sebagai adik cuma karena mereka berdua sudah saling kenal sejak lama.

Gibran emang selalu anggap Kyla seperti adiknya, tapi Kyla engga bisa anggap sosok Gibran sebagai seorang Kakak laki-laki, Kyla mau Gibran seperti cowok lainnya.

Selama 8 tahun Kyla dan Gibran kenal, emang awalnya Kyla hanya merasakan sosok Kakak dari Gibran. Tapi sejak SMA dan kini berstatus mahasiswi, Kyla malah menganggap Gibran seperti cowok pada umumnya yang tidak bisa diartikan sebagai sosok Kakak.

"Ya elah, jomblo! Ngapain lu disini? Wifian pasti."

Kyla melirik malas cowok yang tiba-tiba aja duduk di depannya. Saka, teman Gibran juga Kyla.

Sama seperti Gibran, Saka juga sosok yang begitu peduli pada Kyla. Padahal Saka ini baru mengenal dekat Kyla saat di semester pertama memasuki awal semester dua dan sekarang Kyla baru akan memasuki semester tiga. Saka satu angkatan sama Gibran, Kyla juga kenal Saka karena Gibran.

Meski pun Saka satu angkatan dengan Gibran tetapi Kyla tidak memanggil cowok ini dengan sebutan 'Kak' karena sifat Saka yang terlalu santai, petakilan dan welcome pada siapa pun.

"Itu minuman gue Sak, lo pesen lagi aja kenapa sih," kesal Kyla pada kebiasaan Saka yang asal meminum minuman di depannya.

"Lo sendirian disini?" bukan menjawab, Saka yang malah bertanya mengabaikan ucapan Kyla barusan. "Biasanya sama si Gibran, kemana itu anak?"

Kyla mengerucutkan bibirnya. Walaupun belum lama Kyla mengenal Saka, tapi Saka itu salah satu cowok yang tahu semua rahasia Kyla. Jadi buat saat ini Kyla yang tidak mood akan melampiaskan semuanya pada Saka.

"Sak," panggil Kyla nyaris tidak terdengar.

Saka mengerenyit menatap Kyla dengan tampang ngeselinnya. "Gibran nih, pasti."

Saka yang paham sudah tidak ingin berbasa-basi dengan cewek di depannya ini-di garis bawahi, kalau Saka itu cowok yang tahu semua rahasia Kyla dan peka terhadap apa pun yang terjadi sama Kyla- sudah dapat menebak jika cewek ini baru saja ditinggal Gibran entah kemana. Atau bertemu Anggi mungkin?

"Besok Kak Gibran mau ajak jalan si Anggi, Sak" kata Kyla dengan wajah ditekuknya melihat Saka yang sudah tahu kalau Kyla baru saja ditinggal Gibran.

"Ya bagus, biar cepet jadian aja itu orang. Supaya lu bisa move on juga, cari cowok lain."

"Ish, Saka! Lu tuh temenan sama si Anggi, ya!" sebal Kyla.

"Bukan apa-apa ya, La. Gibran cuma anggap lu sebagai adik, mau gimana. Apalagi dia sampai punya cewek yang diincer, engga mungkin bisa suka balik sama lu yang udah dianggap adeknya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FORGET✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang