Ramalan cuaca pagi ini menampilkan langit cerah namun sedikit berawan tertera pada layar ponsel seorang wanita yang tengah berkutat dengan pekerjaannya sedang duduk tepat di kursi dan meja bertuliskan jaksa. Selang beberapa menit seseorang mengetuk pintu.
"masuklah, ye jeong" Nari bersuara
Tampak seorang wanita berpakaian khas layaknya karyawan magang memasuki ruangan
"permisi bu, maaf tapi presdir Jang terus menelpon–"
Nari menoleh ke arah ye jeong, suasana terasa canggung kala Nari mulai bergumam,"dasar pria tua. Dunia ini penuh sampah sepertinya"
Ye jeong bingung ingin menanggapinya namun kemudian Nari bersuara, "Jika dia menelpon lagi, tidak usah diangkat–Kalau perlu blokir semua panggilan apapun yang masuk atas namanya"
Ye jeong ingin bersuara kala Nari menatapnya tajam," Ahh, katakan padanya juga– 'kau tidak bisa membayarku dengan uang kotormu'"
"baik bu" Ye jeong bergegas keluar karena dia tahu bosnya itu sangat keras kepala. Dia tidak ingin menjadi samsak pengganti kekesalan bos nya terhadap kliennya itu—pak jang.
Nari bersandar ke senderan kursi hanya untuk menghilangkan rasa lelahnya. Dia mengecek ponselnya. menunggu panggilan masuk dari sang kekasih.
Akhir-akhir ini hubungannya sedang merenggang karena kesibukan mereka yang harus bergerak cepat di hiruk pikuk perkotaan menjadi penyebab jarak di antara mereka semakin jauh. Namun, Nari berpikir mungkin mereka memang tidak cocok.
Seperti minyak dan air. Perumpamaan yang terlalu umum. Tapi kenyataannya begitu. Nari lagi dan lagi mendesah. Dia tidak ingin berpisah dengan Hoseok. Membayangkannya berdiri di pelaminan dengan wanita lain saja sudah membuat bulu kuduknya merinding. Ia ingin menangis tetapi juga tidak ingin disebut cengeng.
Hidup terlalu rumit dan berat untuknya yang telah menginjak 30 tahun.
Dia butuh tempat untuk sekadar menghirup udara secara bebas. Bersamaan dia memejamkan mata,sebuah notif muncul pada layar ponselnya
Dengan malas dia meliriknya, segera matanya terbuka lebar saat Hoseok mengiriminya pesan singkat
From : Hoseok Oppa
Aku sedang di kafe firma hukum mu. Kalau ada waktu mampirlah kemari
Sedikit tergesa-gesa, Nari memakai outernya dan beranjak keluar.
Mata Nari meliar mencari Hoseok. Segera matanya terpaku pada seorang pria yang tersenyum pada wanita di sebelahnya. Hati Nari terasa panas untuk semua kemungkinan buruk yang terjadi. Kali terakhir ia bertemu Hoseok sekitar 2 bulan yang lalu.
Tidak mungkin kan Hoseok mencari penggantinya di sela pekerjaanya yang mewajibkan untuk tugas keluar kota. Iya kan?
Berbagai pikiran negatif terus menghinggapi Nari sampai dia tidak menyadari Hoseok telah berada di hadapannya.
"hai Nari sayang, Apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu terlihat pucat" Hoseok tampak khawatir.
Nari segera tersadar, dan mencicit, "Hai oppa, emm~ bagaimana perjalanan bisnismu? Apa Dubai panas? Haha~ ngomong-ngomong dia siapa oppa?" Suara Nari terdengar kikuk dan semkin mengecil
Hoseok mengerutkan keningnya bersamaan wajahnya yang beralih ke wanita di sebelahnya.
Hoseok tersenyum hangat, "Maaf tidak mengenalkanmu padanya lebih awal, sayang. Dia adik perempuanku. Dia baru pulang dari Amerika—Dia sedang libur kuliah. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan sesuatu darimu. Dan lagi aku ingin melanjutkan hubungan ini ke tahap serius bersamamu–emm, makanya perlahan aku ingin mengenalkanmu dengan keluargaku. Maaf"
Nari membulatkan matanya dan tercengang dengan untaian kata yang dikeluarkan dari pria di hadapannya.
"Hah?!" Nari hampir kehabisan pita suaranya. Dia sangat. sangat bahagia sekarang.
"Oppa kamu,kamu serius?!" Hoseok hanya mengganggukkan kepalanya saat terdengar deheman yang mengalihkan atensi Nari.
"Ahh, maaf anu. emm Hai aku Im Nari. Ahh di Amerika ya,—How was your college then? Is it cool as i thought? Hahaha" Nari kaku. Hoseok belum pernah mengenalkan Nari pada keluarganya
"Hai, Jung Ho yeon. Just Yena. My english name. Please,don't ask me about that such of things. I got those goosebumps Hahahah"
Nari tersenyum,"Mari lebih sering bertemu Yena"
Yena berbisik,"kalau kakakku merepotkanmu,kau hanya perlu menarik telinganya"
Hoseok melirik malas,"aku bisa mendengarmu, anak nakal. Nari,ada yang ingin kubicarakan,–"
Yena mendengus dan perlahan beranjak dari tempatnya duduk
"Dasar! Kau mengusirku secara tidak langsung. Mck" Yena bergegas keluar membeli kopi di sebrang kafe tersebut
Nari dan Hoseok melirik Yena yang berjalan menjauh.
"Begini, aku mendapat cuti selama 2 minggu. Apa kamu ingin pergi berlibur bersama? Setelahnya Aku akan mengenalkanmu pada keluargaku. Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku lebih awal agar bisa menebus kesalahanku. Kita sudah jarang bertemu dan aku merasa itu salahku. Maaf"Nari tidak mengerti dengan Hoseok yang selalu merasa bersalah. Dia pria yang berhati lembut, "Oppa, berhentilah menyalahkan dirimu–Aku juga selalu sibuk jadi waktu kita semakin berkurang. Sejujurnya aku ingin pergi ke jeju. Rasanya aku butuh udara segar di pedesaan jeju. Terasa menyenangkan"
Hoseok tersenyum senang,"Okey! Minggu depan kita ke jeju. Aku akan memesan penginapan terbaik. Mari lupakan keegoisan dan pekerjaan yang memuakkan. Liburan ini hanya tentang kita, Nari" Hoseok tertawa girang
Tanpa Nari sadar, Hoseok menyiapkan sejuta kejutan di balik liburan mereka ini. Seperti kotak persegi kecil dari merk perhiasan ternama 'Tiffany&Co' tersimpan di saku jaket kulitnya.
TBC.
-----------------------------------------------------------------
Saking lamanya tidak up, aku harus membaca ulang nama, pemeran, alur cerita, dsb😌🤓
Aku lagi drop sakit karena tugas perkuliahan yang tidak kunjung kelar🤧 🤧Aku tau ini pendek krn aku ngetik disela waktu free yang sebenernya tidak ada jadi aku hanya ingin memastikan kalian masih menyukai cerita ini atau tidak
Harap memberikan support dengan meninggalan jejak kalian. Spread ma luv...
See u next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
INN
Fanfiction[M] Im Nari dan kekasihnya, Hoseok. Hanya ingin menghabiskan libur musim panas mereka di Jeju. Awal yang baik bagi keduanya hingga sebuah malam penuh malapetaka mendatangi mereka. Karena Badai hujan, sepasang kekasih itu terpaksa menghentikan perjal...