"Sebelah utara, 3 kereta kuda dan 5 ekor kuda."
"Kita kaya!"
"Hey, kecilkan suaramu!"
Mereka semua berkumpul, mulai kembali mengigatkan misi dan tugas masing-masing.
"Seperti biasa mama kalian yang akan menyambut mereka."
Hongar Robinson, melirik istrinya yang segera menganggukkan kepala patuh.
Rollins Robinson yang akan selalu menyambut calon mangsa mereka, seolah olah tamu yang akan senang hati beliau layani. Simon Robinson, si sulung yang handal meracik ramuan. Tentu saja ramuan tidur adalah resep andalannya yang membuat orang-orang tak sadarkan diri dalam beberapa jangkauan waktu. Anak kedua mereka, Stephanie Robinson bertugas membantu kakak tertua meracik dan membawakan jamuan.
Kemudian ada Xabira dan Xavira, si kembar identik berusia 12 tahun yang akan diam-diam membawa barang-barang calon rampasan ke kereta kuda mereka yang disimpan digudang belakang. Terakhir ada si bungsu Ace Robinson, menurutmu apa yang bisa dilakukan anak berusia 7 tahun? selain menunggu dan menata barang didalam kereta kuda.Sedangkan Hongar sendiri, akan menyambut calon mangsa mereka seakan-akan tuan rumah.
tok tok
"Saatnya beraksi!"
Mereka semua berpencar menempati posisi masing-masing, kecuali Rollins Robinson yang berjalan kearah pintu bercat hitam -yang keadaannya sudah sedikit lapuk-, membukanya.
"Selamat malam, Miss."
Dua orang pria berpakaian serba hitam menjulang tinggi dihadapannya, membungkukkan badan. Rollins sempat terkejut, tetapi segera kembali menormalkan ekspresi wajahnya.
"Selamat malam."
"Maaf mengganggu waktu malam anda, tapi kami--"
"Ah, perjalanan kalian pasti masih jauh? Jadi setelah melihat rumah kami, kalian berniat untuk menumpang inap?"
Kedua pria itu saling melirik sebelum kemudian mengangguk setuju.
"Tapi rombongan kami tidak sedikit."
Ya, Rollins tahu, melirik kebelakang punggung pria-pria ini, ada sekitar 8-9 pria lainnya. Mereka semua berbadan besar dan tegap, entah perjalanan apa atau kemana yang akan mereka lakukan.
"Tidak masalah, kami memiliki aula besar yang nyaman untuk ditempati bersama."
Bohong, padahal tanpa aula atau kamar pun, mereka akan tergeletak begitu saja diruang tamu cepat atau lambat setelah meminum ramuan tidur yang dibuat anaknya.
"Terimakasih banyak atas kemurahan hatimu, Miss."
Rollins mengangguk, kedua pria itu izin berbicara pada kawanannya. Kemudian satu persatu dari mereka memasuki rumah.
Tidak ada sofa, hanya ada alas lebar yang berasal dari bulu domba. Otomatis, mau tak mau, mereka harus lesehan. Belum mengambil posisi duduk, mereka saling lirik. Tidak apa-apa bagi mereka untuk duduk diatas tanah sekalipun, tapi...
Rollins yang hendak memanggil suaminya, berbalik saat sebuah suara menginterupsi.
Pria gagah lainnya, tetapi entah mengapa terlihat begitu mencolok dan berbeda dari yang lain. "Miss, kalau boleh aku ingin meminjam kamar mandi disini." Suaranyapun begitu tegas, walau kata-katanya terdengar sopan, tapi disuarakan dengan begitu berwibawa dan sedikit, angkuh.
Sebenernya, calon mangsa meminjam kamar mandi tidak ada dalam daftar rencana mereka. Bahkan, tidak pernah sekalipun yang ada. Mereka hanya akan duduk diruang tamu, diberikan jamuan alias ramuan tidur, kemudian mereka bergegas merampas barang bawaan berharga dan segera pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Lady
Fantasy📣Follow untuk mendapatkan lebih banyak cerita. BECOME A LADY Historical Romance by Badeabalqis Robinson's Family, tidak memiliki gelar, tetapi julukan. Si pencuri handal, itu sebutan yang mereka dapatkan. Sebab setiap aksi yang mere...