Duduk nyaman di tengah udara pengap di gerbong kereta kala itu membuat sosok muda dengan rambut kecoklatan lepek karena panas nya udara pagi ini menghela nafas nya sebentar dan tetap fokus memandangi jendela kala itu.Albus tetap memandangi hamparan pemandangan yang ia suka dahulu kala pertama kali memasuki sekolah sihir ternama di inggris raya, hogward. Sejenak ia kembali pada buku bacaan nya agar tidak terlalu bosan dan menurut nya ini lebih memanfaat kan waktu yang ia miliki sebelum nanti setelah sampai mungkin akan membuat nya bermalas malasan di rumah karena libur panjang yang membosankan, lebih dari pelajaran sejarah sihir profesor hantu.
Sesaat setelah ia sampai di stasiun dan meninggalkan nya untuk segera menuju rumah, Albus Dumbledore menyempatkan diri berkunjung ke salah satu toko bunga yang sering ia kunjungi jika pulang ke godric hollow, masuk dan membuat lonceng berbunyi ia di sambut sebuah penyiram tanaman melayang dengan sebuah sekop yang sedang menggali tanah di pot sebelum seorang squib bernama nyonya durgham yang memakai aprom ungu berbintik merah menyapa dari balik meja tinggi kasir.
"Hallo Albus sayang, lama tak melihat mu" katanya semangat
Albus yang sedang melihat lihat sedikit tersentak kemudian tersenyum tipis, menyapa dengan anggukan
"Hallo nyonya durgham, senang bertemu dengan mu"
"Jadi berapa tangkai lily yang kau mau tampan?" Katanya dengan nada nyonya genit ditambah senyum di bibir merah merona nya yang mengkilap
"Em...aku akan ambil 10, dan tolong dengan pita biru" katanya, sang nyonya terkekeh melengking kemudian menekan bell dengan brutal
"KENN! 10 TANGKAI LILY TERSAYANG!!" teriak nya nyaring, tak lama seorang lelaki tampan dengan gaya germmany datang dengan pesanan, jika kau bertanya bagaimana? Ya tentu saja sihir yang membuat setiap percakapan juga pesanan akan terekam menuju ruangan lain dan tercatat di table agar segera di kemas. Sosok pria itu adalah kenya wasford seorang penyihir jerman yang menikahi squib seperti nyonya durgham.
"3 galleon sayang ku, titipkan salam kepada ibu mu" tutur nyonya durgham sambil menyerahkan bunga nya
"Ini... Terimakasih"
"Fufufu tentuu~ datang lah untuk minum teh" kata sang nyonya sebelum pintu tertutup dan Albus melanjutkan perjalanan nya
Tak ada yang spesial di pagi ini selama perjalanan ia melihat beberapa anak anak bermain dan gembira seumuran dengan sang adik bungsu yang manis, ariana dumbledore. Mengingat gadis kecil itu ia akan membawa nya jalan jalan sore nanti untuk menghabis kan waktu bersama seperti dulu, tak terasa ia telah sampai disebuah pintu bercat hitam rumah yang ia tempati hampir 16 tahun hidup nya dimana segala suka senang duka atau marah sekalipun pernah ia rasakan.
Tangan nya terangkat, ragu? Iya. Ragu mengetuk pintu rumah nya sendiri namun jika tidak sekarang maka—
Ceklekk....
"Albus..."
—ibu nya berdiri di sana, di depan pintu sambil memegang gagangnya menatap sang anak sulung yang terdiam dengan membawa koper juga sebuket bunga lily putih indah di tangan berekspresi canggung. Sang ibu tersenyum kemudian membuka pintu lebar dan memeluk anak nya di depan rumah.
"Albus... Bagai mana kabar mu" sang ibu memulai. Albus bahkan tidak tau harus bereaksi bagai mana, tangan nya di udara tampa menyentuh ibu nya merasakan pelukan ibunya mengerat ia mulai sadar dan balas memeluk ibunya, tak kalah erat. Bahu nya basah, ia tak harus bertanya apa yang terjadi sehingga yang bisa ia lakukan hanya memeluk ibunya.
"Baik, aku pulang" hanya itu yang ia letakan, ibunya tak berniat membuka mulut sekarang.
Hingga sebuah suara memecah kehangatan antara ibu dan anak di depan pintu dengan nada jenaka
KAMU SEDANG MEMBACA
The Only Choice [ GrindleDore ]
Fanficfrom HARRY POTTER UNIVERSE [ the story about young Grindelwald and Dumbledore. ] "Hanya kau yang ku izinkan untuk membunuh ku suatu saat nanti Albus" Albus tidak akan menyangka tentang perputaran waktu disekitar nya akan terasa berhenti berjalan ke...