1

1K 61 5
                                    

Kantin Fakultas Ilmu Budaya siang itu nampak ramai oleh pengunjung. Baik di dalam foodcourt maupun di halaman berumput yang diberi meja dengan payung besar menaungi dan beberapa kursi mengelilingi membentuk kelompok-kelompok kecil, para mahasiswa terlihat hampir memadati setiap sudut area disibukkan oleh bermacam aktivitas mereka.

Di salah satu meja dengan empat kursi di halaman kantin, nampak Jungwoo sedang duduk seorang diri. Laptop terbuka di dekat lengannya memperlihatkan laman awal pencarian gugel namun pemuda tersebut malah melekatkan pandangan pada layar ponsel di tangan.

Tluk.

Sebotol yoghurt dingin yang mendadak mendarat di samping ponsel mengalihkan perhatian Jungwoo. Kepala berambut coklat itu mendongak untuk mencari orang yang baru saja meletakkan minuman di mejanya dan seketika wajahnya merekahkan seulas senyum lebar.

"Makaseeeh~" ucap Jungwoo riang, mem-pause tontonan video yutub dan meletakkan ponsel untuk ganti meraih botol yoghurt.

"Sendirian?" tanya Renjun mendudukkan diri berhadapan dengan pemuda yang tengah antusias meneguk minuman dingin.

"AAHH~ seger banget rasanya kayak lihat muka Kak Sehun di brosur kampus!" ucap Jungwoo, mengomentari yoghurt favorit pemberian temannya sebelum menanggapi kalimat lelaki lebih muda.

"Tadi sama Jisung."

"Terus? Mana Jisung?" Pemuda bersurai cepak mengedarkan pandangan, tidak dapat menemukan sosok orang yang sedang dibicarakan.

"Berak," jawab Jungwoo singkat, meletakkan botol yoghurt yang masih berisi setengah ke meja dan kembali meraih ponselnya.

"Mulut lo vulgar amat," komentar Renjun datar.

"Terus gue harus bilang apa? Boker?" pemuda berambut coklat menanggapi dengan cuek, melanjutkan keasikan menonton video yutub.

"Heran. Perasaan kalau gue nyari Jisung selalu deh tuh anak lagi boker. Gak pernah yang lain," desis Renjun.

"Biarin aja. Berita bagus kalau dia bisa boker. Dia kritis dari kemarin gak berani boker karena pantatnya sakit. Hari ini udah baikan, makanya dia puas-puasin," jawab Jungwoo.

"Pantatnya ambeien?" tanya lelaki lebih muda lalu menyesap es kopi yang ia bawa sekalian yoghurt Jungwoo tadi.

"Habis kuda-kudaan."

Bruush!

"Ohok! Ohok!" Renjun sontak menyemburkan air kopi yang hampir masuk ke tenggorokan dan terbatuk karena tersedak mendengar kalimat barusan. Di depannya, Jungwoo tertawa lebih dulu sebelum merogoh tas untuk mengambil sebungkus tisu dan menyerahkan pada temannya yang mengomel.

"Pantes banget kalau dia bermasalah terus bokernya! Ternyata belum tobat juga dari dulu sampai sekarang!" Renjun mencak-mencak, mengusapkan tisu pada mulut serta baju yang basah kena tumpahan kopi.

"Dia bilang mau tobat--" Jungwoo tertawa lagi sebelum menyelesaikan ucapannya. "--kapan-kapan aja. Masih enak, katanya."

"Bgsat!" umpatan Renjun makin membuat pemuda berambut coklat tergelak.

"Lo juga ngikut Jisung, jangan-jangan!" lelaki berambut hitam cepak menuduh.

"Yeee! Gaklah!" tukas Jungwoo cepat. "Gue nanti aja kalau nemu yang sesuai kriteria."

"Emang kriteria lo kayak gimana?"

"KAK SEHUN, DONG!"

"Fix lo jomblo selamanya."

"Bgsat!"

Renjun meminggirkan tisu bekas membersihkan tumpahan kopi dan mengembalikan tisu pada Jungwoo.

Not Connected (NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang