Prolog

31 2 0
                                    

Suara ledakan-ledakan sihir mengiringi Harry yang berjalan tertatih-tatih di dalam hutan. Tubuhnya terasa letih saat ini tapi dia tidak bisa menyerah, tidak bisa saat semua harapan ada padanya. Tapi ia senang semua perjuangannya akan segera berakhir.

Tangannya yang berlumuran lumpur memegang batu pembangkit jiwa yang keluar dari snitch, bola kecil dalam permainan Quidditch. Tepat setelah memegang batu tersebut, roh-roh orang yang dia sayangi muncul. Semuanya tersenyum berusaha menyemangatinya yang akan mengakhiri perang tidak berkesudahan ini.

Mata hijaunya membisu menatap anak berusia lima tahun yang sama persis dengan dirinya di umur lima tahun yang keluar dari belakang badan Lily Potter, ibunya.

"Dia?"

"Harry Potter. Dia sudah meninggal dunia 12 tahun yang lalu Harry," jelas Lily sambil mengusap rambut berantakan putranya.

"Aku?"

"Kau bukan Harry Potter anak kami dalam darah, tapi kau tetap anak kami dan kami menyayangimu seperti anak kami sendiri, terima kasih telah menyelesaikan ramalan Harry, Harry," sambung James. Laki-laki berkaca mata itu mendekatinya dan memeluknya.

"Ini tidak mungkin tidak sulit untukmu tapi kami akan membantumu sebisa kami Harry," tambah Remus.

"Aku tetap ayah baptismu Harry," ujar Sirius

Harry tersenyum sedih sebelum memasukkan batu pembangkit jiwa dalam kantungnya. Dia tidak boleh memikirkan asal-usulnya saat ini. Dia harus mengalahkan Voldemort terlebih dahulu sebelum memikirkan masalah ini dan berusaha berfikir positif seperti yang biasa ia lakukan.

===
"Avada Kedavra,"

Suara lantang Harry keluar bersamaan dengan cahaya hijau yang keluar dari ujung tongkat sihirnya dan berusaha mendorong sihir yang sama yang dikeluarkan oleh Voldemort untuk membunuhnya dan mengagalkan ramalan yang telah menjadi beban pikirannya selama lebih dari 1 dekade lamanya.

Bersamaan dengan terbunuhnya Nagini ular raksasa milik Voldemort oleh Neville dengan pedang Gryffindor, cahaya hijau tersebut melesat masuk, mengubah tubuh abu-abu laki-laki tua itu menjadi debu akibat tidak adanya pertahanan dari Horcruxes yang telah dihancurkan Harry, Ron, Hermione, dan Neville.

Rasa lega menghampirinya, perjuangannya, perjuangan orang tuanya, perjuangan orang-orang Orde, dan juga Snape sebagai mata-mata telah berakhir. Voldemort telah mati. Tapi ada begitu banyak yang harus dikorbankan, pikir Harry perih. Kedua orang tua angkatnya, Fred, Lupin dan istrinya, mereka meninggal dunia. Snape sendiri hampir mati sebelum dibawa Ron dan Hermione untuk diberikan obat penawar untuk racun Nagini. Dia berharap laki-laki itu hidup, sudah banyak yang dikorbankannya. Apalagi setelah melihat memori masa lalunya.

"Harry selamat kita berhasil dan kau telah menyelesaikan ramalanmu,"

Ucapan selamat dari orang-orang muncul. Harry tersenyum sedih, dia bukanlah Harry Potter seperti yang mereka kira. Tapi dia ingin menikmati saat-saat ini sebelum glamor yang dipasang padanya dilepas.

Pagi itu dihabiskan dengan mengangkut jenazah dari para teman-teman yang meninggal sebelum menguburnya keesokan harinya dan menikmati hari-hari sesudah perang.

===
"Harry, kau dipanggil Professor McGonagall di kantor beliau,"

Harry mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Hermione. Jantungnya berdegup kencang. Apa ini ada hubungannya dengan identitas aslinya? Atau sekedar ucapan selamat seperti biasa? Laki-laki muda itu menggeleng, tidak baik bagi dirinya untuk terus berpikiran hal yang negatif. Bisa-bisa dia menjadi cepat tua dan berambut putih semua di usia muda seperti keluarga Malfoy padahal perang sudah seminggu berakhir.

Harry mengucapkan password pada Gargoyle penjaga ruang kepala sekolah sebelum masuk ke dalamnya. Di dalamnya terdapat Profesor McGonagall yang langsung senyum sumringah brgitu melihat Harry Potter.

"Sekali lagi selamat Harry, Albus pasti bangga padamu. Begitu pun dengan orang tuamu," seru McGonagall sambil menepuk pundak muridnya itu.

Harry tersenyum kecil sambil mengangguk, orang tua angkatnya telah mengatakannya semalam. "Ada apa professor. Aku yakin ada yang ingin dibicarakan selain ucapan selamat,"

"Ya kau benar Harry, sebelum meninggal Albus menitipkanku surat dan vial miliknya. Katanya harus dibuka saat perang berakhir. Aku akan tinggalkan ruangan ini sebentar agar kau bisa menyesuaikan," ucap Minerva keluar ruangan.

Begitu Minerva keluar, Harry segera merobek surat dan membacanya.

Harry,

Selamat nak, kau telah berhasil. Maafkan aku yang tidak bisa menemanimu dan aku harap banyak orang-orang baik yang mendukungmu.

Sekarang aku akan memberitahukanmu sesuatu yang seharusnya sudah lama kau ketahui. Maafkan aku nak yang menyembunyikannya darimu selama bertahun-tahun.

Harry, lima tahun setelah Harry Potter lahir, anak kecil itu meninggal dunia akibat perlakuan kejam paman dan bibinya dan aku tidak tahu harus melakukan apa saat itu. Di saat bersamaan, putra bungsu keluarga Malfoy, Arcturus Malfoy hampir tewas saat usianya 3 tahun akibat kebakaran yang dilakukan lawan politik dalam upaya penculikan. Elfku, Ellie menemukannya hanyut di sungai dengan berbagai bentuk luka yang mengerikan akibat ulah penculik. Untungnya dalam seminggu anak itu dengan cepat membaik.

Kami senang anak itu segera membaik, tapi kami tidak bisa mengembalikannya. Tidak saat keluarga Malfoy sedang kacau-kacaunya dan sedang memanasnya situasi politik saat itu, jadi maaf kami memasangkan mantra glamor pada anak itu dan menjadikannya Harry Potter dengan tambahan ramuan penambah umur. Setidaknya situasi lebih aman dengan meng-obliviate keluarga Dursley tentang kematian Harry Potter dan aku mengawasi keluarga itu Harry dengan bantuan Arrabella Figg, agar sikapnya padamu membaik.

Lalu bertahun-tahun setelahnya, kami tidak bisa mengembalikanmu Harry, tidak saat Draco berakhir menjadi pelahap maut dan saat aku melihat wajah kedua orang tuamu yang tidak menginginkanmu menjadi pelahap maut seperti Draco.

Aku telah memberitahukan keluarga Malfoy tentang identitasmu tepat setelah Voldemort atau Tom meninggal. Keputusan untuk melepas glamor ada pada dirimu sendiri Harry. Sekali lagi maafkan aku.

Albus P. W. B. Dumbledore

===
Hi.. selamat membaca.. :)

~farah

Unexpected Malfoy [Harry Potter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang