TOK! TOK!
Suara ketukan pintu menhalihkan perhatiannya."Siapa?" ~ Tanyanya
"Bibi"~ Hanum membuka pelan pintu
"Masuk bi"~ Ucap dina
"Lagi apa sayang?"~ Tanyanya
"Belajar bi, ohya ada apa yah bi?"
"Ada yang ingin bibi bicarakan, tapi nanti deh setelah kamu selesai belajar"
Dengan segera Dina membereskan buku-bukunya di meja,lalu menaruh buku itu dalam tasnya, Dina merasa penasaran apa yang ingin bibinya bicarakan, tidak biasanya bibi menggantung omongannya.
"Bibi mau bicara apa? Hmm.. Dina punya salah yah bi? kalau Dina punya salah Dina minta maaf"~Ucapnya lalu menunduk
Hanum mengelus pundak Dina "Ngak kok sayang kamu ngak punya salah kok"
"Trus bibi mau bicara apa?" ~Tanyanya
"Jadi gini Din om kamu yang ada di jakarta tadi nelfon kamu taukan om Baron?"
Dina mencoba mengingat orang yg telah disebutkan oleh bibinya
"ngak bi"~Jawabnya polos
"Ituloh orang yang berbadan tinggi yang datang pas bunda kamu meninggal, ayahnya Rafa"
"Ohh ayahnya rafa.. dia bilang apa bi?"
"Dia nyuruh bibi bawa kamu ke rumahnya"
"Dengan tujuan?"
"Sebenarnya om Baron mau ngejodohin kamu sama Rafa"
"Hah!! dijodohin?"~Ucap Dina kaget
"Iya kamu mau kan?"
"Tapi Dina kan masih sekolah ma..masa udah mau di jodohin, Dina ngak mau cepat nikah"
"Masalah sekolah kamu akan tetap sekolah,om kamu punya sekolah di kota dia bakalan nyekolahin kamu di sekolah itu sama anaknya"
"Tapi Dina ngak mau cepat nikah dan Dina juga ngak mau ninggalin kam..."~Belum sempat Dina melanjutkan ucapannya langsung di potong oleh bibinya
"Ngak ada penolakan Dina kamu harus mau,kamu itu harusnya berterimah kasih sama om kamu, dia itu niatnya bukan cuma mau ngejodohin kamu dia juga mau ngerawat kamu, dia itu kasihan sama kamu karna udah ngak punya orang tua"
Seketika air mata Dina jatuh mendengar ucapan terakhir bibinya
"Maaf dina"~ Ucapnya sambil menghapus air mata Dina
"Kamu tahu bunda kamu dulu pernah bilang dia mending anaknya dijodohin sama keluarganya dari pada harus dijodohin sama orang lain,kamu tahu kenapa bunda kamu bilang kayak gitu?"
Dina menggeleng dengan sesegukan
"Karna kalo misalnya sama keluarga kita kan udah tau sifatnya itu bagaimana sedangkan orang lain kita ngak tau orangnya itu gimana"
"Bibi yakin Dina bunda kamu pasti bahagia kalo kamu nerima perjodohan ini karna ini memang keinginannya dari dulu"~Ucap hanum meyakinkan Dina
"Dina kamu mau bunda kamu bahagia kan?"
Dina menggangguk dengan memperlihatkan raut wajahnya yang semangat
"Yaudah terima perjodohan ini yah nak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafazka
Teen FictionAzkadina Kirei Syahira Gadis cantik Syar'i sederhana yang memiliki alis tebal,dan pipi chubby, yang meharuskan menerima perjodohan dengan sepupunya karena tidak ingin mengecewakan keluarganya. Gadis ini memiliki masa lalu yang kelam namun tak disang...