Tiga: Hari Pertama

32 16 12
                                    

Bunda.....,"lirih Dina. Tubuh perempuan itu meluruh dan menjadikan lututnya sebagai tumpuan.kedua matanya kembali mengeluarkan air mata. Dina ingin mengakhiri semuanya tapi dia tak tau harus bagaimana.

"Dina kamu kenapa nak?"

Sebuah pelukan hangat itu berhasil meredakan tangisannya. usapan lembut penuh kasih sayang yang sudah lama tidak dina rasakan itu membuat perasaanya semakin terasa tenang. Mendengar suara itu sepertinya tidak asing baginya Saat ia mengangkat wajahnya ia kaget melihat seseorang yang ada didepannya wanita itu sangat cantik wajahnya putih berseri seri, meskipun wajah itu keriput tapi aura kecantikan tidak pernah hilang. antara ingin bahagia dan sedih melihat kehadirannya. sosok yang sangat ia rindukan selama ini, sosok yang selalu menjadi pendengar yang baik untuk dina kini hadir kembali menemani dina

"Bundaaa hiksss"

Ya wanita paruh baya itu adalah bundanya ia pun langsung memeluknya dengan peraasaan rindu yang amat dalam.

"bunda Dina nggk mau dijodohin sama kak rafa,rafa gk suka sama Dina, afa jg jahat sama Dina" keluhnya dengan tangisan. Bundanya pun membalas pelukan putrinya dan mengelus kepalanya

"Dina kamu gak boleh ngomong kayak gitu, rafa orangnya baik kok, bunda yakin Rafa pasti bisa jaga kamu kayak dulu, nanti Rafa pasti sayang sama kamu, tapi untuk sekarng Rafa masih butuh waktu buat nerima semuanya, jadi kamu harus sabar ya nak"

"Nggk bunda Dina gak mau! Aku mau ikut aja yah sama bunda, aku nggk mau disini gk ada yang sayang sma Dina orang terdekat kita semuanya benci sama Dina jadi buat apa Dina hidup cuma ingin dibenci hiks hiks.."Tatkala bundanya meninggal semua saudaranya saudaranya membencinya karena mereka berfikir bahwa yang menyebabkan bundanya meninggal itu gara gara Dina

Entah Kesalahan apa yang diperbuat Dina Dimasa lalu

"tolong bunda bawa aku kemana pun bunda pergi..."

"Dina bangun sayang"

" Bunda " teriaknya

saat ia bangun ia tidak melihat bundanya disamping dan ternyata itu hanyalah mimpinya Bibinya  tampak heran melihat keadaan keponakannya itu pun bertanya

"Kamu keapa? Kenapa mata kamu sembab ? Kamu nangis lagi? "

Tanpa menjawab pertanyaan bibinya Dina lngsung memeluk erat bibinya. Bibinya merasa bingung dengan kelakuannyaDina...

"Bibi kita pulang aja yh, Dina gk mau disini, Rafa nggk suka sama dina"

"Nggk Dina kamu tetap disini kamu jangan ngecewain om kamu Dina, kamu harus menghargai kebaikan dia"

ayah Rafa memang baik sama Dina dia ingin membiayai pendidikan dan hiaya hidupnya. Bukannya Dina nggak ngehargai kebaikannya malah Dina sangat berterimakasih. Tapi mau gimanapun Dina harus tau diri, salah satu tuan rumahnya tidak menyukainya

"Ohya Dina bibi hari ini mau Balik kampung om kamu tdi soalnya nelfon nyuruh bibi pulang"

"Tapi Dina nggk mau ditinggal sendiri"

"Mulai sekarang kamu harus belajar mandiri, Kamu gak boleh bergantung lagi sama orang. ah... udahlah Dina kamu gak usah mikirin itu lagi yah, sekarang kamu siap siap gih ini hari pertama kamu sekolah loh"

"Baik bi."
                  
   
                        ***********

SMA friendwich high school itu adalah sekolah yang paling bergengsi di kota ini, sekolah ini adalah sekolah yang akan Dina tempati untuk melanjutkan pendidikannya. sekolah ini benar benar luas dan mewah sekolah ini memiliki gedung yang tinggi dan ruangan kelas berlantai 3 yang berjumlah banyak serta dengan lapangan yang cukup luas dan terdapat musholla yang ada di bagian barat. Jika dibandingkan dengan sekolah dina dikampung mungkin perbedaanya sangatlah jauh karna disekolahnya dulu hanya terdapat 5 kelas dan kantor yang berukuran sederhana seperti rumh kayu stengah batu, dan lapangannya hanya bisa dipakai main volly dan takrow. Namun itu tidak mematahkan semangat para siswa untuk belajar yang pentingkan bisa dapat ilmu, karna mereka yakin ilmulah yang bisa membuat hidup kita terarah.

RafazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang