prolog

17 1 0
                                    

       Sakit... Rasanya sangat sakit sekali, tetapi tidak sesakit hatiku...
       Tuhan ini tidak adil sama sama sekali aku bahkan tidak pernah sedikitpun berniat untuk mencelakainya...
       Bukan, bukan aku yang melakukannya..
Aku hanya kebetulan berada di sana saat itu.
       Perempuan itu... Dia sendiri yang mencelakai dirinya tetapi kenapa semua orang tidak ada yang mempercayaiku???

Pikir seorang wanita yang tengah diikat di sebuah kursi kayu. Keadaan wanita itu tidak dapat dibilang baik. Rambut yang acak-acakan, pakaian yang kotor oleh darah yang kering, tubuh yang memiliki banyak sekali luka sayatan.
Ditengah lamunannya, tiba-tiba terdengar bunyi suara pintu dibuka. Wanita itu langsung bergetar hebat. Meski tidak melihat siapa orang yang masuk ke ruangan itu perempuan itu tahu bahwa hanya orang itulah yang masuk kedalam ruangan ini. Orang yang telah menyiksanya selama ini.

    Cklek....

    Terdengar bunyi pintu dibuka. Orang tersebut melangkahkan kakinya menuju seseorang yang saat ini sedang diikat di sebuah kursi kayu. Orang itu berjalan sambil menyeret sebuah pedang tumpul.

Crrttt crrttt...
( Bayangkan bunyi pedang yang bergesekan dengan lantai )

Orang itu segera berjalan mendekati wanita itu. Dan tanpa aba-aba pria itu langsung menusuk tepat pada perut wanita itu dan berkali-kali pria itu mengoyak wanita itu.

   " To.. tolong b bunuh sa ja aku" mohon wanita itu
   " Ha.. kematian terlalu ringan untuk penjahat sepertimu!" Jawab pria itu

   " Aakhhh..." Teriak wanita itu ketika pria itu mulai mengukir sebuah nama di lengan wanita itu.
 
Sungguh wanita itu sudah tidak kuat lagi. Tetapi pria itu malah menikmati teriakan wanita itu.

   " Baiklah kamu bilang untuk mengakhiri hidupmu saja bukan" kata pria itu dengan smirk kejamnya.
   " Karena saat ini suasana hatiku sedang baik aku akan menerima permintaanmu." Kata pria itu datar.

Tanpa aba-aba pria itu langsung menusuk wanita itu tepat pada jantungnya.

         Braakkkk....

Tepat pada saat itu juga pintu di dobrak dan muncullah 5 wanita.

         Dooorrrrrr...

Suara tembakan menggema di ruangan itu, dan bruk pria itu langsung tumbang begitu saja. Tembakan itu mengenai kepala pria itu.

Tanpa berlama-lama ke-5 wanita itu segera berlari menuju wanita yang saat ini sedang sakaratul maut.

   " Lya!!!!", Teriak wanita 1, ketika sudah berada di depan temannya.
   " Lya, aku mohon bertahanlah...", Kata wanita 2

Orang yang dipanggil Lya itupun mencoba untuk membuka matanya. Dengan sisa tenaganya wanita itu mencoba untuk mengatakan sesuatu kepada ke-5 wanita yang mungkin itu adalah kata-kata terakhirnya, " te... terima k asih se semuanya"

    " Lya hiks ka kami hiks minta maaf hiks karena sudah datang terlambat hiks", kata wanita ke-3 itu dengan air mata yang sudah mengalir deras.

   " Ja jangan katakan itu" kata Lya dengan lirih tapi dapat didengar oleh ke-5 wanita itu.

   " Apa maksudmu Lya ini ini salah kami seharusnya kami datang lebih cepat dari ini", kata wanita ke-4 dengan suara datar tetapi terbesit rasa bersalah.

   " Itu benar! Sahabat macam apa kita yang tidak berada saat sahabatnya sedang sekarat", lanjut wanita ke-5.

Lya yang mendengar penuturan sahabat-sahabatnya itu tersenyum lalu mengatakan sesuatu," tidak malahan aku merasa berterima kasih karena memiliki sahabat seperti kalian, terima kasih karena sudah mempercayaiku disaat semua orang mencemohku"

Tanpa sadar setetes air mata jatuh tanpa diminta saat Lya mengatakan hal itu. Lya benar-benar berterima kasih kepada para sahabatnya itu, disaat semua orang mencaci maki dirinya hanya merekalah yang tetap ada disisinya dan membelanya.

   " Jangan katakan hal seperti itu Lya teman-teman yang lain juga mempercayaimu , karena itulah aku hiks mohon jangan hiks tinggalkan kami hiks hiks", kata wanita ke-2 panjang lebar.

   " Benar itu benar", kata wanita ke-1 mencoba membenarkan.

Lya tahu hal itu, malahan Lya sangat tahu bahwa teman-teman sekolahnya mendukungnya.

   " Terima kasih semuanya terima kasih dan aku mohon setelah kepergianku hiduplah dengan bahagia", Kata Lya.

Setelah itu Lya mulai menutup matanya.




























Lya benar-benar tidak tahu saja bahwa setelah kematiannya teman-temannya membantai habis orang-orang yang menjadi penyebab penderitaannya

back to the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang