# CHAPTER 6

454 69 12
                                    

# festival !

# festival !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▃▃▃▃▃▃▃▃


















Elliot suka dengan festival.

Itu tentu saja adalah sesuatu hal yang jelas. Hal ini dikarenakan begitu banyak jajanan yang bisa Elliot nikmati di festival serta suasana yang meriah dan menggembirakan yang bisa Elliot dapatkan dari festival merupakan sesuatu yang sangat membahagiakan untuk nya.

Ayolah siapa yang tidak suka?

Kalaupun ada, mungkin orang ini hanya tidak suka keramaian dan banyak orang.

Tapi yang jelas, Elliot bukan salah satu diantara mereka. Karena itu ia segera berjelajah di festival dan mencari stand-stand makanan.


Kali ini yang mendampingi nya berjelajah mencari makanan bukanlah Jay melainkan Leng. Entah kemana Jay pergi.

Karena orang luar yang bukan berasal dari sekolah Jaewon dapat menghadiri festival untuk meriahkan suasana.

"Apa kau yakin makanan yang dijual anak-anak disini enak?" Leng nampak skeptis dengan stand makanan dari berbagai macam jurusan. Bahkan mukanya yang jijik itu dapat menghalahkan muka jijik Elliot.

"Kalau tidak enak tinggal aku buang," jawab Elliot acuh tak acuh seolah-olah makanan dan minuman yang ia beli bukan menggunakan uang melainkan daun.

Apa semua orang beruang seboros ini? batin Leng lelah dengan pemborosan yang sering Elliot lakukan.

Elliot yang mengetahui apa yang sedang Leng pikirkan pun menyeringai sambil mengedikkan bahu. "Hitung-hitung sebagai sumbangan."

Kedua orang tampan dan cantik satu ini pun berhenti di sebuah stand aneka roti yang cukup menggugah selera.

Elliot ingin mengatakan sesuatu tapi pertengkaran antara senior dan junior satu ini sungguh lucu.

"Kakak kelasmu ini sedang berusaha menjual tahu!"

"Kan anak kelas 1 yang harusnya jualan! Kenapa ada kakak disini?!" balas sang junior dengan nada suara frustasi.

Elliot maupun Leng tidak mengganggu pertengkaran keduanya.

Lalu sang senior pun menunjukkan sebuah pisau kue dari balik kemeja putih nya sambil mengeluh dan menangis ria.

"Padahal pisau kue ini yang telah di kasih turun temurun akan kuberikan pada kau!" kata sang senior dengan dramatis. "Pisau yang penuh dengan jiwa dan harga diri para kakak kelas sebelumnya!"

THE LOVER BOY  lookismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang