Hari ini, seperti biasa. Ikeda Hyoma berjalan di halaman universitas nya, dia baru saja sehat kembali setelah sakit beberapa lama di rumah sakit. Ya karena dia senang jadi yang terbaik di angkatan nya, dan lihat semua mata berdecak kagum menatap nya. Ralat hampir semua, kecuali seorang gadis yang berjalan begitu saja melewati nya. Ekspresi gadis itu biasa saja, seolah dia hanya melewati lahan kosong.
"Hey gadis bisu kau itu harus nya tidak asal lewat begitu saja, lihat itu ada Hyoma-senpai dia mau lewat, kau itu bisa tidak sopan sedikit?!" Hardik seorang gadis dengan rambut se bahu, Yulia nama nya, gadis itu adalah gadis populer di angkatan baru. Ok Hyoma lupa, dia harus tidak masuk selama beberapa hari dan hanya mendengar cerita dari teman-teman dan saudara nya, dia baru tau Yulia ini di angkatan baru yang ada, dia tak mengenali gadis tadi, yang sekarang bahkan seolah tak mendengar.
"Gadis itu, dia bahkan tak menggubris saat orang berbicara dengan nya?" Kesal Reo kakak tertua Hyoma, Reo adalah orang yang sangat berpegang teguh pada tata krama, ya jadi wajar dia marah
"Sudah lah, gadis itu ku dengar dia itu tak pernah berbicara atau pun menggubris panggilan, mungkin dia bisu dan tak bisa mendengar," Ucap Yoshida Jinto, salah satu teman Hyoma yang ada di sana, dia juga menjabat sebagai ketua BEM saat itu, dengan sahabat nya sebagai wakil ketua BEM
"Tidak juga, jika kua tidak mengenal nya dengan dekat kau belum mampu untuk memahami nya, tapi ku saran kan menjauh lebih baik," Ucap Haruki, sahabat Jinto yang menjabat sebagai ketua BEM, dia juga menjabat sebagai wakil ketua BEM, teman Hyoma juga
"Kau kenapa sih Haruki, seolah menyuruh kita untuk memahami nya, tetapi tak mengizinkan kita mendekati nya," Ucap Jinto bingung
"Sedari kemarin kau selalu mengatakan itu," Ucap Hayate salah satu kakak angkat Hyoma selain Reo, wajah nya yang rupawan dan senyum nya yang manis membuat banyak wanita jatuh hati padanya
"Aku tidak melarang, hanya saja pilihan ada di tangan kalian, apalagi Hyoma adalah tipe orang yang penasaran, ingat ini tidak seperti permainan Hyoma," Ucap Haruki sembari memegang pundak Hyoma lalu berlalu pergi
Hyoma yang tadinya melamun kini langsung berbalik menatap ke arah Haruki, dia kemudian tersenyum. "Tak akan, sekali aku bilang tak akan berarti itu tak akan, ketika aku sudah memilih nya maka dia adalah tujuan ku, dan tak akan ku permainkan, karena aku adalah Ikeda Hyoma, sekali mendapat hal menarik, tak akan ku lepas sampai kapan pun," Ucap Hyoma, Haruki yang mendengar nya hanya menghela nafa saja
"Ku harap kau tidak membuat korban selanjutnya hadir lagi, dan dapat menghentikan itu," Gumam Haruki, tapi dia tak tau Hyoma mendengar nya, hanya Hyoma yang kemudian menampakan senyum
______________________________________"Ikeda Hyoma, rupanya kau penasaran ya? Heee, baik lah mari kita lihat permainan, apa akan menarik?," Ucap seorang gadis dengan bermain biola di tangan nya
______________________________________"Sudah putus saja ya selang nya, padahal baru bermain sebentar loh," Ucap seorang gadis dengan wajah sedih, "maap ya," Ucap nya sembari menatap orang di depan nya yang terus mengerang, "kalau ku bilang jangan dekat nurut ya, eh ini terakhir deng,"
______________________________________"Sungguh aku lelah, nee-cang aku ingin makan harimbo itu," Ucap seorang laki-laki kepada perempuan yang mirip dengan nya
"Seorang Ikeda Hyoma yang di kenal cool di Universitas, lihat lah dia sedang apa? Sedang merengek meminta harimbo kepada kakak perempuan nya," Ucap laki-laki lain yang cukup lebih pendek dari laki-laki yang merengek, ya yang merengek adalah Ikeda Hyoma
"Diam lah kau Tomoya, aku bukan kau yang dewasa terlalu cepat," Ucap Hyoma sinis
"Hey, ini memang waktunya, kita sudah kuliah loh, di banding kau jomblo melulu," Ucap laki-laki yang cukup lebih pendek dari Hyoma, Matsumura Tomoya
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Mencintai Mu
FanfictionCinta adalah hal yang rumit, pada kenyataan nya sebenanya sederhana. Cinta adalah rasa menerima, dan menyayangi tanpa melihat imbalan. Namun itu bukan lah cinta yang di maksud semua orang, aku masih belum memahami nya. Dunia yang lebih kejam dari ke...